Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus 55 Negara, WHO Naikkan Tingkat Ancaman Virus Corona ke Level Tertinggi

Baca di App
Lihat Foto
ANDREAS GEBERT
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus Pada rapat tahunan Munich Security Conference di Jerman 15 Februari 2020. REUTERS/Andreas Gebert
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada Jumat (28/2/2020) telah menaikkan status risiko dari virus corona ke level tertinggi.

Hal tersebut lantaran virus corona telah menyebar secara cepat ke sejumlah negara.

Melansir AFP (29/2/2020), virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut telah menyebar ke-9 negara baru selama 24 jam terakhir.

Di antaranya adalah Azerbaijan, Meksiko, Selandia Baru dan mencapai Afrika sub-Sahara dengan Nigeria melaporkan kasus pertamanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, pada Sabtu (29/2/2020), Korea Selatan melaporkan lonjakan jumlah kasus virus corona.

Melansir CNN (29/2/2020), kekhawatiran kemungkinan menjadi epidemik membuat Organisasi Kesehatan Dunia menaikkan waspada risikonya ke level tertinggi.

"Kami sekarang telah meningkatkan status tentang risiko penyebaran dan risiko dampak Covid-19 hingga 'sangat tinggi 'di tingkat global," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).

Baca juga: WHO: Risiko Penyebaran dan Dampak Covid-19 Sangat Tinggi Saat Ini

Pejabat Kesehatan AS pada Jumat (28/2/2020) melaporkan dua kasus baru virus corona yang ditransmisikan kepada orang-orang yang tidak bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan siapa pun yang diketahui sakit.

Hal tersebut mengindikasikan virus corona telah menyebar di negara itu.

Sementara, saat ini ada tiga kasus baru virus corona di Amerika Serikat, dengan satu di Oregon dan dua di California, di samping sekitar 60 infeksi lain di negara itu.

"Kasus baru ini menunjukkan bahwa ada bukti penularan di dalam kelompok masyarakat tetapi sejauh ini masih belum jelas," kata Sara Cody, Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Santa Clara County di California, pusat Silicon Valley di mana raksasa teknologi seperti Apple dan Google berada.

"Apa yang kita ketahui sekarang adalah bahwa virus corona ada di sini, ada pada tingkat tertentu, tetapi kita masih belum tahu sampai sejauh mana," kata dia.

Baca juga: Kata WHO, Jangan Ada Negara yang Beranggapan Akan Terbebas dari Ancaman Virus Corona

Penyebaran virus corona

Virus ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia selama sepekan terakhir dan menyebabkan pasar saham merosot ke level terendah sejak krisis keuangan global 2008. 

Hal tersebut terjadi lantaran kekhawatiran akan penyakit itu dapat mendatangkan malapetaka pada ekonomi dunia.

Lebih dari 2.900 orang telah meninggal dan lebih dari 85.000 telah terinfeksi di seluruh dunia sejak virus tersebut muncul dari pasar hewan di pusat kota Wuhan di China pada bulan Desember 2019. 

Sebagian besar infeksi telah terjadi di China, tetapi lebih banyak kasus harian kini dicatat di luar negeri, dengan Korea Selatan, Italia, dan Iran muncul sebagai titik fokus utama.

Korea Selatan memiliki kasus terbanyak di luar China, dengan hampir 3.000 infeksi karena 594 lebih banyak pasien dilaporkan pada hari Sabtu (29/2/2020), peningkatan terbesar negara itu hingga saat ini.

Di negara tetangga Korea Utara, pemimpin Kim Jong Un memperingatkan para pejabat tinggi tentang "konsekuensi serius" dari kegagalan mencegah wabah virus corona baru di sisi perbatasan mereka.

Negara miskin, dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah dan tidak lengkap, telah menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran penyakit ke wilayahnya.

Baca juga: Ketua WHO: Virus Corona Berpotensi Jadi Wabah

Dampak ke ekonomi global

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan,l bank sentral siap untuk melakukan intervensi jika diperlukan, mengingat risiko virus corona terhadap perekonomian negara tersebut terusb meningkat. 

Data resmi yang dirilis di China pada Sabtu (29/2/2020) menunjukkan tingkat dampak virus corona terhadap negara tersebut dengan aktivitas manufaktur jatuh ke level terendah pada rekor pada Februari ketika industri-industri utama terhenti aktivitasnya. 

Lebih banyak peristiwa global terganggu akibat epidemi tersebut, dengan Amerika Serikat menunda pertemuan puncak regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang dijadwalkan di Las Vegas bulan depan.

"Ini bukan saatnya untuk panik. Ini saatnya untuk bersiap - siap sepenuhnya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Upaya-upaya itu datang ketika jumlah kematian dan infeksi baru telah mereda di China, setelah upaya karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya mengunci puluhan juta orang di kota-kota yang paling parah dilanda virus corona. 

Baca juga: Abaikan Saran WHO, Italia Laporkan Belasan Kematian akibat Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi