Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Layar Viralnya "PADAR", Film Animasi Karya Anak Bangsa

Baca di App
Lihat Foto
YOUTUBE
Tangkapan layar video trailler film Padar.
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Trailler film animasi tiga dimensi karya anak bangsa "PADAR" sempat viral di media sosial Twitter baru-baru ini. 

Film PADAR sendiri berkisah tentang seorang pemuda desa dan dua kawannya, yang merupakan seekor komodo dan seekor tupai terbang.

Mereka menghadapi kekeringan ekstrem di pulau tempat mereka tinggal dan secara tidak di sengaja, mereka menemukan jalan bagaimana pulau mereka dapat kembali seperti sediakala.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluruh komponen dalam film PADAR tersebut diketahui merupakan karya asli dari siswa Does University generasi ke-6.

Does University sendiri adalah sekolah bakat gratis yang diprakarsai oleh musisi Erix Soekamti.

Viralnya sebuah unggahan tersebut karena pada saat proses render trailler film PADAR, menggunakan 20 komputer selama tiga minggu nonstop 24 jam.

Baca juga: Viral Trailler Film PADAR, Dirender 20 Komputer, 3 Minggu Nonstop

Sutradara film Padar Afwan Amirul Muchsinin mengungkapkan, pembuatan film PADAR tersebut menempuh jalan berliku.

Afwan mengatakan, proses pembuatan film PADAR memakan waktu selama 46 hari atau satu setengah bulan efektif pengerjaan.

"Proses produksi, dimulai pada 25 November 2019 sampai 15 Januari 2020," kata Afwan saat ditemui di rumahnya, di daerah Klaten, Jawa Tengah, Minggu (2/3/2020).

Baca juga: Viral Mesin ATM BNI Tercantum Nomor Call Center Simpati, Ini Penjelasan BNI

Film belum dirender

Walaupun proses produksi sudah selesai, imbuhnya, hingga saat ini film PADAR tersebut masih belum dirender.

Pasalnya, spesifikasi komputer di Does University terbatas lantaran standar pabrikan, yang artinya hanya mumpuni untuk menggarap saat proses produksi saja.

"Kami pun mencari alternatif lain untuk merender projek ini. Karena tidak mungkin jika kami merender dengan device kami mengingat spesifikasinya yang terbatas untuk rendering," papar dia.

Pada masa-masa menggarap film tersebut, terdapat kisah-kisah unik di dalamnya. Semisal dari salah satu rekannya yang tidak pernah mandi hingga kendala peralatan, yang kemudian menghambat pengerjaan film PADAR ini.

"Ada device PC all in one yang kipasnya mati hingga membuat kami render ulang karena PC-nya error. Pernah juga pas render, lalu mati lampu padahal sudah 80 persen, kemudian diulang dari awal lagi," jelas Afwan.

Baca juga: Siap-siap, Berikut Film Animasi dan Action yang Tayang di 2020

Lebih lanjut, ia dan rekan-rekannya sempat melakukan penghitungan bagaimana jika merender dengan peralatan yang dimiliki Does University.

Namun, dari perhitungan tersebut dirasa tidak memungkinkan untuk dijalani karena kurang efisiennya waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan.

"Kondisi ini menuntut kami untuk mencari render farm dan akhirnya kami menemukan pilihan render farm online berbayar yang mungkin cocok untuk kami yaitu Fox Renderfarm yang berada di Cina dan Rebusfarm yang berada di German," jelasnya.

Untuk itu, ia dan rekan-rekannya membuka donasi dan memohon bantuan bagi siapa pun yang ingin berbaik hati untuk membantu menyelesaikan proses dari penyelesaian film PADAR ini.

Baca juga: Viral Video Masker Bedah Direbus untuk Tangkal Penularan Virus Corona

Meramaikan dunia animasi

Afwan mengungkapkan, pembuatan film ini adalah inisiatif dari siswa Does University untuk turut serta hadir meramaikan dunia film animasi dalam negeri.

Terlebih lagi, cerita serta seluruh komponen film berdurasi enam menit tersebut juga asli pemikiran siswa Does University.

"Alhamdulillah trailler-nya banyak yang apresiasi, walaupun filmnya belum tayang. Setelah tayang nanti saya juga berharap banyak yang nonton," ungkapnya.

Selain itu, ia juga berharap agar mendapat perhatian dari berbagai kalangan di Inonesia dan lebih mensupport animasi karya anak bangsa.\

Baca juga: Viral, Wanita Ini Temukan Jodoh Melalui Mutualan di Twitter, Ini Kisahnya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi