Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tutup Laboratorium yang Publikasikan Genom Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
China menemukan salah satu cara menyembuhkan infeksi virus corona, yakni dengan plasma darah bekas penderitanya
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Laboratorium Shanghai di mana peneliti pertama kali mempublikasikan urutan genom dari virus corona yang mematikan dan menyebabkan Covid-19 telah ditutup.

Laboratorium yang ada di Pusat Klinis Kesehatan Publik Shanghai diperintahkan ditutup untuk keperluan "perbaikan" pada 12 Januari 2020, satu hari setelah tim Profesor Zhang Yongzhen mempublikasikan rangkaian genom pada platform terbuka.  

Data yang dikeluarkan oleh tim Zhang membantu para peneliti untuk mengembangkan peralatan tes untuk mendeteksi virus tersebut.

"Pusat klinis ini tidak diberikan alasan yang spesifik mengapa laboratorium ditutup untuk perbaikan. Kami telah menyerahkan empat laporan, mengajukan izin untuk membukanya kembali, tetapi belum ada balasan," kata sebuah sumber dari Pusat Klinik Kesehatan Publik Shanghai sebagaimana dikutip South China Morning Post  (SCMP).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Observasi WNI yang Dievakuasi dari Diamond Princess Diputuskan 28 Hari

Menurut sumber tersebut, penutupan ini memiliki dampak yang besar terhadap para ilmuwan dan penelitiannya, terutama saat mereka harus berpacu untuk membantu mengontrol wabah Covid-19 ini.

Laboratorium tersebut merupakan fasilitas biosafety level 3, yaitu level kedua tertinggi dan lulus inspeksi oleh Jasa Akreditasi Nasional untuk Penilaian Kesesuaian pada 5 Januari lalu. 

Selain itu, laboratorium ini juga memperoleh kredensial atau surat mandat untuk melaksanakan penelitian terhadap virus corona pada 24 Januari 2020.

Alasan penutupan laboratorium

Hingga saat ini, belum diketahui secara jelas apakah penutupan ini berkaitan dengan publikasi urutan genom oleh laboratorium sebelum dilakukan oleh otoritas atau atas alasan lainnya.

Perintah penutupan dikeluarkan oleh Komsisi Kesehatan Shanghai. 

Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan beberapa jam setelah rilis dari tim Zhang, bahwa mereka akan membagikan urutan genom tersebut dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian, muncul informasi yang menyebutkan bahwa data tersebut telah dikirim melalui Wuhan Institute of Virology yang ditunjuk secara resmi.

Tim Zhang mengisolasi dan menyelesaikan pengurutan genom dari virus yang tidak diketahui sebelumnya ini pada 5 Januari lalu, dua hari sebelum pengumuman resmi China tentang kasus pneumonia misterius di Wuhan.

Pusat Shanghai melaporkan penemuannya ke Komisi Kesehatan Nasional di hari yang sama dan merekomendasikan "pencegahan yang relevan dan langkah pengendalian" untuk dilakukan di tempat-tempat publik.

Baca juga: Mahfud MD: Sampai Hari Ini Indonesia Masih Zero Virus Corona

Pasalnya, pasien yang diambil sampelnya telah menderita gejala sangat serius dan virus tersebut mirip dengan kelompok virus yang ditemukan sebelumnya pada kelelawar. 

Tim tersebut kemudian mempublikasikan hasil penemuannya pada 11 Januari setelah melihat otoritas tidak kunjung mengambil langkah yang jelas untuk memperingatkan publik tentang virus ini.

Saat itu, informasi yang diberikan kepada publik adalah tidak adanya kasus baru yang telah dilaporkan di Wuhan sejak 3 Januari. Selain itu juga tidak ada bukti yang jelas adanya penularan antar manusia.

Tim Zhang pun membagikan data ke virological.org, sebuah platform terbuka untuk diskusi dan GenBank, sebuah repositori data akses terbuka. Melalui media ini, peneliti dipersilakan untuk mengunduh, membagikan, menggunakan, dan menganalisis data.

Tidak sampai seminggu setelah publikasi tersebut, beberapa perusahaan di China mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan peralatan diagnosis untuk virus. 

Oleh karena itu, penutupan laboratorium ini tidak hanya berdampak pada penelitian tim Zhang tetapi juga penelitian oleh ilmuwan lain. 

"Ada aplikasi dari lembaga penelitian dan universitas untuk mencoba obat dan membandingkan efek dari perawatan yang berbeda, serta pengembangan vaksin. akan tetapi, semuanya telah dihentikan. Menutup laboratorium juga berdampak pada pembelajaran tentang virus ini," kata peneliti. 

Baca juga: Antisipasi Dampak Corona, Pemerintah Diminta Longgarkan Pajak UMKM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi