Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penularan Virus Corona, Mengapa Sebaiknya 14 Hari di Rumah Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia terus bertambah sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020.

Data terakhir hingga Rabu (18/3/2020) malam, Indonesia mencatatkan 19 kasus kematian akibat virus ini.

Sementara itu, kasus positif tercatat 227, dan 11 orang dinyatakan sembuh.

Untuk menekan laju penularan virus corona, sejumlah pemerintah daerah memberlakukan aturan belajar di rumah bagi siswa sekolah. Aktivitas belajar di sekolah dihentikan selama 14 hari.

Demikian pula para pekerja. Perusahaan-perusahaan mengambil kebijakan memperbolehkan para karyawannya bekerja di rumah selama rentang waktu 14 hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan ini kebanyakan diberlakukan sejak 16 Maret 2020, ketika eskalasi kasus di sejumlah daerah mengalami lonjakan.

Selain imbauan untuk beraktivitas di rumah, warga juga diminta disiplin melakukan social distancing atau mengambil jarak saat berada di satu tempat dengan orang lain. Terutama di ruang publik.

Baca juga: Negara-Negara yang Konfirmasi Kasus Baru Virus Corona dari Tabligh Akbar di Malaysia

Mengapa sebaiknya di rumah saja?

Menurut Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Kesehatan Busroni, social distancing dan karantina mandiri selama 14 hari punya peran besar dalam pencegahan dan penanganan untuk memperlambat penularan virus corona.

Social distancing merupakan bagian dari upaya untuk melindungi orang yang sakit dan sehat.

Sejumlah pemerintah daerah pun telah mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah-sekolah dan menutup tempat hiburan dalam rangka menekan angka penularan virus.

Namun, kata Busroni, hal ini tidak akan berdampak jika masyarakat masih melakukan kontak dengan orang lain.

"Namun, tidak ada maknanya jika menggunakan masa libur untuk berlibur ke luar, sama dengan memindahkan kontak dengan orang lain. Social distancing harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan menahan diri di rumah, tidak melakukan kontak dengan orang lain," ujar Busroni, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Berikut Cara Mudah Bersihkan dan Disinfektan Rumah

Masa inkubasi virus

Mengapa 14 hari? Hal ini terkait masa inkubasi virus.

Rentang waktu selama 14 hari merupakan hitungan dua kali masa inkubasi virus.

"Jadi, sejak inkubasi virus, yaitu 5-7 hari, untuk lebih meyakinkan dikali dua periode mejadi 14 hari. Agar ada jaminan biar akurat dari kondisi pasien," kata Busroni.

Pada masa ini, masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan membatasi pergi keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak.

Sebuah temuan menyebutkan, 2-14 hari mewakili kisaran perkiraan resmi saat ini untuk corona virus.

Meski demikian, periode inkubasi virus sangat bervariasi di antara pasien.

CDC Amerika Serikat melaporkan, masa inkubasi Covid-19 berada pada rentang 2-14 hari.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), periode inkubasi berkisar 1-12,5 hari dengan perkiraan rata-rata 5-6 hari.

WHO pun merekomendasikan bahwa tindak lanjut dari kontak kasus yang dikonfirmasi adalah 14 hari.

Melansir Worldometers, memahami periode inkubasi sangat penting bagi otoritas kesehatan karena memungkinkan mereka untuk memberlakukan sistem karantina yang lebih efektif bagi orang yang dicurigai membawa virus.

Selain itu, sebagai cara mengendalikan dan mencegah penyebaran virus itu sendiri.

Baca juga: Cara Penularan Virus Corona dan Alasan Pentingnya Social Distancing

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi