Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hari Dikira Pneumonia, Seorang Pengacara di New York Positif Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
NICOLA FOSSELLA
Orang-orang dan petugas kesehatan memakai masker wajah pelindung di luar rumah sakit di Padua, wilayah Veneto, Italia utara EPA-EFE/NICOLA FOSSELLA
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Seorang pengacara berusia 50 tahun di New York dilaporkan positif mengidap Covid-19 usai 4 hari dirawat di kamar biasa.

Dokter mengira yang bersangkutan hanya mengalami pneumonia biasa. 

Penemuan kasus positif pada pengacara Lawrence Garbuz pada 2 Maret itu menjadi indikasi pertama bahwa virus itu telah beredar di New York melalui penyebaran komunitas.

Hasil penelusuran terhadap kasus Garbuz menunjukkan, bahwa satu kasus yang tak terdiagnosis dapat menimbulkan malapetaka di rumah sakit dan menyebarkan kecemasan di seluruh wilayah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jadi Pandemi Global, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19

Garbuz sendiri diketahui berasal dari New Rochelle, New York dan belum melakukan perjalanan ke negara-negara yang terindikasi.

Melansir dari New York Times, saat dirawat di Lawrence Hospital, NY, Garbuz melakukan kontak dengan puluhan dokter dan perawat, para pekerja yang membawa makananannya, membersihkan kamarnya, portir yang membantu memindahkan barang dan teknisi yang memastikan ventilator bekerja.

Termasuk-beberapa pasien yang ia temui.

Awal kasus

Garbuz tiba di Rumah Sakit Lawrence pada 27 Februari 2020. Hasil diagnosis awal menyatakan yang bersangkutan mengalami pneumonia.

Ia awalnya dirawat di kamar lantai lima rumah sakit, tapi kemudian dipindah ke kamar lain.

Saat kesehatannya semakin memburuk, Garbuz dipindahkan ke unit perawatan kritis lantai tiga.

Awalnya ia masih sanggup berjalan sendiri. Tapi saat kesehatannya memburuk ia tak sanggup lagi berjalan hingga akhirnya diberi kursi roda.

Baca juga: Kasus Pertama Virus Corona di China Dilacak hingga 17 November 2019

Hasil X-ray menunjukkan paru-parunya dalam kondisi yang buruk mirip seperti ‘sarang laba-laba’.

Seorang pekerja di rumah sakit itu mengatakan, dokter yang merawat sempat mencurigai Garbuz dengan virus corona, akan tetapi ia tidak menindaklanjutinya.

Hal itu karena yang bersangkutan diketahui tak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara terpapar.

Saat 1 Maret, Garbuz diintubasi dan menggunakan ventilator untuk membantunya bernapas.

Intubasi sendiri adalah memasukkan tabung plastik ke tenggorokan pasien.

Tindakan penanganan khusus

Saat kondisinya semakin parah Garbuz akhirnya dipindahkan ke Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian tanpa tindakan penanganan khusus.

Dua hari kemudian setelah dipindahkan, Gubernur Andrew M Cuomo mengumumkan bahwa seorang pria dari Westchester County yang telah berada di Rumah Sakit Lawrence positif virus corona.

Saat ia dipindah-pindahkan tersebut ia berkontak dengan lebih banyak staf maupun pasien lain.

Seorang pegawai mengatakan, seandainya Garbuz diketahui positif sejak awal tentunya ia akan ditempatkan di ruang isolasi segera.

Sayangnya, sejauh yang diketahui para staf, Garbuz datang hanya sebagai pasien biasa.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

Kehawatiran penyebaran kasus

Usai kasus positif tersebut, dilakukan pelacakan lanjutan dan didapati delapan pekerja yang diuji satu orang dinyatakan positif pekan lalu.

Beberapa orang lalu dikarantina termasuk dokter yang merawat.

"Para karyawan dan perawat lain yang merawat pasien telah diidentifikasi, dan langkah-langkah tindak lanjut, isolasi, pemantauan dan pengujian sesuai kebutuhan, sedang berlangsung," kata Kate Spaziani, juru bicara rumah sakit.

Proses pemasangan ventilator dikhawatirkan beberapa ahli memiliki proses risiko menularkan virus ke petugas kesehatan.

Akan tetapi, Juru Bicara Rumah Sakit menolak mengatakan apakah staf saat memasang alat tersebut ketika itu mengenakan pelindung yang memadai.

Baca juga: Update Virus Corona di Belahan Dunia: 131.627 Kasus, 4.940 Meninggal, 68.529 Sembuh

Kepala ahli epidemiologi untuk NYU Langone Health System, Michael Phillips mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa dirinya yakin ada kelalaian yang terjadi terkait dengan tak terdeteksinya kasus Garbuz.

Howard Markel, seorang Profesor Sejarah Kedokteran di Universitas Michigan mengatakan, dokter seharusnya mempertimbangkan pasien-pasien yang datang dengan gejala pernapasan untuk dicurigai sebagai pasien dengan virus corona.

"Saya pikir Anda harus mencurigai penyakit ini sampai dibuktikan sebaliknya," kata dia.

Garbuz sendiri selama sakit telah dikunjungi banyak orang.

Kini setidaknya tiga orang keluarganya juga dinyatakan positif virus. Begitu juga tetangganya yang mengantar ia ke rumah sakit.

 Baca juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Singapura Lacak 95 Warganya yang Ikuti Tabligh Akbar di Malaysia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi