Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru soal Virus Corona dan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ROSLAN RAHMAN
Penumpang mengenakan masker untuk melindungi diri dari penyebaran Covid-19 coronavirus, saat menunggu penerbangan di Bandara Internasional Changi, di Singapura, 27 Februari 2020
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Memasuki bulan ketiga sejak pertama kali dideteksi, virus corona penyebab Covid-19 masih terus menyebar.

Hingga kini, penelitian tentang virus corona jenis baru ini masih terus dilakukan untuk memahami karakteristiknya secara keseluruhan.

Berdasarkan laporan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) per 7 Maret 2020, sejumlah perkembangan pada identifikasi virus ini.

Beberapa perkembangan yang dilaporkan mencakup hal-hal berikut:

Baca juga: Wabah Virus Corona, 10 Negara dan Wilayah Ini Tetapkan Status Darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periode inkubasi dan gejala

Melansir laman resmi CDC, di antara laporan yang mendeskripsikan presentasi klinis dari pasien yang terkonfirmasi Covid-19, kebanyakan terbatas pada pasien dengan pneumonia.

Perode inkubasi diperkirakan selama empat hari dengan jarak interkuartil dua hingga tujuh hari.

Namun, beberapa penelitian memperkirakan jarak yang lebih besar dalam periode inkubasi, terutama berdasarkan virus corona sebelumnya seperti MERS-CoV dan SARS-CoV. 

Berdasarkan kasus-kasus virus corona sebelumnya, periode inkubasi dapat berkisar dari dua hari hingga 14 hari. 

Tanda dan gejala pasien yang dilaporkan dirawat di rumah sakit adalah demam pada 44 persen pasien saat masuk ke rumah sakit, dan berkembang menjadi 89 persen pasien selama dirawat di rumah sakit. 

Gejala lain yang jarang dilaporkan antara lain adalah sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk  dengan produksi dahak dan/atau hemoptisis.

Baca juga: Seberapa Tangguh Siaga Corona di Indonesia?

Beberapa pasien juga mengalami gejala gastrointestinal seperti diare dan mual sebelum mengalami demam atau penurunan tanda dan gejala pada saluran pernapasan. 

Demam yang dialami oleh pasien Covid-19 juga belum dapat dipahami sepenuhnya.

Ada pasien yang dilaporkan mengalami demam dalam waktu lama. Sementara, yang lain mengalami demam yang bersifat intermiten.

Selain itu, sejumlah laporan menjelaskan identifikasi infeksi tanpa gejala atau subklinis berdasarkan deteksi virus dari spesimen usap tenggorokan pada pasien yang terkonfirmasi positif. 

Kasus pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala juga terjadi pada dua kasus baru di Indonesia.

Juru Bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, kedua pasien ini stabil dan tidak membutuhkan alat bantu pernapasan serta infus.

Mereka juga tidak mengalami demam, batuk, ataupun pilek.

Baca juga: Rincian dan Update 13 WNI di Luar Negeri Positif Corona, 7 di Antaranya Sembuh

Faktor risiko

Faktor risiko untuk penyakit yang parah belum diketahui dengan jelas.

Meski demikian, pasien dengan usia lebih tua dan memiliki kondisi medis kronis mungkin berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang lebih parah.

Sebagai contoh, di antara lebih dari 44.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di China pada 11 Februari 2020, sebagian besar terjadi pada pasien berusia 30-69 tahun (77,8 persen), dan sekitar 19 persen menderita sakit parah atau kritis.

Proporsi kasus kematian dengan usia lebih dari 60 tahun adalah sebagai berikut:

  • 3,6 persen pasien berusia 60-69 tahun
  • 8 persen pasien berusia 70-79 tahun
  • 14,8 persen pasien berusia lebih dari 80 tahun.

Pasien yang dikonfirmasi Covid-19 tanpa adanya riwayat penyakit memiliki persentase kematian yang lebih kecil, yaitu 0,9 persen. 

Hingga kini, penelitian masih terus dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta secara menyeluruh dan jelas terkait dengan virus ini.

Baca juga: Update Virus Corona 9 Maret: Positif di Lebih dari 100 Negara, 55,26 Persen Pasien Sembuh

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Perbedaan ODP, PDP, Suspect Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi