Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Pesan Berantai Seputar Virus Corona Mengatasnamakan UNICEF

Baca di App
Lihat Foto
WhatsApp
Hoaks mengenai informasi seputar virus corona yang mengatasnamakan UNICEF
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah pesan menyebar secara berantai di aplikasi percakapan Whatsapp dan media sosial Twitter.

Pesan itu berisi informasi seputar virus corona jenis baru penyebab Covid-19 dengan mengatasnamakan UNICEF. Informasi ini dipastikan hoaks. 

Narasi yang beredar

Pesan tersebut berisi tujuh poin yang memuat informasi seputar virus corona Covid-19.

Informasi secara umum mengenai virus corona, seperti cara mencuci pakaian, menghindari makanan tertentu hingga cara pencegahan dengan air hangat dan garam disebutkan dalam pesan itu.

Pesan berantai ini seolah merupakan petunjuk mencegah virus corona dari UNICEF.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut bunyi pesannya:

Virus Corona (Covid 19)
oleh UNICEF

1. Corona merupakan virus berukuran besar. Diameter virus ini 400-500 micro, sehingga masker jenis apa pun dapat mencegah masuknya ke tubuh kita dan tidak perlu menggunakan masker yang mahal.

2. Virus corona tidak melayang di udara, tapi menempel pada benda, sehingga penularannya tidak melalui udara.

3. Apabila menempel di permukaan logam, virus corona dapat hidup selama 12 jam. Mencuci tangan dengan sabun dan air sudah cukup.

4. Apabila menempel di kain, virus corona dapat hidup selama 9 jam, sehingga mencuci pakaian atau menjemurnya di bawah sinar matahari selama 2 jam sudah cukup untuk membunuhnya.

5. Apabila menempel di tangan, virus corona dapat hidup selama 10 menit, sehingga menyediakan sterilizer berbahan dasar alkohol cukup untuk berjaga-jaga.

6. Apabila berada di udara bersuhu 26-27 °C, virus corona akan mati sehinga tidak hidup di daerah panas. Di samping itu, minum air panas dan berjemur di bawah sinar matahari sudah cukup sebagai pencegahan.

Menghindari makanan dan minuman dingin termasuk ice cream sangat penting.

7. Berkumur sampai dalam dengan air hangat dan garam akan membunuh virus corona di sekitar anak tekak (telak - Jw.) dan mencegahnya masuk kedalam paru-paru.

Dengan mengikuti petunjuk ini cukup untuk mencegah virus corona.
UNICEF

Tolong sebarkan informasi ini untuk mencegah timbulnya ketakutan yang tidak perlu.

Selain itu, pesan berantai juga turut tersebar di media sosial Twitter. Berikut salah satunya:

Konfirmasi Kompas.com

Communication For Development Specialist UNICEF Indonesia Rizky Ika Syafitri menegaskan, informasi yang mengatasnamakan UNICEF itu tidak benar.

"Hoaks. Cek informasi di website resmi UNICEF, WHO, dan Kementerian Kesehatan," kata Rizky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/3/2020) siang.

Rizky mengatakan, saat terjadi wabah, ada kecenderungan informasi tidak akurat menyebar.

Hal bisa memunculkan kepanikan, perasaan takut, stigma, dan informasi keliru tentang perlindungan diri dari penyakit seperti pesan yang beredar tersebut.

"Pesan ini membuat klaim bahwa menghindari es krim dan makanan dingin lainnya, serta serangkaian tindakan lain, dapat membantu mencegah timbulnya penyakit. Hal ini sama sekali tidak benar," ujar Rizky.

UNICEF Indonesia sendiri telah menyediakan Chatbot U-Report yang dapat diakses di Whatsapp.

Chatbot tersebut memberikan informasi akurat seputar corona virus secara resmi.

Masyarakat yang berminat mendapatkan perkembangan informasi mengenai virus corona dapat menyimpan nomor +62-811-9004-567.

Selanjutnya, kirimkan pesan "corona" dan isi data yang dibutuhkan.

Sejumlah menu mengenai informasi virus corona Covid-19 akan muncul setelahnya.

Baca juga: Update Info Corona Indonesia Bisa Diakses di WhatsApp, Ini Infonya!

Virus corona

Melansir dari situs resmi WHO, corona virus merupakan keluarga besar virus yang ditemukan pada hewan dan manusia.

Virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Novel coronavirus (CoV) merupakan virus corona jenis baru yang sebelumnya belum terindektifikasi pada manusia.

Virus corona baru ini disebut 2019-nCoV atau SARS-COV2 sebelumnya tidak terdeteksi sebelum wabah dilaporkan di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Virus ini menyebabkan penyakit pernapasan yang dapat ditularkan dari orang ke orang.

Penularan ini biasanya terjadi setelah kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi