Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Meluas, Mengapa Virus Corona Covid-19 Belum Disebut Pandemi? Ini Kata WHO

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FABRICE COFFRINI
Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada 30 Januari 2020. Tedros mengumumkan status darurat dunia atas virus corona yang hingga saat ini, sudah membunuh 212 orang di China.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum menyebut virus corona Covid-19 sebagai pandemi, meskipun kekhawatiran terhadap virus ini terus meningkat.

Pasalnya, terjadi lonjakan yang cukup besar untuk wabah ini di luar China, seperti di Italia, Iran, dan Korea Selatan.

"Penggunaan kata pandemi saat ini tidak sesuai dengan faktanya. Tetapi justru dapat menimbulkan ketakutan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pengarahan seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (25/2/2020).

Menurut Tedros, wabah Covid-19 belum sampai ke kriteria untuk disebut sebagai pandemi. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yang kami lihat adalah epidemi di bagian-bagian yang berbeda di dunia, memiliki dampak berbeda dalam cara yang berbeda pula," tambah dia.

Mengutip CNN, ia mengungkapkan, penggunaan kata pandemi pada sebuah wabah didasarkan atas penilaian sebaran geografis virus, keparahan, dan dampak terhadap masyarakat.

Untuk saat ini, WHO belum melihat adanya kondisi tersebut pada Covid-19.

Meski demikian, ia menyebut adanya kemungkinan menyebut virus ini sebagai pandemi dalam waktu dekat apabila seluruh kriteria pandemi terjadi.

Baca juga: Update Situasi Terkini Wabah Virus Corona di 9 Negara Timur Tengah

Tentang pandemi

Kata "pandemi" digunakan untuk menggambarkan sebuah penyakit serius yang menyebar dengan tidak terkontrol di dunia. 

"Kami telah melihat adanya epidemi di China. Dan baru-baru ini, wabah besar terjadi di Korea Selatan, Iran, dan Italia. Jika wabah tersebut tidak dapat dikontrol, Covid-19 dapat disebut sebagai pandemi," kata Profesor Epidemi Penyakit Menular dari University of Edinburgh, Mark Woolhouse. 

Menurut Mark, implikasi dari kondisi terkini adalah banyaknya negara berbeda di dunia yang mungkin menjadi sumber infeksi Covid-19. 

"Ini membuat jauh lebih sulit bagi satu negara untuk mendeteksi dan mengendalikan kasus-kasus 'impor' di sebuah negara," tambah dia.

Namun, WHO menyebut China telah mampu mengendalikan wabah ini di negaranya.

Tim internasional yang dikirim oleh WHO, mengatakan, virus telah mencapai puncaknya antara 23 Januari dan 2 Februari 2020.

Tedros menambahkan, peningkatan yang mendadak dalam kasus-kasus baru tentu sangat memprihatinkan dan menjadi dorongan kepada seluruh negara untuk mempersiapkan diri jika pandemi benar-benar terjadi. 

"Kasus-kasus baru di luar China semakin memperkuat dorongan bagi seluruh negara untuk memastikan kesiapan mereka terhadap Covid-19," kata Tedros.

Baca juga: 60 Kasus Baru, Berikut Perkembangan Terkini Virus Corona di Korea Selatan

Semakin mengkhawatirkan

Contoh kasus yang disebut mengkhawatirkan adalah munculnya virus corona di Italia dan Iran tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Hingga kini, di Italia tercatat 229 kasus infeksi virus corona COVID-19 dengan tujuh kasus kematian.

Sementara, di Iran, dilaporkan setidaknya 50 orang meninggal di kota  Qom, akibat virus corona. 

Lonjakan mendadak juga terjadi di Korea Selatan. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah infeksi di negara tersebut telah mencapai 893 kasus per Selasa (25/2/2020).

Mengutip The Guardian, sebagian ahli mengatakan bahwa sulit dipercaya jika COVID-19 saat ini tidak akan benar-benar menyebar ke seluruh dunia. 

"Saat ini, kami telah menganggap virus ini sebagai pandemi dalam semua aspek, kecuali nama yang disematkan. Dan hanya masalah waktu sebelum WHO mulai menggunakan istilah itu untuk menyebutnya," kata Dr Bharat Pankhania dari University of Exeter Medical School.

Baca juga: Cerita Warga Italia, Stok Bahan Makanan dan Berburu Masker karena Khawatir Virus Corona...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Virus Corona, Gejala dan Cara Pencegahannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi