Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 25 Tahun Kepergian Nike Ardila, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. KOMPAS/Theodore KS
Nike Ardilla
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 25 tahun yang lalu, tepatnya pada 19 Maret 1995, Nike Ardila meninggal dunia karena kecelakaan.

Artis muda tersebut meninggal pada usia 19 tahun. Orang-orang tidak menduga Nike pergi secepat itu.

Keluarga dan penggemarnya masih mengenangnya, bahkan hingga bertahun-tahun setelah dia meninggal.

Nike lahir di Bandung 27 Desember 1975. Dia melejit dan populer di usia yang masih sangat muda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenang Ashraf Sinclair, Suami BCL yang Aktif di Dunia Perfilman dan Startup

Harian Kompas (20/3/1995) memberitakan Nike meninggal setelah menabrak pagar tembok setinggi satu meter di Jl RE Martadinata (dulu Jalan Riau) No. 215 Bandung, sekitar pukul 06.15 WIB.

Penyanyi sekaligus bintang film dan bintang iklan itu mengalami pendarahan di bagian kepala karena benturan tersebut.

Sedangkan mobilnya diamankan di Mapolresta Bandung Tengah dan kerusakannya hanya di pintu pengemudi.

Jenazah dikebumikan di Desa Imbanegara, Kabupaten Ciamis, sekitar 180 kilometer sebelah timur Bandung.

Perjalanan pulang

Menurut keterangan keluarga korban, Sabtu (18/3/1995) malam sekitar pukul 22.00 WIB, Nike baru tiba di rumahnya yang berada di jalan Parakan Saat I No 37 Bandung.

Sebelumnya dia meninggalkan rumah selama beberapa hari untuk menyelesaikan sinetron di Bogor.

Hanya sebentar di rumah, Nike kemudian keluar bersama kawannya Sopiatun Wahyuni.

Sekitar pukul 24.00 WIB, Nike berada di diskotik Pollo Bandung hingga Minggu (20/3/1995) pukul 04.00 WIB.

Setelah itu dia mampir makan di rumah makan Kintamani, Jalan Lombok Bandung.

Ayah Sopiatun mengatakan, setelah makan terjadi kecelakaan. Sopiatun dan Nike kala itu tengah berada dalam perjalanan pulang.

Menurut salah satu saksi mata, mobil yang dikendarai Nike tiba-tiba oleng ke kiri membentur bak sampah dan pagar tembok. Suaranya membentur keras.

Baca juga: Mengenang Profesor Drum Neil Peart...

Perjalanan karier

Nike Ardila meraih puncak kesuksesan melalui jalan panjang.

Pada 1986, dia meraih juara harapan I Lomba Nyanyi Radio Ganesha saat masih duduk di kelas IV SD. Tahun itu pula ia menjadi juara menyanyi Lagu Pilihanku TVRI.

Meski sudah masuk rekaman pada usia 11 tahun, nama Nike belum populer.

Barulah pada 1989, nama Nike mulai diperhitungkan. Yaitu setelah album lagunya Seberkas Sinar meledak di pasaran, dengan jumlah yang terjual 200.000 kaset.

Tahun berikutnya, album berjudul Bintang Kehidupan, laku terjual 400.000 kaset.

Lagu-lagu yang dinyanyikan Nike Ardila, umumnya hasil ciptaan Deddy Dores, seperti Sandiwara Cinta yang sering ditayangkan televisi.

Tak hanya penyanyi hebat, Nike juga pemain film. Dia memerankan seorang gadis kampung di serial None yang diputar di TPI setiap Selasa malam kala itu.

Sebagai seniman, Nike mau saja menyelesaikan make up walau baru bangun tidur. Dia dikatakan Putu Wijaya memiliki disiplin yang tinggi.

Baca juga: Mengenang Marie Fredriksson, Vokalis Roxette Sekaligus Survivor Kanker Otak

Kesedihan abadi

Dikutip Harian Kompas (23/3/1995), sepeninggal Nike, lagu-lagunya membahana di seluruh penjuru ibu kota selama dua hari.

Meninggalnya Nike di usia yang masih muda telah disebut-sebut mewakili kesedihan abadi.

Para pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat salah satunya.

Mereka memperdengarkan lagu penyanyi slow rock itu sekeras-kerasnya di tengah lalu lalang manusia yang berjubel.

Tapi di beberapa toko di Jakarta album-album Nike justru mulai langka. Kasetnya laku keras.

Sementara itu, lagu "Sebuah Lagu Buat Nike" ciptaan Deddy Dores ludes dalam waktu 2 minggu.

Harian Kompas (9/4/1995) memberitakan sebanyak 150.000 kaset berisi lagu mengenang Nike tersebut laku terjual.

Sebanyak Rp 200 dari penjualan kaset akan diberikan kepada keluarga Nike.

Tak hanya untuk keluarga, ternyata Deddy Dores juga akan meneruskan sumbangan tiap bulan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) Wawasan Nusantara.

SLB itu selama ini hanya menerima sumbangan dari Nike. Setelah meninggalnya Nike, SLB itu ganti nama menjadi SLB Nike Ardila.

Baca juga: Mengenang Ciputra, dari Atlet Lari, Begawan Properti hingga Kelola Institusi Pendidikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi