Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Perlu Diketahui soal Penguncian Nasional di Italia akibat Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
FLAVIO LO SCALZO/REUTERS
Warga memakai masker mengantre di supermarket pada hari kedua lockdown Italia. Gambar diambil di Pioltello, dekat Milan, Rabu (11/3/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Italia telah menempatkan lebih dari 60 juta orang di bawah penguncian nasional seiring terus meningkatnya jumlah kasus virus corona.

Sejauh ini Italia melaporkan 12.462 kasus infeksi dengan 827 kematian, sehingga menempatkannya sebagai negara dengan kasus virus corona terbesar di luar China.

Langkah pemerintah Italia itu menandai upaya paling besar yang diambil oleh negara Barat untuk memerangi virus yang bermula di Kota Wuhan itu.

Baca juga: Update 16 WNI Terinfeksi Corona di Luar Negeri, 9 Dinyatakan Sembuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut empat hal yang perlu diketahui tentang penguncian itu, seperti dilansir dari Aljazeera:

1. Apa yang terjadi?

Pada Senin (9/3/2020) malam, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan penguncian secara nasional untuk membatasi penyebaran virus.

"Tidak akan ada zona merah. Tapi akan ada Italia, seluruh zona terlindungi," kata Conte.

Publik hanya diperbolehkan pergi ketika ada situasi kerja yang mendesak serta alasan kesehatan.

Penangguhan juga berlaku bagi acara olahraga dan upacara seperti pemakaman dan pernikahan.

Orang-orang diminta untuk menjaga jarak sekitar satu meter dari satu sama lain. Museum, bioskop, dan teater semuanya ditutup.

Meski demikian, bandara tetap beroperasi dan penerbangan masih terus berlanjut.

Syaratnya, publik harus mengisi dokumen yang menjelaskan alasan mereka melakukan perjalanan itu.

Bagi mereka yang berbohong, hukuman penjara hingga tiga bulan atau denda 206 euro atau sekitar 225 dollar AS, atau sekitar Rp 2,9 juta.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, AS Keluarkan Larangan Perjalanan dari 26 Negara Eropa Per Jumat Esok

2. Mengapa itu penting bagi Italia?

Kepala Penyakit Menular Rumah Sakit Sacco di Milan Massimo Galli mengatakan, jumlah kasus di Lombardy pekan lalu mirip dengan jumlah yang terlihat di Wuhan pada akhir Desember 2019.

Kekhawatiran juga muncul ketika tingkat kematian mencapai 5 persen secara nasional dan 6 persen di Lombardy, lebih tinggi perkiraan 3-4 persen.

Meski pemerintah telah mendesak warganya untuk tetap tinggal di rumah, masih banyak orang yang mengunjungi pantai dan bersosialisasi seperti biasa.

Kurangnya kedisiplinan tampaknya mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan lebih keras.

"Saya sadar betapa seriusnya ini, tetapi saya dipaksa untuk campur tangan bahkan lebih tegas untuk melindungi kita semua, terutama mereka yang lebih lemah dan rentan," kata Perdana Menteri Conte.

Kondisi infrastruktur yang lemah juga membuat para ahli khawatir akan penyebaran virus corona di wilayah selatan Italia.

Baca juga: Berikut Mitos dan Fakta soal Virus Corona yang Perlu Diketahui

3. Bagaimana reaksi orang Italia?

Kendati pemerintah menyebut belanja makanan akan diperbolehkan saat penguncian, tapi gelombang kepanikan publik tak bisa dihindari.

Orang-orang di seluruh penjuru negeri memenuhi toko untuk membeli bahan makanan, seperti biskuit, susu, kentang, dan gula.

Sejumlah kritik terhadap pemerintahan pun bermunculan.

Mereka menganggap kebijakan itu terlalu dibesar-besarkan dengan mengajak publik figur untuk turut mengampanyekannya.

Tercatat sejumlah tokoh nasional, seperti penyanyi Tiziano Ferro dan aktor pemenang Osca Paolo Sirrentino ikut mempromosikan tagas #iorestoacasa (saya tinggal di rumah).

Baca juga: Viral Foto Masker Bekas Seharga Rp 330.000 Dijual di Apotek di Yogyakarta

4. Bagaimana reaksi dunia?

Negara-negara lain di Eropa tengah mengawasi kebijakan yang diambil Italia tersebut. Pasalnya, para pemimpin negara lain khawatir adanya kemungkinan harus menerapkan tindakan serupa jika kasus memuncak.

Ada lebih dari 2.284 kasus di Perancis, 2.277 di Spanyol dan 2.078 di Jerman. Ketiga negara itu terus melakukan pendekatan untuk mengendalikan virus corona.

Beberapa negara dan maskapai penerbangan telah mengumumkan langkah-langkah dan saran perjalanan baru di tengah wabah di Italia.

Pada Selasa (10/3/2020), British Airways membatalkan penerbangan ke dan dari Italia. Sementara itu Austria melarang masuk orang dari Italia kecuali mereka memiliki sertifikat dokter.

Baca juga: [HOAKS] Minuman Beralkohol Dapat Mencegah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi