Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal KRI Soeharso, Kapal untuk Evakuasi WNI di World Dream

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
KRI Soeharso -- Sebuah truk yang usai menurunkan logistik keluar dari KRI dr Soeharso-990 di Dermaga Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Kamis (28/10/2010). KRI dr Soeharso-990 bertolak menuju Teluk Wondama, Wasior, Papua Barat, membawa tenaga medis dan logistik untuk pemulihan korban banjir bandang.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Besok, Rabu (26/02/2020) Kapal KRI dr. Soeharso direncanakan dikirim pemerintah Indonesia untuk menjemput 188 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream di Selat Durian, Riau. 

Nantinya mereka akan dievakuasi ke Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Seribu, DKI Jakarta.

Lantas, apakah itu Kapal KRI dr. Soeharso yang digunakan untuk mengevakuasi WNI dari kapal World Dream?

Mengenal Kapal KRI dr. Soeharso 

Mengutip dari Harian Kompas Sabtu (21/09/2013) Kapal KRI dr. Soeharso memiliki panjang 122 meter, bobot isi 16.000 ton serta berat kosong 11.394 ton. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir dari Website Dinkes Surabaya kapal ini mampu mengangkut 3000 penumpang dan 400 awak kapal.

Kapal KRI dr. Soeharso merupakan satu-satunya jenis kapal rumah sakit di Indonesia.

Meski KRI dr. Soeharso adalah Kapal Rumah Sakit, namun kapal ini tetap dilengkapi dengan persenjataan.

Di antaranya adalah meriam bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) serta 2 buah senapan mesin 12,7 mm.

Baca juga: 188 WNI di Kapal World Dream Akan Dijemput dengan KRI Soeharso

Kapal ini merupakan kapal yang dulunya bernama KRI tanjung Dapele 972. Kapal tersebut diberi nama dr. Soeharso - 990 diambil dari nama dokter yang berjasa dalam kemerdekaan RI.

Awalnya kapal ini berjenis kapal Bantu Angkut Personel (BAP) di bawah jajaran organik Satuan Kapal Amphibi Komando Armada Timur, hingga kemudian menjadi kapal Bantu Rumah Sakit (BRS).

Semasa terjadi bencana besar seperti tsunami, kapal ini tak pernah absen untuk turun tangan.

Namun ketika masa tenang, kapal ini merupakan salah satu tulang punggung pelayanan medis di wilayah terpencil.

Baik KRI dr. Soeharso maupun kapal sejenis lain adalah bagian penting peran nontempur TNI di masyarakat untuk menghadirkan eksistensi pemerintah di daerah-daerah perbatasan sebagai pengayom masyarakat.

Baca juga: WNI Penumpang Diamond Princess Rencananya Dievakuasi dari Jepang dengan KRI Soeharso

Sepak Terjang KRI dr. Soeharso 

Sudah banyak catatan sepak terjang kapal ini. Di antaranya pada gempa-tsunami di Sulawesi Tengah di mana kapal ini membantu para korban dalam hal perawatan maupun operasi patah tulang.

Pada (28/10/2010) Harian Kompas pernah mencatat, kapal ini membawa tenaga medis dan logistik untuk pemulihan korban banjir bandang.

Harian Kompas Senin (12/10/2009) juga pernah mencatat aksi kapal ini saat membantu korban akibat gempa di Padang pada (30/09/2009).

Saat itu, seorang korban bernama Bainar (82) yang kesulitan mendapat perawatan medis lantaran rumah sakit di Kota Padang rusak parah akhirnya dioperasi di kapal ini.

Kapal dr. Soeharso memang dirancang sebagai kapal bantu rumah sakit (BRS).

"Bila RS di darat rusak, KRI dr. Soeharso bisa membantu fungsi RS karena kapal ini didesain khusus sebagai RS," tutur Kepala Dinas Kesehatan Armada Timur Kolonel Laut (K) dr Arie Zakaria SpOT, FICS saat itu.

Baca juga: Virus Corona Disebut Musuh Tak Terlihat, 5 KRI Jaga Perbatasan Antarnegara

Fasilitas KRI dr. Soeharso

Kapal KRI dr. Soeharso merupakan rumah sakit apung yang setara dengan rumah sakit tipe B.

Di dalam kapal ini tersedia ruang rawat inap, unit gawat darurat (UGD), dan tiga kamar operasi lengkap dengan peralatan termasuk alat rontgen.

Untuk rawat jalan tersedia tujuh poliklinik yang mempunyai fungsi masing-masing seperti poliklinik anak, gigi, mata, THT (Telinga Hidung Tenggorokan) dan saraf.

Kapal KRI dr Soeharso juga dilengkapi dengan apotek dan kamar jenazah.

KRI dr Soeharso juga dilengkapi dengan satu landasan heli dengan hanggar yang bisa memuat dua helikopter.

Kapal ini tidak bisa berlayar dengan kecepatan tinggi, kecepatan maksimalnya adalah 13 knot.

Kapal juga dilengkapi dengan alat penstabil gerakan untuk mengurangi guncangan saat berlayar di laut lepas.

Baca juga: 5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga Amankan Perairan Natuna

 

Pelayanan medis di kapal ini akan dihentikan sementara apabila gelombang mencapai ketinggian empat meter.

Kapal ini juga didesain untuk mandiri seperti halnya soal air bersih. Kapal dilengkapi penjernih air yang bisa mengubah air laut menjadi air tawar bersih untuk beragam kebutuhan.

Kebutuhan oksigen dan pendingin udara juga disediakan dari tabung oksigen yang penyimpanannya dipisah.

Kebutuhan operasional kap ini berdasarkan catatan Harian Kompas Senin (12/10/2009) menyedot biaya operasional hingga 200 juta per hari.

Kapal ini sendiri tiba di Indonesia pada tahun 2003. Namun kapal buatan Korea ini baru dioperasikan pada tahun 2007.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Indonesia Siagakan 5 KRI di Perbatasan RI-Singapura

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi