Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tes Virus Corona yang Perlu Anda Ketahui, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi laboratorium
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Jumlah kasus virus corona penyebab penyakit Covid-19 di Indonesia bertambah 35, di mana saat ini kasus virus corona menjadi 69.

Sebelumnya, kabar merebaknya virus corona di Indonesia pertama kali dilaporkan pada 2 Maret 2020.

Salah satu pencegahan penyebaran virus corona antara lain dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga kesehatan tubuh, makan makanan bergizi dan teratur.

Selain itu, pencegahan lain dapat dilakukan dengan tes pengujian kasus virus corona untuk mendeteksi apakah kita positif atau negatif dari virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Virus Corona Dapat Bertahan di Plastik dan Stainless Steel hingga 3 Hari

Ini 5 fakta tes pengujian kasus virus corona yang dilakukan di Indonesia.

1. Butuh waktu sehari

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed mengungkapkan pemeriksaan sampel tes uji virus corona membutuhkan waktu sehari.

Ia menjelaskan, sejak sampel diterima, uji tes hanya memerlukan waktu sehari dan kemudian langsung dapat diketahui hasilnya.

"Satu hari atau 1x24 jam sejak sampel diterima di Litbang," ujar Vivi saat dihubungi Kompas.com pada Senin (9/3/2020).

2. Dilakukan di Lab Litbangkes

Adapun prosedur pemeriksaan spesimen dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Kementerian Kesehatan.

Diketahui, alat dan kemampuan di lab Balitbangkes Kemenkes disebutkan sudah terstandar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

3. Alur Pemeriksaan

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (9/3/2020), prosedur pemeriksaan spesimen di lab Balitbangkes dimulai dengan pengambilan spesimen dari rumah sakit rujukan.

Kemudian, penerimaan spesimen, pemeriksaan spesimen, dan pelaporan.

Selanjutnya, spesimen dikirim ke lab Balitbangkes.

Spesimen yang diterima tidak hanya 1 spesimen, melainkan minimal 3 spesimen dari 1 pasien.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

4. Pemeriksaan spesimen

Tahap selanjutnya, spesimen yang diterima di-ekstrasi untuk diambil RNA-nya.

RNA merupakan senyawa kompleks dengan berat molekul tinggi yang berfungsi dalam sintesis protein seluler dan menggantikan DNA sebagai pembawa kode genetik pada beberapa virus.

Setelah memperoleh RNA, spesimen kemudian dicampurkan dengan Reagen untuk pemeriksaan dengan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (PCR).

PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada tidaknya virus/DNA virus dan untuk mengetahui genotip virus.

Genotip virus dapat diketahui dengan melakukan sekuensing DNA.

Setelah itu dimasukkan ke mesin yang berfungsi untuk memperbanyak RNA supaya bisa dibaca oleh alat spektrofotometer.

Baca juga: Berikut Daftar Rumah Sakit Rujukan Penanganan Virus Corona di Riau

5. Hasil tes

Jika telah melakukan serangkaian tahapan itu, akan muncul tanda positif dan negatif virus corona.

Untuk positive control diilustrasikan dengan kurva sigmoid, sementara negative control tidak terbentuk kurva (hanya datar).

Hal itu berarti satu quality assurance untuk memastikan apakah yang diperiksa benar corona atau tidak.

Untuk mengerjakan pemeriksaan spesimen banyak hal yang harus dipenuhi sebelum menyatakan sampel yang diperiksa positif atau negatif.

Sehingga, jika hasil menunjukkan positif corona, sampel tersebut akan menyerupai dengan positive control-nya.

Setelah itu memasuki tahap pelaporan. Kasus positif dilaporkan setelah semua alur dilalui.

Baca juga: WHO Serukan 4 Strategi Penanganan Virus Corona, Apa Saja?

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi