KOMPAS.com - Dalam beberapa minggu terakhir, ketegangan di Idlib meningkat akibat pertempuran sengit antara pasukan Suriah dan Turki.
Idlib merupakan sebuah wilayah yang terletak di barat laut Suriah dan dikuasi oleh pasukan pemberontakan.
Meski saat ini tengah berlangsung genjatan senjata antara kedua belah pihak, tapi sengitnya pertempuran beberapa hari itu telah menelan puluhan korban, baik dari pihak militer maupun sipil.
Baca juga: Berikut Perkembangan Terkini Kasus Virus Corona di 16 Negara Timur Tengah
Drone Turki menarik banyak perhatian setelah serangannya berhasil melumat pasukan Suriah yang didukung Rusia.
Ini merupakan kali pertama Turki menggunakan drone ANKA-S dan Bayraktar-TB2 buatan mereka dalam skala dan intensitas seperti itu di Suriah.
"Drone Turki yang terbang di atas wilayah udara Suriah adalah pengubah permainan taktis, kata Ditektur Program Studi Keamanan dan Pertahanan EDAM Can Kasapoglu, dilansir dari Aljazeera.
"Ada beberapa tempat tinggi dan titik yang dapat mengubah keseimbangan militer, seperti Saraqeb, Neirab dan Atarib. Kekuatan drone Turki dapat membuat perbedaan taktis," sambungnya.
Selain mengenai konvoi pasukan Suriah dan sekutunya, kedua drone itu sukses menembus jauh ke dalam wilayah yang dikuasai Suriah.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, pasukan Turki menghancurkan dua jet tempur Su-24 Suriah, dua drone, 135 tank, lima sistem pertahanan udara, dan "menetralisir" lebih dari 2.500 pasukan Suriah.
Baca juga: Kilas Timur Tengah Sepekan, dari Kasus Corona di Iran hingga Ancaman Erdogan
Bayraktar-TB2
Sama halnya dengan Anka-S, drone Bayraktar-TB2 adalah pesawat tanpa awak jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar Makina.
Dilansir dari Army-technology, drone ini memiliki kecepatan jelajah 70 knot dengan ketinggian penerbangan operasional 24.000 kaki.
Pesawat tanpa awak itu juga mampu terbang selama 24 jam dengan jangkauan komunikasi sejauh 150 kilometer.
Memiliki rentang sayap 12 meter, drone tersebut menampilkan desain monokok yang mengintegrasikan struktur v-tail terbalik.
Kendati hanya dapat membawa amunisi terbatas, TB-2 mampu menghancurkan kendaraan lapis baja, seperti yang terjadi di Idlib.
Baca juga: Melihat Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Amerika
Anka-S
Dilansir dari Airforce-technology, Anka-S merupakan pesawat tanpa awak jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk Angkatan Bersenjata Turki.
Pesawat itu dapat melakukan berbagai misi, seperti intelijen real-time, pengawasan, pengintaian, akuisisi target, dan pelacakan.
Dengan kapasitas 200 kilogram, drone Anka-S dapat membawa berbagai muatan untuk misi khusus.
Drone tersebut menggunakan radar sintetis (SAR), radar terbalik (ISAR), dan radar dengan indikator pergerakan tanah (GMTI) untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan melacak target diam atau bergerak.
Anka-S dilengkapi kamera elektro-optik atau inframerah (EO/IR) generasi baru untuk menangkap gambar dan video beresolusi tinggi dalam segala cuaca dan kondisi, baik siang maupun malam.
Pesawat tanpa awak itu juga dilengkapi dengan sistem identifikasi kawan atau musuh (IFF).
Dua stasiun senjata underwing yang dimilikinya dapat membawa senjata seperti Rokestan Smart Micor Munition (MAM-L) yang diluncurkan dengen peluncur misil dan CIRIT 2,75in.
Baca juga: Viral Ormas Kokam Disebut Berseragam Mirip Kopassus dan Bawa Senjata
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.