Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Mematikan antara Covid-19, MERS, dan SARS? Ini Penjelasannya...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Wabah virus corona penyebab penyakit Covid-19 pertama kali dilaporkan muncul di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019.

Saat ini virus bernama SARS-Cov-2 sudah menginfeksi 97.933 orang dan menyebabkan 3.383 kematian.

Virus corona masih satu keluarga dengan virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-Cov) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Menurut sejumlah ilmuwan, Covid-19 diduga berasal dari kelelawar sebelum ditularkan antarmanusia karena menyentuh atau memakan inang virus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SARS

Sebelum muncul Covid-19, wabah sindrom pernapasan SARS muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, China selatan.

Penyakit ini menyebar ke 26 negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia.

Virus penyakit SARS diperkirakan berpindah dari kelelawar ke musang sebelum menjangkit manusia.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, SARS menginfeksi 8.098 orang dan menewaskan 774 orang.

Menurut NBC, sejak 2004 tidak ada kasus SARS yang diketahui telah dilaporkan.

Baca juga: Update Virus Corona 6 Maret: Positif di 84 Negara, 97.885 Terinfeksi, Lebih dari 50 Persen Sembuh

MERS

MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi.

Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh coronavirus yang masih ada hubungan dengan SARS.

MERS menyebar di 27 negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Utara.

Menurut para ilmuwan, MERS berpindah dari kelelawar ke unta sebelum melompat ke manusia.

Sejak 2012, seperti dilaporkan WHO, ada 2.494 kasus MERS dengan 858 korban meninggal.

Covid-19

Melihat perbandingan dua penyakit sebelumnya, virus corona dari Wuhan sejauh ini tingkat kematiannya masih di bawah MERS dan SARS, yaitu 3,4 persen.

Bandingkan dengan SARS yang tingkat kematiannya hampir 10 persen atau MERS yang lebih tinggi, yaitu sekitar 35 persen.

Namun, yang juga perlu diperhatikan, wabah virus corona masih berlangsung secara global di 84 negara.

Menurut ahli epidemiologi di Gillings School of Global Public Health di University of North Carolina, Timothy Sheahan, virus corona secara struktur mirip SARS dengan kemiripan 80 persen genomnya.

Baca juga: Kondisi seperti Apa yang Membuat Infeksi Virus Corona Bisa Menyebabkan Kematian?

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan, secara global, tingkat kematian pasien yang terinfeksi virus corona sekitar 3,4 persen.

Dia membandingkan, influenza musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1 persen dari mereka yang terinfeksi.

"Kami memiliki vaksin dan terapi untuk flu musiman, tetapi saat ini belum ada vaksin dan pengobatan khusus untuk Covid-19. Namun, uji klinis sedang dilakukan, dan lebih dari 20 vaksin sedang dalam pengembangan," kata Tedros di situs web WHO.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi