Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Editor's Letter untuk 6 Kasus Corona, Peran JK dan Ibu Susanna

Baca di App
Lihat Foto
Hafidz Mubarak A
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Achmad Yurianto menyampaikan bahwa kondisi dua orang pasien positif virus Corona yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso, keadaannya semakin membaik sedangkan sebanyak 68 kru kapal pesiar Diamond Princess dinyatakan tidak terjangkit virus usai diperiksa spesimennya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.
Editor: Amir Sodikin

KOMPAS.com - Pekan kemarin adalah saat yang menegangkan setelah penantian panjang untuk berita yang sejatinya tidak kita harapkan.

Berita yang tidak kita harapkan tetapi menjadi realitas yang harus kita respons secara tepat adalah masuknya virus corona (Covid-19) ke Indonesia.

Hingga Minggu (8/3/2020), 6 kasus positif virus corona didapati di Indonesia. Kamu bisa klik link ini untuk terus update soal virus corona. Tapi, rincian ringkas ini bisa membantumu update dan bisa tepat merespons.

Dari enam kasus, lima kasus berasal dari kluster Jakarta di mana masih terkait dengan kasus 1 dan kasus 2 yang pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Kelimanya saat ini diisolasi dan dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.

Berbeda dengan kluster Jakarta, kasus 6 berasal dari kapal pesiar Diamond Princess. Awak kapal ini diisolasi dan dirawat di Rumah Sakit Persahabatan. Dalam kategori, kasus ini disebut sebagai imported case saat awak kapal itu bekerja di Jepang. Kondisi pasien stabil, tidak memerlukan alat bantu pernafasan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar baik untuk penanganan virus corona di Indonesia adalah terkoordinasinya penyebaran informasi dari sumber resmi. Setelah perasaan kita dibuat tak menentu dengan informasi yang tumpang tindih dan bebeda.

Setelah kasus 1 dan kasus 2 dinyatakan, pemerintah menunjuk juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona yaitu Achmad Yurianto. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan menjadi sandaran informasi resmi soal virus corona di Indoensia.

Peran-peran juru bicara meminimalisiasi simpang siur informasi yang tidak perlu sebelumnya. Buat kamu, jika mendengar kabar soal kasus baru virus corona di Indonesia tanpa konfirmasi dari Yuri, lebih baik tidak segera percaya apalagi menyebarkannya. 

Ancaman penjara dan denda Rp 1 miliar untuk penyebar hoaks terkait virus corona. Ancaman kurang lebih sama juga untuk penyebar identitas pasien positif virus corona. Dasarnya adalah pasal 26 dan 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Banyak hoaks sudah ditangkal. Juga sejumlah mitos terkait virus corona. Kamu perlu tahu agar bisa memutus rantai hoaks itu jika mendapati di grup-grup WhatsApp.

O iya, di Indonesia, WhatsApp fitur dark mode sudah tersedia. Lumayan hemat daya. Kamu bisa dengan mudah mengaplikasikannya jika belum.

Di tengah upaya seluruh dunia melawan virus corona yang meluas, kabar baik datang dari Vietnam. Seluruh pasien positif berjumlah 16 dinyatakan sembuh dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

Menurut pajabat WHO di Hanoi, kunci sukses Vietnam mengatasi virus corona adalah "respons yang konsisten dan proaktif". Dua kata kuncinya adalah responsif dan praoaktif, bukan reaktif apalagi panik.

Melihat potensi meluasnya virus corona di luar China yang justru menurun kasusnya, Indonesia menyiagakan 100 rumah sakit rujukan di 32 provinsi.

Langkah antisipasi yang baik ini semoga diikuti dengan protokol yang tepa. Infografik soal rumah sakit rujukan ini bisa kamu bagikan juga ke teman-temanmu.

Pertanyaan kita adalah, kapan dunia bisa mengatasi virus corona ini dan bagaimana dampaknya bisa dipulihkan?

Pekan lalu, Arab Saudi menangguhkan umrah. Italia mengkarantina seperempat warganya, atau sekitar 15 juta orang. Kasus positif di Korea Selatan makin banyak ditemukan.

Tidak ada jawaban pasti. Namun, dari percakapan dengan sejumlah pejabat di Indonesia, juga para pejabat di Bank Indonesia, April 2020 adalah titik baliknya.

Bersamaan dengan upaya penemuan vaksin virus dan perobaannya pada manusia, negara empat musim mulai menghangat.

Dibutuhkan enam bulan kira-kira untuk bisa mengatasi dampak ekonomi virus ini di Indonesia. Perkiraan ini didasarkan pengalaman Indonesia mengatasi SARS dan dampak ekonominya tahun 2003.

Jika pemerintah butuh waktu kira-kira 6 bulan, kita bisa saat ini juga mengurangi dampak virus corona dengan langkah-langkah baik sesuai kapasitas kita.

Kok bisa? Tentu bisa! Apa yang dilakukan Susanna Indriyani (57) adalah teladan untuk kita semua.

Di tengah informasi panic buying dan kecendrungan pedagang mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, Susanna mengambil jalan sebaliknya. Pemilik toko sembako "Erwin" di Jalan K, Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Pusat ini tidak menaikkan harga. 

Saat diserbu pembeli lantaran harga barang yang normal, Susanna justru memberi nasihat kepada pembeli yang panik agar membeli kebutuhan seperlunya. Susanna menjelaskan, barang kebutuhan akan selalu ada jika kita membeli sesuai kebutuhan saja. 

Apa yang dilakukan Susanna lantas viral. Saat diwawancara media, Susanna mengaku melakukan hal itu karena tidak ingin menambah beban masyarakat yang sedang didera virus corona. Ketenangan masyarakat lebih penting daripada mencari keuntungan sesaat. 

Keren ya, Ibu Susanna. Bijak dan menenangkan.

Kamu bisa menyaksikan keseharian dan kondisi toko sembako Erwin tempat Ibu Susanna mencari penghidupan di link video ini. Kipas angin biru yang toleh kanan toleh kiri agak mencuri perhatian.

Sebenarnya banyak berita menarik sepekan lalu seperti operasi senyap Jusuf Kalla di tengah kelamnya politik Malaysia. Ada kolom menarik dari Hamid Awaluddin terkait kisah ini.

Ada juga berita pengepungan tiga penyidik KPK oleh warga di Jember karena dikira penculik. Berat memang tugas-tugas para penyidik untuk membebaskan negeri kita dari korupsi.

Yang juga menarik adalah berita tentang harga jual RX King, motor yang tekenal dengan suara meraung-raung dan kelincahannya sehingga sempat dijuluki "motor copet". RX King SE tahun 2003 laku diharga Rp 150 juta. Menarik sekaligus ajaib.

Pekan mendatang, akan banyak berita terkait omnibus law yang memunculkan polemik sejak pembahasannya dan ditargetkan rampung dalam 100 hari kerja. Saat ini, posisinya sudah separuh jalan dan aksi penolakan atasnya mulai bermunculan.

Semoga aksi tidak membesar lantaran semua pihak yang berkepentingan didengarkan dan diakomodasi. Kita semua adalah pemilih sah Republik ini.

Tidak boleh satu pun ditinggalkan dengan alasan ingin kemajuan atau pembangunan. Rumit memang. Karena itu, tugas penyelenggara negara bukan untuk orang sembarangan.

Sambil menunggu, sebaiknya kita tetap waspada terkait virus corona. Langkah Vietnam yang merespons kasus ini secara konsisten dan proaktif bisa jadi pegangan. Responsif dan proaktif, bukan reaktif apalagi panik.

Respons dan langkah proaktif yang dilakukan Ibu Susanna di toko sembako "Erwin" bisa juga jadi pegangan. Yuk, berkontribusi baik dengan kapasitas kita masing-masing.

Salam responsif dan proaktif,

Wisnu Nugroho

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi