Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

152 Negara Terinfeksi, Bisakah Orang Kebal terhadap Virus Corona?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, Covid-19 di Indonesia
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com- Virus corona baru terus menyebar di seluruh dunia. Penyebaran virus corona di seluruh dunia telah menembus 152 negara.

Seiring dengan itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, China, tersebut juga semakin banyak.

Hal itu mendorong pemerintah untuk meningkatkan upaya menahan penyebaran penyakit yang disebabkannya, secara resmi dikenal sebagai Covid-19.

Lebih dari 5.700 orang telah meninggal dunia akibat penyakit ini, sementara lebih dari 152.000 infeksi telah dikonfirmasi di banyak negara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pun telah menyatakan wabah itu sebagai pandemik.

Lantas bisakah orang kebal terhadap virus corona?

Baca juga: Atasi Corona, Indonesia Dinilai Bisa Minta Bantuan Lab dan Medis Negara Lain

Tingkat kekebalan akan berkembang secara alami

Melansir Al-Jazeera (15/3/2020), virus yang menyebar dengan cepat biasanya datang dengan tingkat kematian yang lebih rendah dan sebaliknya.

Tetapi, virus corona merupakan strain yang sama sekali baru, sehingga diyakini bahwa tidak ada kekebalan pada siapa pun.

Meski demikian, beberapa tingkat kekebalan terhadap virus tersebut secara alami akan berkembang dari waktu ke waktu.

Hanya saja, bagi mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, seperti orang tua atau orang sakit, paling berisiko menjadi sakit parah karena virus corona.

Meskipun jumlah total kematian sekarang telah melebihi yang tercatat selama wabah sindrom pernapasan akut (SARS) 2002-2003, tingkat kematian saat ini jauh lebih rendah daripada SARS.

Tingkat kematian virus corona adalah 2,4 persen, sementara SARS membunuh 9,6 persen dari mereka yang terinfeksi.

Baca juga: Dari Total 172 Kasus Corona, 9 Pasien Dinyatakan Sembuh

Cara melindungi diri dari virus corona

Para ahli sepakat bahwa penting untuk sering mencuci tangan dengan sabun untuk melindungi diri dari virus. 

Selain itu, tutupi wajah dengan tisu atau siku saat batuk atau bersin. Kemudian, kunjungi dokter jika memiliki gejala terinfeksi virus corona dan hindari kontak langsung dengan hewan hidup di daerah terdampak.

Sementara, para ilmuwan meragukan efektivitas penggunaan masker wajah terhadap pencegahan virus corona yang menyebar di udara.

Masker mungkin memberikan beberapa perlindungan, tetapi karena mereka tidak seutuhnya menempel pada wajah dan terbuat dari bahan permeabel, maka masih bisa dilewati tetesan.

Banyak negara telah menyarankan orang-orang yang melakukan perjalanan kembali dari China melakukan karantina sendiri setidaknya selama dua minggu.

Baca juga: Wabah Virus Corona, LaLaLa Fest 2020 Batal Digelar

Cara menghentikan penyebaran virus corona

China telah melakukan lockdown terhadap Wuhan dan lebih dari selusin kota lain, meskipun ini tidak mencegah virus menyebar ke negara di luar China.

Karena jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat, bisnis dan negara mengambil tindakan yang semakin drastis.

Sejumlah maskapai penerbangan telah menghentikan penerbangan ke China, sementara sejumlah negara mengevakuasi warganya dari Wuhan dan Hubei.

Beberapa negara telah menutup perbatasan mereka dengan China dan yang lainnya telah melarang masuknya ke warga China.

Baca juga: Menolak Diisolasi, Pasien Suspect Corona di Kudus Kabur dari Rumah Sakit

Penularan dari orang ke orang telah dikonfirmasi di beberapa negara, yang oleh kepala darurat WHO Michael Ryan disebut sebagai "keprihatinan besar".

Bahkan dengan kemajuan terbaru dalam teknologi medis, tidak mungkin vaksin dapat tersedia untuk distribusi massal dalam setahun.

Ini berarti bahwa langkah-langkah kebijakan di bidang kesehatan masyarakat akan menjadi sangat penting untuk menahan penyebaran.

Pembatasan pergerakan tidak akan menghentikan penyebaran penyakit sepenuhnya tetapi akan memperlambat perkembangannya dan memberikan waktu bagi daerah lain untuk bersiap menghadapi virus corona.

Menurut Krause, hal ini juga akan membatasi tekanan pada infrastruktur kesehatan dengan mengurangi jumlah infeksi pada satu waktu. 

Baca juga: Corona Mewabah, Ada Penurunan Volume Kendaraan di Exit Tol Wilayah Jakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi