Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi seperti Apa yang Membuat Infeksi Virus Corona Bisa Menyebabkan Kematian?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona baru yang menyebabkan coronavirus disease atau Covid-19 menyebar ke lebih dari 80 negara.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir Desember 2019 itu telah menginfeksi lebih dari 90.000 orang.

Meskipun virus coronamenewaskan lebih dari 3.000 orang, tetapi tingkat kesembuhan juga termasuk tinggi. Lebih dari 50 persen pasien dinyatakan sembuh.

Bagaimana proses infeksi virus corona hingga bisa menyebabkan kematian?

Melansir LA Times, virus corona dapat mematikan karena menyerang bagian tubuh yang sangat rentan dan vital seperti paru-paru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus corona yang menyebabkan flu biasa, biasanya hanya menginfeksi hidung, sinus, dan tenggorokan.

Baca juga: Update Virus Corona 6 Maret: Positif di 84 Negara, 97.885 Terinfeksi, Lebih dari 50 Persen Sembuh

Namun, bagi orang yang menderita Covid-19 umumnya menyebar ke sel-sel saluran udara dan paru-paru.

"Virus ini pada dasarnya membajak sel dan memprogram ulang secara genetis untuk membuat lebih banyak salinan virus," kata seorang pakar penyakit menular di UCLA Dr Otto Yang, Sabtu (29/2/2020).

Sebuah analisis yang melibatkan 45.000 pasien di China mengungkapkan, sebagian besar kasus atau 81 persen hanya menyebabkan penyakit ringan.

Sementara, 14 persen mengalami gejala parah dan hanya 5 persen kasus yang dianggap kritis.

Setengah dari infeksi tersebut dapat menyebabkan kematian.

Berikut yang disampaikan para dokter dan ilmuwan mengenai bagaimana virus corona membunuh seseorang:

1. Menyerang paru-paru

Saat virus mulai menyerang paru-paru, penderita menjadi tidak bisa bernapas dengan baik.

Upaya tubuh melawan virus dapat menyebabkan peradangan di paru-paru dan membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Pembuluh darah yang rusak dalam perang antara virus dan sistem kekebalan tubuh, memungkinkan mulai bocornya cairan ke jaringan paru-paru yang dapat terlihat sebagai bintik-bintik putih pada sinar-X di dada.

Cairan dapat menenggelamkan beberapa kantong udara kecil paru-paru, mencegahnya mengirimkan oksigen ke darah, dan menghilangkan karbon dioksida.

Jenis peradangan dan penghancuran inilah yang disebut pneumonia.

"Sel-sel kekebalan seperti petugas polisi atau tentara," ujar Dr Yang.

"Jika Anda memiliki infeksi kecil, sel-sel kekebalan bisa masuk dan dapat secara efektif membersihkan orang-orang yang bermasalah tanpa banyak kerusakan tambahan," lanjut dia.

Di sisi lain, jika Anda mengalami infeksi parah maka akan membuat kondisi semakin rentan.

Baca juga: Indonesia Melawan Virus Corona: Waspada Boleh, Panik Jangan 

2. Masalah pernapasan

Kajian yang dilakukan terhadap pasien di China menunjukkan, pasien yang sakit parah mengalami gejala seperti sesak napas dan kadar oksigen rendah dalam darah.

Sinar-X dada dan CT scan paru-paru menunjukkan sebagian besar organ tertutup cairan.

Beberapa dari pasien yang mengalami kondisi parah memerlukan lebih dari 30 napas per menit, jauh di atas angka normal yaitu 12-20 per menit.

"Meskipun setiap napas tidak berfungsi sebagaimana mestinya, jika Anda mengambil napas yang cukup, Anda bisa menebusnya dan masih bernapas sendiri," ujar Yang.

Baca juga: WHO Peringatkan tentang Transmisi Lokal Virus Corona, Yunani Tutup Sekolah

3. Menyerang ginjal

Paru-paru bukanlah satu-satunya yang diserang virus corona.

Virus corona juga mempunyai kemampuan untuk mengunci, membajak, dan menghancurkan sel-sel ginjal.

Ginjal berperan penting dalam pembuangan limbah dari darah.

Saat ginjal gagal menjalankan fungsinya, tingkat limbah beracun dapat menumpuk di dalam tubuh.

4. Gagal pernapasan

Pasien dianggap sakit kritis jika tidak dapat bernapas sendiri.

Jika ini terjadi, pasien dilengkapi dengan masker khusus yang memberikan konsentrasi oksigen murni sangat tinggi ke dalam mulut atau dapat memakai ventilator.

Ventilator menempatkan tabung ke tenggorokan sehingga mesin dapat mendorong oksigen langsung ke paru-paru.

5. Syok septik

Meskipun ada pengobatan, pertempuran antara virus dan sistem kekebalan tubuh dapat memperparah kerusakan di seluruh tubuh.

"Tidak lagi hanya terbatas pada paru-paru. Ada peradangan yang ada di seluruh tubuh," papar Yang.

Hal ini menimbulkan reaksi berantai yang dapat menghancurkan organ-organ lain dan menyebabkan tekanan darah turun ke tingkat yang sangat berbahaya.

Syok septik merupakan respons seluruh tubuh, di mana sistem kekebalan berusaha menyerang virus di mana-mana.

Tapi, peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan merusak sel-sel manusia di seluruh tubuh.

"Ini merupakan proses yang dapat dipicu oleh infeksi parah," ujar Yang.

Baca juga: [POPULER TREN] Kisah Pasien Sembuh Corona | Hasil SKD CPNS Diumumkan 22-23 Maret 

6. Disfungsi atau kegagalan sejumlah organ 

Jika penyakit berkembang, organ-organ dapat mulai gagal atau rusak.

Hal ini dapat terjadi akibat serangan langsung virus seperti paru-paru dan ginjal atau karena syok septik.

Mereka yang meninggal dunia karena Covid-19 sebenarnya sangat mirip dengan orang yang meninggal akibat flu, walaupun virus influenza sangat berbeda dari virus corona.

"Anda dapat menganggapnya sebagai jalur umum terakhir. Penjahat yang datang mungkin berbeda. Tapi efek akhirnya sama," kata Yang.

7. Efek usia

Menurut studi yang dilakukan para peneliti dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, pasien di China yang berusia lanjut menghadapi risiko kematian terbesar.

Sementara, tingkat fatalitas kasus keseluruhan pasien dalam penelitian ini adalah 2,3 persen.

Dari angka ini, sebanyak 8 persen untuk orang berusia 70-an tahun dan 14,8 persen untuk pasien berusia 80-an tahun.

Tidak ada kematian di antara bayi, balita atau anak-anak di bawah 10 tahun.

Hal ini dianggap aneh karena dengan penyakit pernapasan seperti flu, mereka yang sangat muda dan sangat tua menghadapi risiko kematian terbesar.

"Virus itu tampaknya benar-benar jinak pada anak-anak," ujar Yang.

Ini berlaku bahkan untuk anak di bawah usia 1 tahun. Biasanya, anak-anak di bawah usia 1 tahun sangat rentan terhadap banyak hal.

Satu penjelasan yang memungkinkan untuk saat ini adalah bahwa anak-anak mempunyai sistem kekebalan yang belum berkembang.

Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh yang belum matang dapat mencegah tubuh memicu radang yang cukup parah sehingga menyebabkan pneumonia, syok septik, dan kegagalan banyak organ.

Baca juga: Arab Saudi Tutup Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Setelah Isya hingga Sebelum Subuh

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar 100 Rumah Sakit Rujukan Penanganan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: LA Times
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi