Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

186.840 Orang Terinfeksi, Bagaimana Tahapan Tes Virus Corona?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus corona atau covid-19
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Di bulan ketiga penyebarannya, virus corona atau SARS-CoV-2 diketahui sudah menginfeksi lebih dari 180.000 jiwa di ratusan negara di seluruh dunia.

Virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini disebut memiliki gejala ringan seperti deman, batuk, sakit tenggorokan, dan sulit bernafas.

Namun, ada juga pasien yang akhirnya dinyatakan positif terinfeksi virus yang pertama kali terdeteksi dari Wuhan, China ini meski tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Positif dan negatifnya seseorang dari infeksi virus corona baru hanya dapat diketahui dari proses uji laboratorium atau tes yang dilakukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir artikel dari Economics Times (15/3/2020), untuk mengetahui infeksi virus corona, sejauh ini belum ada alat khusus yang tersedia di dunia kedokteran.

Meskipun begitu, keberadaan corona dalam tubuh manusia dapat dideteksi melalui serangkaian tes atau uji kesehatan di rumah sakit atau laboratorium khusus.

Baca juga: INFOGRAFIK: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Perlu diingat, tidak semua rumah sakit atau laboratorium memiliki kapasitas untuk melakukan serangkaian tes ini. Hanya rumah sakit yang telah tersertifikasi yang dapat melakukannya.

Apa saja proses tes virus corona tersebut?

Tes usap

Laboratorium akan mengabil kapas khusus dan mengambil sampel dari bagian dalam tenggrokan atau hidung pasien yang diperiksa.

Aspirasi hidung

Selanjutnya, laboratorium akan menyuntikkan larutan saline ke hidung pasien dan melepas sampel dengan lembut.

Aspirasi trakea

Sebuah tabung tipis terang yang disebut sebagai bronkoskop akan dimasukkan ke dalam paru-paru pasien untuk mengambil sampel dari sana.

Tes dahak

Kemudian ada pula tes dahak. Dahak merupakan salah satu jenis lendir yang berasal dari paru-paru yang bisa keluar dari batuk atau diambil sampelnya dari hidung menggunakan usapan.

Tes darah

Terakhir adalah tes darah. Mengutip dari Wired (16/3/2020) untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi virus corona atau tidak adalah dengan melakukan teknik polimerase (PCR), yakni memperbanyak DNA sehingga lebih mudah dianalisis.

Uji laboratorium

Begitu berada di laboratorium, langkah pertama adalah memisahkan RNA dari semua yang lain dalam sampel. Ini disebut ekstraksi RNA.

Setelah RNA dimurnikan, langkah selanjutnya adalah menambahkan enzim reverse transcriptase yang mengubahnya menjadi DNA — beralih dari satu untai ke dua.

Kemudian DNA masuk ke tabung reaksi bersama dengan batch nukleotida longgar, enzim pembangun DNA, dan fragmen DNA pendek yang disintesis yang disebut "primer."

Baca juga: Wabah Corona, Louis Vuitton Bikin 12 Ton Hand Sanitizer untuk Bantu RS di Perancis

Primer ini telah dirancang untuk menemukan dan mengikat segmen spesifik dari genom virus. Dengan kata lain, mereka harus, jika berfungsi dengan baik, mengenali dan hanya memperkuat materi genetik dari virus, dan bukan dari hal lain yang mungkin ada dalam sampel, seperti DNA manusia atau bakteri.

Ini semua terjadi di dalam mesin PCR, instrumen yang menjalankan siklus suhu terkoordinasi. Saat memanaskan tabung, heliks ganda DNA terpisah menjadi dua helai, memperlihatkan setiap sisi.

Ketika kemudian menurunkan suhu, primer mengunci ke segmen yang ditargetkan dari DNA yang terpapar. Enzim menggunakan primer ini sebagai tempat awal dan mulai membangun untaian DNA komplementer sesuai dengan urutan yang terbuka.

Sekitar lima menit kemudian, di mana dulu ada satu untai DNA, sekarang ada dua. Setelah 30 hingga 40 siklus proses ini, satu salinan DNA berlipat ganda menjadi ratusan juta. Sudah cukup DNA yang dapat dideteksi oleh para ilmuwan.

Mereka melakukannya dengan pewarna fluoresen yang ditambahkan ke tabung reaksi selama fase amplifikasi PCR yang hanya bersinar di hadapan DNA.

Alat pengukur cahaya khusus di dalam mesin PCR kemudian membacakan pola fluoresensi ini untuk menentukan sampel mana yang memiliki virus di dalamnya dan mana yang tidak.

Baca juga: Melihat Bagaimana Cuci Tangan dengan Sabun Bisa Memperlambat Penyebaran Corona

Melalui tes RT-PCR inilah nantinya bisa menentukan apakan seseorang menderita Covid-19 atau tidak.

"Ini adalah teknik yang sangat standar dan dapat diandalkan. Sebelumnya telah digunakan di laboratorium mikrobiologi hampir di mana saja. Ini menjadi tes tercepat yang bisa dikembangkan," kata Louis Mansky, Direktur Institut Virologi Molekuler University of Minnesota.

"Jika ada coronavirus dalam sampel Anda, maka RNA-nya akan ditranskripsi menjadi DNA dan diperkuat bersama dengan sinyal fluoresens yang memberi tahu Anda jika tesnya positif atau negatif," kata Mansky.

Tes itu sendiri hanya membutuhkan waktu sekitar satu hari jika memiliki semua reagen yang diperlukan. Tetapi kekurangan dan logistik pengiriman bisa menjadi penyebab hasil tes bisa keluar lebih dari sehari. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: wired science, The Economic Times
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi