Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan di China Ungkap Anak-anak juga Berpotensi Tertular Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Petugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang LRT (Light Rail Transit) di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh penumpang tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para ilmuwan di Kota Shenzen, China Selatan, menganalisa sebanyak 365 pasien virus corona di kota mereka dan menunjukkan proporsi anak-anak yang terinfeksi virus meningkat tajam.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), anak-anak juga berpotensi sama dengan penularan virus corona bagi orang dewasa.

Dari hasil analisa itu, sebanyak 2 persennya terdiri dari anak-anak berusia di bawah 15 tahun.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun data tersebut menurut kasus virus corona sebelum 24 Januari 2020.

Setelah itu, proporsi anak-anak meningkat tajam menjadi 15 persen pada 25 Januari-5 Februari 2020.

Menurut para peneliti, temuan tersebut mengindikasi bahwa dengan lebih banyak pasien yang terpapar virus, maka risiko anak-anak terinfeksi secara substansial dapat meningkat.

Tak hanya itu, salah satu faktor utama penularan virus corona yakni dalam lingkup keluarga.

Adapun hasil studi yang diungkapkan oleh para peneliti dari dua rumah sakit Shenzhen dan Universitas Sains dan Teknologi Selatan, diterbitkan di jurnal Emerging Infectious Disease pada Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Cegah Virus Corona, Amankah jika Pakai Hand Sanitizer Berulang Kali?

Tidak ada hubungan usia

Sementara itu, pada penelitian lain yang dipimpin oleh Qifang Bi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg di AS menemukan, di antara kontak dekat dengan pasien yang dikonfirmasi, tidak ada hubungan yang signifikan antara probabilitas infeksi dan usia kasus indeks.

Adapun studi tersebut juga merujuk pada data dari Shenzen, dalam analisa epidemiologi dan transmisi dari 391 kasus dan 1.286 kontak pasien.

Dari data itu, ditemukan di antara kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi, ada 7,4 persen anak di bawah 10 tahun terinfeksi.

Angka tersebut hampir sama dengan rata-rata untuk semua kelompok umur, yakni 7,9 persen.

Namun, pendapat lain mengemukakan bahwa anak-anak yang tertular penyakit Covid-19 memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami gejala yang parah jika dibandingkan kelompok usia lainnya.

Baca juga: Sempat Viral, 3 Metode Ini Dianggap Dapat Tangkal Virus Corona, Apa Saja?

Upaya penghentian wabah virus corona

Kemudian, studi lain menunjukkan ada risiko penularan cluster di antara anak-anak di rumah dan di sekolah.

Kendati demikian, lusinan negara yang terdampak virus corona, seperti Iran, Italia, dan Jepang telah memerintahkan untuk menutup sekolah-sekolah secara nasional.

Untuk sebagian negara lain seperti Korea Selatan, Perancis, Jerman, Singapura, Thailand, Inggris, dan AS telah menutup sekolah-sekolah setempat.

Selain itu, Asisten Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bruce Aylward mengungkapkan, data bisa menyesatkan sejak wabah dimulai sekitar liburan Tahun Baru Imlek, ketika sekolah sudah ditutup, dan liburan diperpanjang.

Tidak diketahui apakah akan ada lebih banyak penyakit yang menginfeksi anak-anak atau apakah virus akan menyebar lebih cepat dalam kelompok sekolah.

Namun, pernyataan tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Diketahui, epidemi virus corona dimulai di Kota Wuhan, China pada Desember 2019 dan merebak ke seluruh dunia.

Per Sabtu (7/3/2020), virus yang menyerang saluran pernapasan ini telah menginfeksi sebanyak lebih dari 100.000 kasus di dunia.

Baca juga: Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di 6 Negara Asia Tenggara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi