Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: 7 Pasien Virus Corona di AS Sembuh, 6 Meninggal Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Penanganan pasien terinfeksi virus corona di Korea Selatan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com- Situs peta sebaran Covid-19 terkini, Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE mendata ada tujuh pasien di Amerika Serikat yang sembuh dari virus corona.

Adapun tujuh pasien tersebut berada di lokasi Cook County (Illinois), Boston (Massachusets), King County (Washington), San Diego County (California), Santa Clara (California) dan Tempe (Arizona).

Tak hanya itu, per Senin (2/3/2020), Amerika melaporkan adanya tambahan empat kematian akibat virus corona di Washington.

Tambahan kasus tersebut menjadikan total korban jiwa di negara tersebut menjadi enam orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini juga menjadikan Washington dikhawatirkan sebagai pusat wabah virus corona.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), empat kematian tersebut terdiri dari tiga laporan dari Pejabat Kesehatan dari King county, negara bagian Washington dan satu kematian dilaporkan oleh Snohomish County pada Senin (2/3/2020).

Baca juga: Update Virus Corona di Seluruh Dunia: Tembus 73 Negara, 48.002 Sembuh, 3.117 Meninggal

Adapun kematian baru yang diumumkan oleh pejabat kesehatan wilayah tersebut diikuti dengan pembatalan konferensi pers yang dijadwalkan oleh pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Nancy Messonnier.

Tak hanya itu, pihak CDC juga menghapus informasi dari situsnya yang berisi jumlah kumulatif orang yang telah dites untuk menemukan vaksin Covid-19.

Menurut mereka, lansia dan pasien dengan penyakit mendasar lebih memungkinkan untuk tertular virus corona dan menjadikannya masalah yang serius.

Beberapa kasus di negara bagian dapat ditelusuri kembali ke fasilitas perawatan di Kirkland, pinggiran Kota Seattle di King county.

AS telah mengonfirmasi secara total terdapat 102 kasus virus corona yang menjangkiti negara tersebut.

Baca juga: Meluas, AS dan Australia Laporkan Kematian Pertama akibat Virus Corona

Upaya Amerika mengembangkan vaksin

Sementara itu, Presiden Donald Trump berulang kali menanyakan kepada para eksekutif farmasi mengenai apakah sebuah vaksin dapat tersedia dalam beberapa bulan terdekat?

Namun, para eksekutif farmasi menekankan bahwa pengembangan vaksin memerlukan uji coba multi-fase yang memerlukan waktu.

Kemudian, Wakil Presiden AS Mike Pence dan Duta Besar Deborah Birx diperkirakan akan memberikan pengarahan singkat berisi tanggapan pemerintah terkait wabah virus corona.

Sebelumnya, Pence juga telah mengarahkan dan berkoordinasi dengan pejabat lokal dan Gubernur AS dalam menanggapi wabah tersebut.

Terkait pengembangan vaksin, Pence mengaku bahwa AS telah tertinggal dari negara-negara lain dalam pembuatan dan distribusi alat uji virus corona. Hal itu disampaikannya pada Minggu (1/3/2020).

Pence awalnya mengklaim ada 15.000 kit yang diliris pada akhir pekan dengan rencana untuk mengirimkan 50.000 lebih banyak pada minggu ini.

Ia menjelaskan, rilis kit selama akhir pekan akan cukup untuk menguji ribuan pasien.

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Efektifkah Penggunaan Suplemen untuk Pencegahan?

Sampel pasien

Diketahui, CDC sebelumnya mengungkapkan bahwa setiap kit diagnostik dapat menguji 700-800 sampel pasien.

Tetapi, Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Alex Azar mengatakan, pemerintah dapat memiliki kemampuan untuk menguji sekitar 75.000 orang.

Atas masifnya penyebaran virus corona, Trump telah mencoba mengecilkan risiko penyebaran virus.

Sebab, virus ini telah menewaskan lebih dari 3.000 jiwa dan menginfeksi lebih dari 90.000 orang di seluruh dunia.

Dalam data terkini, Kota Wuhan, China masih menempati posisi teratas yang diyakini sebagai pusat penyebaran virus corona.

Baca juga: Berikut Cara Penggunaan Masker yang Benar untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi