Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Pneumonia dengan Covid-19 yang Disebabkan Virus Corona?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejak dikonfirmasi untuk pertama kalinya pada 2 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan 117 kasus virus corona hingga Minggu (15/3/2020) dengan lima kematian dan delapan pasien dinyatakan sembuh.

Tak hanya itu, ada sejumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang ternyata dikonfirmasi sebagai kasus pneumonia, seperti yang terjadi di sejumlah daerah.

Lantas, apa bedanya pneumonia dengan Covid-19 karena virus corona? Berikut penjelasannya. 

Pneumonia

Melansir The Guardian, pneumonia merupakan peradangan jaringan paru-paru dan biasanya disebabkan oleh bakteri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peradangan itu mengakibatkan kantung udara di ujung pernapasan di paru-paru terisi oleh cairan.

Pneumonia berisiko pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh atau imunitas rendah, baik disebabkan oleh usia maupun penyakit.

Bayi, orang tua, perokok, dan peminum berat dinilai memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi pneumonia. 

Baca juga: Bagaimana Media Sosial Pengaruhi Persepsi Publik terhadap Virus Corona?

Gejala pneumonia

Gejala pneumonia biasanya mirip dengan influenza sehingga penderita akan mengalami demam, berkeringat, menggigil, batuk, dan kehilangan nafsu makan.

Termasuk gejala serius adalah bernapas cepat, merasa sakit di sisi dada, dan menjadi terasa lebih buruk ketika mengambil napas dalam-dalam.

Dalam kasus pneumonia ringan, butuh waktu beberapa hari atau satu minggu untuk kembali sehat.

Namun, dalam kasus yang parah bisa memakan waktu sampai enam bulan, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pada seseorang dengan kesehatan yang buruk atau dengan sistem kekebalan yang lemah, pneumonia yang tidak diobati dapat menyebabkan kadar oksigen turun sehingga jaringan tubuh akan berpengaruh.

Covid-19

Berbeda dari pneumonia, Covid-19 muncul akibat virus corona yang bernama SARS-CoV-2 yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Sebagai catatan, virus ini juga dapat menyebabkan pneumonia. Mereka yang terinfeksi dilaporkan menderita batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

Pada kasus serius bahkan bisa terjadi kegagalan organ. Banyak di antara pasien Covid-19 yang meninggal karena sudah memiliki kondisi kesehatan yang buruk.

Proses pemulihan Covid-19 tergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh masing-masing individu.

Baca juga: Mengenal Pulau Galang, Kamp Pengungsian yang Akan Jadi Lokasi Observasi Penyakit Infeksi Menular

Pada Januari lalu, Komisi Kesehatan China telah mengonfirmasi adanya penularan antar-manusia karena virus corona. Kini, virus tersebut telah menyebar hampir di seluruh dunia.

Gaya hidup sehat, memakai masker saat sedang sakit, sering mencuci tangan, dan menghindari kerumunan saat ini menjadi cara terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi