Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adam Castillejo, Pasien Kedua di Dunia yang Dinyatakan Sembuh dari HIV

Baca di App
Lihat Foto
scmp.com
Ilustrasi Tes HIV
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Penyakit AIDS yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) dapat mengancam siapapun apabila tidak ditangani dengan tepat.

HIV merupakan virus yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. 

Penularan virus ini bisa terjadi melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian, menggunakan peralatan tato dan tindik yang tidak disterilkan, serta seks tanpa pengaman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun salah satu pasien di London, Inggris, Adam Castillejo (40) dinyatakan sembuh dari AIDS.

Ia pertama kali didiagnosis mengidap HIV pada 2003 lalu.

Pernyataan itu sekaligus membuat Castillejo menjadi orang kedua yang berhasil sembuh dari penyakit mematikan tersebut.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Penularan HIV/AIDS...

Bebas HIV

Dilansir dari BBC, Adam Castillejo bebas dari virus HIV selama 30 bulan setelah menghentikan terapi anti-retroviral.

Sebelumnya, seorang pasien di Berlin, Timothy Brown menjadi orang pertama yang dilaporkan sembuh dari HIV setelah tiga setengah tahun menjalani pengobatan yang serupa dengan Adam Castillejo.

Sebuah jurnal Lancet HIV melaporkan, Castillejo disembuhkan bukan dengan obat-obatan, melainkan dengan pengobatan sel induk yang ia terima untuk kanker yang juga dideritanya.

Para donor sel-sel induk tersebut memiliki gen yang tidak biasa.

Baca juga: Jangan Salah Memahami, Ini Beda HIV dan AIDS

Seperti apa pengobatannya?

Peneliti utama dari Universitas of Cambridge, AS, Prof Ravindra Kumar Gupta mengungkapkan, pihaknya telah menemukan metode (temuan) yang berhasil sebagai obat untuk HIV.

Ia menjelaskan, pihaknya melakukan transplantasi sel induk yang tampaknya menghentikan virus untuk dapat mereplikasi di dalam tubuh dengan mengganti sel kekebalan pasien dengan sel donor yang melawan infeksi HIV.

"Ini mewakili penyembuhan HIV dengan nyaris pasti. Kami sekarang memiliki dua setengah tahun dengan remisi bebas retroviral," ujar Prof Ravindra kepada BBC News.

"Temuan ini menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat untuk HIV, pertama kali dilaporkan sembilan tahun lalu di pasien Berlin, dan dapat ditiru," lanjut dia.

Namun, metode tersebut tidak akan menjadi pengobatan bagi jutaan orang di seluruh dunia yang mengidap HIV.

Adapun salah satu pengobatan yakni terapi agresif digunakan untuk mengobati pasien kanker, bukan merujuk ke HIV.

Dan obat HIV saat ini tetap sangat efektif, yang artinya orang dengan virus dapat hidup lama dan sehat.

"Penting untuk dicatat bahwa pengobatan kuratif ini berisiko tinggi dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir untuk pasien dengan HIV yang juga memiliki keganasan hematologis yang mengancam jiwa," katanya lagi.

Kendati demikian, pengobatan dengan metode ini bukan menjadi referensi yang ditawarkan secara luas kepada pasien dengan HIV yang berhasil menjalani pengobatan anti-retroviral.

Meski tidak ditawarkan secara resmi, namun metode tersebut menawarkan harapan untuk penyembuhan menggunakan terapi gen di masa depan.

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS

Bagaimana cara kerjanya?

Sementara itu, terkait proses penyembuhan transplantasi sel, para peneliti mengungkapkan menggunakan reseptor CCR5.

CCR5 merupakan reseptor yang paling umum digunakan oleh HIV-1 untuk memasuki sel.

Diketahui, HIV-1 adalah jenis virus ini yang mendominasi di seluruh dunia.

Tetapi sebagian kecil orang yang resisten terhadap HIV memiliki dua salinan reseptor CCR5 yang bermutasi.

Hal ini mengindikasikan virus tidak dapat menembus sel-sel dalam tubuh yang biasanya terinfeksi.

Lantas, apakah obat ini permanen?

Hasil tes menunjukkan, sebanyak 99 persen dari sel kekebalan Castillejo telah digantikan oleh sel donor.

Tapi, ia memiliki sisa-sisa virus di tubuhnya, sama seperti Brown.

Oleh karena itu, tidak mungkin jika Castillejo dan Brown akan terbebas selamanya dari HIV.

Di sisi lain, salah satu peneliti dari University of Melbourne, Australia, Prof Sharon Lewin menyampaikan, apakah pasien London ini benar-benar sembuh?

Karena mengingat banyaknya sel yang diambil sampel di sini dan tidak adanya virus yang utuh.

Baca juga: Kenali 10 Mitos soal Penyakit Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi