Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Muhammad Ali Raih Gelar Juara Dunia Kelas Berat Pertamanya

Baca di App
Lihat Foto
AP/BBC
Muhammad Ali kalah saat melawan Joe Frazier pada 1971. Namun, Ali membalasnya pada 1974 dan 1975.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 56 tahun lalu, tepatnya 25 Februari 1964, Cassius Clay atau Muhammad Ali, yang baru berusia 22 tahun mengalahkan juara tinju kelas berat dunia, Sonny Liston. 

Cassius Clay juga berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya di kategori tersebut.

Sebelumnya, Liston mengalahkan mantan juara, Floyd Patterson, dalam satu ronde. Namun, Clay meramalkan bahwa ia akan menang dan melumpuhkan Liston dalam delapan ronde. 

Clay merupakan seorang anak muda cerdik yang kemudian dikenal sebagai Muhammed Ali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, saat melawan Liston, ia memerlukan sedikit waktu yang lebih lama untuk mewujudkan ramalannya.

Beberapa waktu setelah lonceng putaran ketujuh, ia baru berhasil menjadi juara kelas berat yang baru.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS Andrew Johnson Dimakzulkan

Awal mula bertinju

Cassius Marcellus Clay Jr. alias Muhammad Ali lahir di Louisville, Kentucky, pada tahun 1942. Ia mulai bertinju pada usia 12 tahun. 

Saat berusia 18 tahun, Clay telah mengumpulkan rekor sebanyak lebih dari 100 kemenangan dalam berbagai kompetisi amatir. 

Pada tahun 1959, ia memenangkan gelar kelas berat International Golden Gloves dan memperoleh medali emas kategori kelas berat ringan di Olimpiade Musim Panas di Roma pada tahun 1960.

Kemudian, Clay menjadi profesional di bidang tinju setelah olimpiade dan tidak terkalahkan dalam 19 pertarungan pertamanya.

Keberhasilan ini memberinya hak untuk menantang Sonny Liston, yang mengalahkan Floyd Patterson pada tahun 1962 untuk memenangkan gelar kelas berat. 

Pada 25 Februari 1964, sebanyak 8.300 penonton berkumpul di arena Convention Hall, Miami Beach, untuk menyaksikan apakah Cassius Clay dapat membuktikan perkataannya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 22 Februari 1967, Soekarno Serahkan Kekuasaan kepada Soeharto

Clay alias Ali berhasil membuktikan bahwa tidak mampu mengalahkan Liston. Liston sempat melukai bahu Clay pada ronde pertama.

Kemudian, ia memutuskan untuk menghentikan pertarungan di antara ronde keenam dan ketujuh. Saat itu, Liston dan Clay memiliki poin yang hampir sama. 

Beberapa orang menduga bahwa Liston sengaja memalsukan cedera, tetapi tidak ada bukti nyata yang mendukung klaim ini.

Berganti nama

Untuk merayakan kemenangan dari gelar kelas berat dunia, Clay pergi ke sebuah pesta privat di sebuah hotel di Miami.

Pesta ini dihadiri oleh temannya, Malcolm X, yang merupakan seorang pemimpin terkenal dari kelompok muslim Afrika-Amerika yang dikenal sebagai Nation of Islam.

Dua hari kemudian, Clay mengumumkan bahwa ia bergabung dengan kelompok tersebut. Pada tahun itu pula diketahui bahwa Clay merupakan keturunan budak Kentucky yang melarikan diri.

Ia menolak nama yang diberikan kepadanya sejak lahir oleh seorang pemilik budak dan mengambil nama muslim Muhammad Ali. 

Muhammad Ali menjadi salah satu tokoh olahraga paling besar pada abad ke-20 dengan pengaruh sosial serta politik dan kecakapan dalam olahraga yang dipilihnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terbunuhnya Malcolm X, Tokoh Nasionalis Afro-Amerika

Setelah berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak sembilan kali, gelar tersebut dicopot pada tahun 1967 setelah ia menolak masuk ke Angkatan Darat AS.

Pada tahun itu, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena melanggar UU.

Namun, ia diizinkan untuk tetap bebas saat ia mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Popularitasnya anjlok, tetapi banyak orang di seluruh dunia memuji sikapnya yang berani menentang.

Kembali ke ring tinju

Pada tahun 1970, Ali diizinkan untuk kembali ke ring tinju. Pada tahun berikutnya, Mahkamah Agung AS membatalkan dakwaan.

Ali kembali mendapatkan gelar kelas berat pada 1974, saat ia melawan George Foreman di Zaire.

Ia berhasil mempertahankan gelar tersebut dalam kontes 15 putaran yang brutal melawan Joe Frazier di Filipina pada tahun berikutnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Astronot AS John Glenn Jalankan Misi Terbangkan Friendship 7

Ali kehilangan gelar tersebut pada tahun 1978, saat ia dikalahkan oleh Leon Spinks. Akan tetapi, ia mengalahkan Spinks dalam pertandingan ulang yang digelar.

Status ini menjadikan Ali sebagai petinju pertama yang memenangkan gelar kelas berat tiga kali. 

Ali pensiun pada tahun 1979, tetapi ia kembali ke ring sebanyak dua kali di awal 1980-an.

Kemudian, ia didiagnosis mengidap sindrom Parkinson pugilistik.

Sejak itu, ia mengalami penurunan fungsi motoriknya secara perlahan. Kemudian, Ali dimasukkan ke dalam Intenational Boxing Hall of Fame pada tahun 1990.

Pada tahun 1996, ia menyalakan api olimpiade pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas di Atlanta, Georgia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Schroeder, Pasien Pertama Penerima Jantung Buatan Keluar RS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi