Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi dan Rusia "Perang", Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak 1991

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FAYEZ NURELDINE
Gambar yang dirilis pada 15 September 2019 menunjukkan pabrik minyak Aramco di Al-Khurj. Arab Saudi kini tengah menggenjot produksi mereka setelah drone menyerang dua fasilitas di Abqaiq dan Khurais Sabtu dini hari (14/9/2019). Kelompok pemberontak Yaman Houthi mengklaim bertanggung jawab. Tapi Amerika Serikat (AS) pun menyebut Iran pelakunya.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com- Harga minyak dunia, Brent anjlok sebesar 27 persen pada Senin (9/3/2020) menjadi 33,09 dollar AS per barel.  

Hal tersebut terjadi usai Arab Saudi mengejutkan pasar dengan menyatakan perang harga dengan Rusia yang pernah menjadi sekutunya.

Sementara pada Minggu (9/3/2020) malam, harga minyak mengalami penurunan di level terendah sejak 1991. 

Melansir CNN (9/3/2020), harga minyak AS jatuh sebanyak 27 persen ke level terendah selama empat tahun menjadi 30 dollar AS per barel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal tersebut karena Arab Saudi bersiap membanjiri pasar dengan minyak mentah dalam upaya untuk merebut kembali pangsa pasar.

Baru-baru ini, harga minyak mentah turun sebesar 22 persen menjadi 32 dollar AS per barel.

Minyak mentah Brent, juga anjlok 22 persen menjadi 35 dollar AS per barel.

Kontrak kedua minyak tersebut berada di level terendah mereka sejak 1991, menurut Refinitiv.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Sri Mulyani Buka Peluang Kaji Ulang Stimulus Tahap II

"Perang" antara Rusia dan Arab Saudi

Gejolak anjloknya harga minyak muncul setelah ketegangan yang terjadi antara OPEC dan Rusia pada Jumat (7/3/2020).

Rusia menolak untuk mengikuti upaya OPEC menyelamatkan pasar minyak yang rusak karena virus corona dengan memangkas produksi.

Penolakan tersebut membuat industri minyak terguncang, memicu penurunan harga minyak sebesar 10 persen pada Jumat (7/3/2020).

Harga minyak telah anjlok karena wabah virus corona lantaran permintaan minyak mentah turun tajam.

Tetapi, pada akhir pekan, Arab Saudi membuat situasi semakin rumit. 

Arab Saudi memangkas harga jual resmi untuk kontrak April sebesar 6 dollar AS menjadi 8 dollar AS.

Menurut analis, hal itu dilakukan dalam upaya untuk merebut kembali pangsa pasar dan menumpuk tekanan pada Rusia.

"Sinyalnya adalah Arab Saudi sedang mencari cara untuk membuka keran perdagangan minyak dan memperjuangkan pangsa pasar," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di ClipperData.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Dampaknya Menurut Sri Mulyani

Dampak harga minyak anjlok

Pada September 2001 silam, harga minyak juga mengalami penurunan secara signifikan hanya dalam waktu satu hari yakni anjlok sebesar 15 persen.  

Sementara penurunan harga minyak pada 2014-2016 menyebabkan puluhan perusahaan minyak dan gas mengajukan kebangkrutan dan ratusan ribu PHK.

Para analis mengatakan bahwa penolakan Rusia untuk memotong produksi sama dengan menampar produsen minyak AS yang membutuhkan harga minyak yang lebih tinggi untuk bertahan hidup.

Namun, industri di AS muncul dari periode yang lebih kuat dan Amerika Serikat akhirnya akan menjadi produsen minyak terkemuka dunia.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok, Bursa Saham Asia Berguguran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi