Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasihat Ali Khamenei Meninggal, Virus Corona di Iran Tembus 1.500 Kasus

Baca di App
Lihat Foto
WANA NEWS AGENCY via REUTERS
Tim medis menyemprot disinfektan di kuil suci Imam Reza, menyusul maraknya penyebaran virus corona di Mashdad, Iran, Kamis (27/2/2020).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi melaporkan sebanyak 523 infeksi dan 12 kematian baru terkait virus corona pada Senin (2/3/2020).

Sehingga total kasus virus corona di Iran per Senin malam mencapai 1.501 kasus dengan 66 kematian.

"Jumlah terbaru pasti yang kita miliki adalah 523 infeksi baru dan 12 kematian baru sehingga total yang terinfeksi adalah 1.501 sampai sekarang dan jumlah kematian adalah 66," kata Alireza dalam sebuah pengumuman di TV pemerintah, seperti dilansir dari Reuters.

Angka tersebut menjadikan Iran sebagai negara dengan kasus kematian virus corona terbesar di luar China.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk di antara kasus kematian baru adalah seorang penasihat dari pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei, Mohammad Mirmohammadi.

Menurut radio pemerintah Iran, Mirmohammadi meninggal di rumah sakit Teheran pada usia 71, dikutip dari Middle East Eye.

Kematian Mirmohammadi tersebut menjadikannya sebagai pejabat senior Iran pertama yang meninggal akibat virus corona.

Baca juga: Dua WNI Positif Corona, Ini Perbedaan Pasien dalam Pengawasan dan Pemantauan

Sebelumnya, para menteri pemerintah lainnya yang terinfeksi virus corona adalah termasuk Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar dan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi.

Pemerintah Iran sejak Minggu (1/3/2020) malam juga mengerahkan Pasukan Garda Revolusi Iran dalam upaya memerangi Covid-19 dan membentuk sebuah markas khusus.

Dalam beberapa jam, Pasukan Garda Revolusi diterjunkan ke jalanan Teheran dengan truk untuk melakukan penyemprotan dan sterilisasi, seperti dilansir dari Alarabiyah.

Mereka mengatakan akan menggunakan keterampilan perang anti-kimia untuk mengatasi virus yang bermula di Kota Wuhan, China itu.

Akan tetapi, para aktivis justru menganggap pengerahan Pasukan Garda Revolusi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pecahnya protes terhadap krisis wabah ini.

Di sisi lain, para analis melihat langkah pemerintah tersebut menggambarkan ketidakmampuan pemerintah Rouhani mengatasi virus corona, seperti yang terjadi saat banjir Iran 2019 silam.

Kendati demikian, Pasukan Garda Revolusi dan milisi Basij akan tetap di jalanan sampai situasi kembali normal.

Seperti diketahui, Iran pertama kali mengkonfirmasi kasus virus corona pada Rabu (19/2/2020).

Baca juga: Dua WNI Positif Virus Corona, Apa Bedanya dengan Flu Biasa?

Kota suci Qom disebut sebagai sumber penyebaran virus corona, baik di Iran maupun di negara-negara tetangganya.

Pasalnya, setelah pengumuman kasus pertama itu sejumlah Negara Teluk secara berurutan mengkonfirmasi adanya kasus baru yang sebagian besar baru tiba dari Iran.

Terakhir, Arab Saudi juga dilaporkan mengkonfirmasi adanya temuan infeksi virus corona di negara tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi