KOMPAS.com - Hari ini 63 tahun yang lalu, salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King dilahirkan pada 28 Februari 1956.
Terlahir di keluarga yang menggemari bulu tangkis, King telah akrab dengan raket sejak usia belia.
Harian Kompas, 15 Agustus 1973 memberitakan, dari tujuh bersaudara, King merupakan satu-satunya anak lelaki di keluarganya.
Meski demikian, dua kakak King, Megah Inawati dan Idawati adalah atlet bulu tangkis Indonesia. Sehingga banyak berperan dalam perkembangan King.
Sejak mengenal bulu tangkis, ayah King merupakan pelatih pertamanya.
Dilanjutkan dengan kakak iparnya, Agus Susanto ketika permainan King mulai menanjak.
Pada 1969, ia bergabung dengan Persatuan Bulu Tangkis (PB) Djarum Kudus, klub yang melambungkan namanya.
Baca juga: Mengenang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Johan Wahyudi...
Debut pertama
Debut King dimulai pada usia 16 tahun, kala ia terjun ke gelangang pertandingan bulu tangkis tingkat junior di Magelang pada 1972 dan sukses merebut gelar juara.
Di tahun yang sama, King juga berhasil memenangi Kejuaran POPSI untuk nomor tungga putra dan ganda putra bersama Kartono.
Prestasi serupa juga sukses direbutnya dalam ajang Munadi Cup. Dengan kesuksesan itu, nama King pun mulai banyak diperhitungkan dalam dunia bulu tangkis Jawa Tengah.
Pertandingan internasional pertama yang diikutinya adalah Invitasi Kejuaraan Dunia 1972.
Kendati dikalahkan oleh Sangob Ratatanusorn dari Muangthai, King memperlihatkan permainan yang memukau dalam turnamen itu.
Prestasi inilah yang kemudian menumbuhkan keinginan Budi Hartono, pemilik PB Djarum untuk mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
Karenanya, di tahun 1974, PB Djarum Kudus diresmikan dan diketuai oleh Setyo Margono.
Di tahun 1978, Liem Swie King menjadi pemain pertama PB Djarum yang menjuarai All England di sektor tunggal putra dan mempertahankannya di tahun berikutnya.
Prestasi ini sekaligus mencatatkan namanya sebagai juara tunggal putra ketiga dari Indonesia.
Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Legenda Bulu Tangkis Tati Sumirah
Tiga gelar juara
Sepanjang kariernya, atlet yang memiliki julukan "king smash" itu sukses meraih tiga gelar juara All England, yaitu 1978, 1979, dan 1981.
Namun, torehan prestasinya di kejuaraan All England itu masih kalah dengan idolanya, Rudy Hartono yang mampu memborong delapan gelar juara dalam kariernya.
King juga mengantarkan Indonesia dalam meraih gelar juara Thomas Cup 1976, 1979, 1982, 1984, dan 1986.
Jika dihitung dengan keikutsertaannya di ajang Grand Prix, tak terhitung prestasi yang diukir oleh King, baik sektor tunggal maupun ganda.
Namanya kemudian sejajar dengan atlet-atlet papan atas masa itu, seperti Morten Frost Hansen (Denmark), Han Jian (China), dan Prakash Padukone (India).
Prestasi yang diraih King tak terlepas dari kerasnya latihan pria kelahiran 28 Februari 1956 itu. Swie King juga dikenal sebagai pemain yang sering menambah porsi latihan sendiri, di luar program pelatih.
Selamat ulang tahun, legend!
Baca juga: Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta
Baca juga: Selain Bulu Tangkis, Ini Olahraga yang Cocok untuk Anak Sesuai Usia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.