Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FKUI Bikin 420 Liter Hand Sanitizer untuk Dibagikan ke RS dan Sekolah

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
ilustrasi handsanitizer
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) membuka kesempatan bagi relawan untuk bergabung membuat hand sanitizer yang nantinya akan dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit dan sekolah-sekolah.

Seperti diketahui, keberadaan handsanitizer di pasaran saat ini sangat langka sejak Pemerintah RI mengumumkan adanya kasus positif Covid-19 di Indonesia 2 Maret lalu.

Berangkat dari kondisi itu, Departemen Kimia FKUI melakukan kegiatan pembuatan hand sanitizer untuk masyarakat. Berdasarkan poster yang tersebar di grup percakapan WhatsApp, produksi akan dimulai esok hari, Senin (16/3/2020) pukul 08.00 WIB di Departemen Kimia Kedokteran FKUI.

Produksi 420 liter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Pengajar Departemen Kimia Kedokteran FKUI, Rafika Indah membenarkan kegiatan itu, namun ia menyebut kuota relawan saat ini sudah terpenuhi dan proses produksi siap untuk dilakukan.

"Untuk pesanan minggu ini, kebanyakan pesanan dari teman-teman dosen dan dokter yang memang mau bagi-bagi hand sanitizer. (Rencana total produksi) Minggu ini 420 liter," kata Fika saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/3/2020) siang.

Baca juga: Begitu Mudah Menyebar, Ini yang Dilakukan Virus Corona pada Tubuh Pasien

Menurutnya, dosen atau dokter yang memesan cairan pencuci tangan itu nantinya akan dibagikan kembali secara gratis ke sekolah-sekolah.

Namun, untuk mendapatkannya dari Departemen Kimia Kedokteran, para pemesan hanya dimintai Rp 5.000 untuk setiap botol yang berisi 100 ml. Biaya itu disebut Fika hanya untuk mengganti bahan pembuatan beserta kemasannya.

"Niat kami hanya membantu, kami enggak ambil untung sama sekali. Kami hanya membantu untuk pembuatannya," ujar Fika.

Akan disalurkan di lokasi mana nantinya hand sanitizer yang telah dipesan menjadi kewenangan para pemesan dan pihak Departemen Kimia FKUI sebagai produsen mengaku tidak tahu-menahu.

Meskipun begitu, hand sanitizer tersebut ada yang dialokasikan khusus ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Kalau rumah sakit, sejauh saya tahu ke RSCM. Kalau sekolah-sekolah, ini dari teman dosen FKUI yang mau memberikan donasi ke sekolah anak-anaknya, tapi saya kurang tahu daerahnya mana saja," jelas dia.

Selain pesanan dan harus mengganti biaya produksi, ternyata ada juga produk hand sanitizer yang akan diberikan secara cuma-cuma.

"Kami juga bagi-bagi gratis selama seminggu ini (dengan ketentuan) 100ml/orang, harus ambil sendiri di kantor kami mulai jam 13.00 WIB, tapi persediaan kami batasi 100 botol per hari," ujar Fika.

Sesuai formula WHO

Pihaknya menjelaskan, cairan pencuci tangan yang dibuat ini menggunakan formula yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Kami buat seperti formula yang direkomendasikan WHO," sebut dia.

Baca juga: Daftar RS Rujukan Corona di Sulawesi Tenggara dan Hotline yang Bisa Dihubungi

Untuk efektivitas hand sanitizer, Fika menyebut pihaknya belum pernah membandingkan antara produk yang diperjualbelikan di pasar sebelumnya dengan produk yang mengikuti formula dari WHO.

"Kami belum pernah membandingkan untuk efektivitas. Kami lebih berpedoman kalau WHO merekomendasikan formula ini, ya harusnya efektif juga," ujar dia.

Fika menyebut, sesungguhnya proses pembuatan hand sanitizer yang dilakukan pihaknya bisa dilakukan juga oleh masyarakat secara mandiri. Dibuat dengan bahan-bahan yang sesuai dengan direkomendasikan WHO. 

Akan tetapi, dikhawatirkan akan muncul oknum yang memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan.

"Sebenarnya bisa saja membuat sendiri, tapi kami khawatir kalau ada oknum yan memanfaatkan momen, dijual lebih mahal tapi belum ada izin edar," kata Fika.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi