Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pandemi Global, Ini Daftar 121 Negara dan Wilayah yang Konfirmasi Kasus Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona (Covid-19) di Eropa
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa wabah virus corona Covid-19 sebagai pandemi global.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memprediksi bahwa kasus terpapar virus corona masih akan bertambah.

"Selama dua minggu terakhir jumlah kasus di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena dampak telah meningkat tiga kali lipat," kata Tedros, Rabu (11/3/2020).

"Dalam beberapa hari dan minggu ke depan, kami memprediksi jumlah kasus, jumlah kematian dan jumlah negara yang terkena dampak bisa naik lebih tinggi," lanjut dia.

Baca juga: Virus Corona Jadi Pandemi Global, Apa Dampak dan Langkah Selanjutnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus corona telah menyebar dengan cepat ke ratusan negara di dunia.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun lalu ini, telah menewaskan 4.616 orang per Kamis (12/3/2020) pagi.

Sementara itu, sebanyak 126.042 orang terinfeksi virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab MERS dan SARS ini.

Dari total tersebut, sebanyak 67.056 kasus dinyatakan sudah pulih.

Dilansir dari Worldometers, berikut rincian negara dan wilayah yang telah mengonfirmasi kasus Covid-19 hingga Kamis (12/3/2020):

1. China (80.790 kasus)
2. Italia (12.462 kasus)
3. Iran (9.000 kasus)
4. Korea Selatan (7.755 kasus)
5. Perancis (2.281 kasus)
6. Spanyol (2.277 kasus)
7. Jerman (1.908 kasus)
8. Amerika Serikat (1.289 kasus)
9. Kapal pesiar Diamond Princess (696 kasus)
10. Switzerland (652 kasus)
11. Jepang (639 kasus)
12. Norwegia (629 kasus)
13. Denmark (514 kasus)
14. Belanda (503 kasus)
15. Swedia (500 kasus)
16. Inggris (456 kasus)
17. Belgia (314 kasus)
18. Qatar (262 kasus)
19. Austria (246 kasus)
20. Bahrain (195 kasus)
21. Singapura (178 kasus)
22. Malaysia (149 kasus)
23. Australia (127 kasus)
24. Hong Kong (126 kasus)
25. Kanada (102 kasus)
26. Yunani (99 kasus)
27. Israel (97 kasus)
28. Czechia (94 kasus)
29. Islandia (85 kasus)
30. Uni Emirat Arab (74 kasus)
31. Kuwait (72 kasus)
32. Irak (71 kasus)
33. San Marino (62 kasus)
34. India (62 kasus)
35. Libanon (61 kasus)
36. Mesir (60 kasus)
37. Thailand (59 kasus)
38. Finlandia (59 kasus)
39. Portugal (59 kasus)
40. Slovenia (57 kasus)
41. Brazil (52 kasus)
42. Filipina (49 kasus)
43. Taiwan (48 kasus)
44. Rumania (47 kasus)
45. Arab Saudi (45 kasus)
46. Irlandia (43 kasus)
47. Vietnam (38 kasus)
48. Indonesia (34 kasus)
49. Polandia (31 kasus)
50. Palestina (30 kasus)
51. Georgia (24 kasus)
52. Chili (23 kasus)
53. Aljazair (20 kasus)
54. Rusia (20 kasus)
55. Argentina (19 kasus)
56. Kroasia (19 kasus)
57. Pakistan (19 kasus)
58. Oman (18 kasus)
59. Ekuador (17 kasus)
60. Estonia (16 kasus)
61. Albania (15 kasus)
62. Kosta Rika (13 kasus)
63. Hungaria (13 kasus)
64. Peru (13 kasus)
65. Afrika Selatan (13 kasus)
66. Serbia (12 kasus)
67. Azerbaijan (11 kasus)
68. Brunei (11 kasus)
69. Makau (10 kasus)
70. Latvia (10 kasus)
71. Slovakia (10 kasus)
72. Belarus (9 kasus)
73. Kolumbia (9 kasus)
74. Panama (8 kasus)
75. Meksiko (8 kasus)
76. Maladewa (8 kasus)
77. Bulgaria (7 kasus)
78. Afganistan (7 kasus)
79. Luksemburg (7 kasus)
80. Makedonia Utara (7 kasus)
81. Tunisia (7 kasus)
82. Bosnia dan Herzegovina (7 kasus)
83. Maroko (6 kasus)
84. Siprus (6 kasus)
85. Malta (6 kasus)
86. Republik Dominika (5 kasus)
87. Selandia Baru (5 kasus)
88. Guyana (5 kasus)
89. Paraguay (5 kasus)
90. Senegal (4 kasus)
91. Kamboja (3 kasus)
92. Lithuania (3 kasus)
93. Bangladesh (3 kasus)
94. Matinique (3 kasus)
95. Moldova (3 kasus)
96. Nigeria (2 kasus)
97. Srilanka (2 kasus)
98. Bolivia (2 kasus)
99. Burkina Faso (2 kasus)
100. Kamerun (2 kasus)
101. Kepualauan Channel (2 kasus)
102. Kepulauan Faeroe (2 kasus)
103. Honduras (2 kasus)
104. Jamaika (2 kasus)
105. Saint Martin (2 kasus)
106. Andorra (1 kasus)
107. Armenia (1 kasus)
108. Yordania (1 kasus)
109. Monako (1 kasus)
110. Nepal (1 kasus)
111. Ukraina (1 kasus)
112. Bhutan (1 kasus)
113. Pantai Gading (1 kasus)
114. DRC (1 kasus)
115. Gibraltar (1 kasus)
116. Kota Vatikan (1 kasus)
117. Liechtenstein (1 kasus)
118. Mongolia (1 kasus)
119. Reuni (1 kasus)
120. St. Barth (1 kasus)
121. Turki (1 kasus)

Penetapan pandemi global

Penetapan virus corona sebagai pandemi global didasarkan atas meningkatnya jumlah kasus di luar China hingga 13 kali lipat serta banyaknya negara yang terinfeksi.

"Dalam beberapa hari atau pekan mendatang, kita akan melihat peningkatan jumlah kasus, kematian, hingga negara terinfeksi yang jauh lebih tinggi," kata Tedros.

Status pandemi menggambarkan suatu penyakit yang menyebar di antara orang-orang di banyak negara pada saat bersamaan.

Istilah tersebut terakhir kali digunakan pada 2009 saat merebaknya flu babi yang menewaskan ratusan ribu orang.

Menurut Tedros, perubahan status itu tidak mengubah apa pun tentang bagaimana virus menyebar.

Namun, WHO tetap berharap agar negara-negara bisa menanganinya.

Pasca-penetapan ini, WHO meminta semua negara untuk melakukan beberapa hal berikut:

  • Pertama, mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat
  • Kedua, berkomunikasi dengan publik tentang risiko dan bagaimana mereka dapat melindungi diri sendiri
  • Ketiga, menemukan, memisahkan, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan melacak setiap kontak yang berkaitan.

"Kami tak bisa mengatakan ini cukup keras atau cukup jelas. Semua negara mampu mengubah arah pandemi ini," kata Tedros.

Tedros menyebutkan, penyebaran virus corona saat ini tergantung setiap negara bahwa mereka mampu menghentikannya.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi oleh banyak negara adalah kemauan mereka dalam menangani virus itu. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi