Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Pasien Meninggal di RSUP Kariadi Semarang karena Virus H1N1 Pdm09, Bukan Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menyatakan, pasien yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan bukan karena virus corona Covid-19.

Sebelumnya, pasien ini sempat disebut suspect virus corona karena gejala yang dianggap hampir sama.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantoro, M.Kes mengatakan, hasil diagnosis akhir menunjukkan pasien tersebut terjangkit virus H1N1pdm09.

"Pasien yang dinyatakan suspect dan meninggal di RSDK (RS Dr Kariadi) Semarang, setelah hasil laboratoriumnya keluar dinyatakan bukan karena Covid-19," kata Anung saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/2/2020) siang.

Anung menyebutkan, yang bersangkutan mengalami gagal napas akibat infeksi paru bagian bawah yang diakibatkan oleh virus H1N1pdm09.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pasien Suspect Corona Meninggal di RSUP Kariadi Semarang: Jenazah Dibungkus Plastik

Sebelumnya, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi Fathur Nur Kholis mengatakan, pasien itu meninggal karena penyakit bronkopneumonia.

Penyakit ini membuat paru-parunya mengalami kerusakan akibat infeksi, bukan karena virus coron.

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan terjadi peradangan pada paru-paru.

Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko menjelaskan, proses pemakaman jenazah pasien itu telah sesuai prosedur pencegahan virus corona.

Saat akan dimakamkan, tubuh jenazah dibungkus plastik.

"Pada saat memandikan jenazah pasien, petugas memakai alat pelindung diri dari baju, masker, kacamata, topi sesuai prosedur. Area jalan ke kamar mayat juga kita bebaskan. Lalu jenazahnya diberi penutup terbungkus plastik untuk memastikan agar tak menular ke keluarganya," ujar Agoes, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

Pasien itu disebut mempunyai riwayat perjalanan dari Spanyol dan transit di Dubai.

Yang bersangkutan menjalani perawatan di ruang isolasi ICU RSUP Kariadi.

Sebelumnya, rumah sakit ini juga merawat dua pasien lain suspect virus corona, yaitu WNI yang baru pulang dari luar negeri dan warga negara Jepang.

Keduanya telah dipulangkan karena tak terjangkit virus corona.

Baca juga: Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah karena Virus Corona, Apa Kata Biro Perjalanan?

H1N1 pdm09

Dilansir dari cdc.gov, H1N1 pdm09 merupakan virus influenza A yang muncul pada musim semi tahun 2009.

Virus pertama kali terdeteksi di Amerika Serikan dan menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika Serikat bahkan di dunia.

Virus ini mengandung kombinasi unik dari gen influenza yang sebelumnya tidak diidentifikasi pada hewan dan manusia.

CDC memperkirakan, sejak 2009 hingga 2018, influenza A H1N1pdm09 telah menyebabkan setidaknya 100,5 juta penyakit, 936.000 rawat inap dan 75.000 kematian.

Baca juga: Suspect Virus Corona di RS Kariadi Meninggal karena Bronkopneumonia

Update corona

Seperti diketahui, virus corona telah menyebar ke berbagai negara di luar China, yang merupakan tempat pertama kali virus ditemukan.

Hingga Kamis siang, terdapat 82.164 kasus terkonfirmasi positif terpapar virus corona. Mayoritas kasus ini terjadi di daratan China.

Baru-baru ini, virus corona menyebar dengan cepat di Korea Selatan.

Sebanyak 1.595 kasus ditemukan positif terjangkit virus Covid-19 dan 13 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sejauh ini, virus yang diduga berasal dari hewan tersebut telah menewaskan 2.801 orang dari berbagai penjuru dunia.

Meskipun telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang, sebanyak 32.872 orang dinyatakan pulih dari virus corona.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi