Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Efektivitas Tes Massal untuk Deteksi Covid-19 di Sejumlah Negara

Baca di App
Lihat Foto
YONHAP
Pekerja menyemprotkan disinfektan di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, 24 Februari 2020, setelah diketahui bahwa seseorang yang mengambil bagian dalam sesi diskusi pada 19 Februari di Majelis telah terbukti positif terkena virus coronavirus. Parlemen mengatakan bahwa desinfeksi akan dilakukan secara bertahap hingga 26 Februari. EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah memerintahkan pelaksanaan rapid test Covid-19 massal pada Kamis (19/3/2020).

Perintah tersebut dikeluarkan seiring lonjakan jumlah kasus virus corona di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total kasus virus corona di Indonesia per Kamis (19/3/2020) mencapai 309 kasus.

"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar, agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta.

Sebelumnya, sejumlah negara yang lebih dulu mengalami wabah virus corona telah mengadakan tes massal untuk mendeteksi lebih dini warga yang diduga terinfeksi virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: UPDATE: 15 Orang Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Bagaimana pelaksanaan tes massal di sejumlah negara itu? 

Korea Selatan

Korea Selatan telah menjadi perbincangan setelah negara itu berhasil menekan jumlah infeksi kasus virus corona yang mulai masuk pada Februari 2020.

Mengalami lonjakan kasus dalam waktu hampir bersamaan dengan Italia dan Iran, Korea Selatan telah mengalami penurunan tren sejak awal Maret.

Sementara, Italia dan Iran masih berjuang untuk menghentikan laju wabah virus corona.

Bahkan, jumlah kasus di Korea Selatan saat ini lebih rendah dibandingkan Spanyol, Jerman, Amerika Serikat, dan Perancis.

Guardian memberitakan, Pemerintah Korea Selatan menolak untuk melakukan lockdown atau penguncian yang terlokalisir.

Mereka justru berkonsentrasi pada pengujian dalam skala besar untuk mengidentifikasi titik infeksi, selain mendorong warganya agar menerapkan social distancing.

Baca juga: Penjelasan Dinkes DIY soal Guru Besar UGM Positif Virus Corona

Pasokan medis, staf, dan pasukan tambahan dikirim ke sumber infeksi, seperti Kota Daegu, untuk mendisinfeksi jalanan.

Negara itu melakukan sekitar 15.000 tes sehari secara gratis bagi warganya. Hampir 300.000 tes telah dilakukan sejauh ini.

Bahkan, Pemerintah Korsel juga telah menyiapkan sekitar 50 pusat pengujian drive-thru untuk meminimalisir kontak antara pasien potensial dan staf medis.

Selain mempersingkat waktu, pengemudi tidak harus keluar dari mobil dan hanya perlu membuka jendela untuk menjalani pemeriksaan.

Pemeriksaan meliputi ada tidaknya demam dan pengambilan sampel darah oleh staf medis dengan pakaian pelindung.

Baca juga: Cerita Layanan Drive-Thru Pemeriksaan Virus Corona di Korea Selatan...

China

Tren infeksi di China terus mengalami penurunan dalam beberapa minggu terakhir.

Kesigapan pemerintah dan tes massal yang dilakukan menjadi salah satu kunci penurunan tren di China.

Pada masa puncak, banyak orang yang mendatangi klinik dengan gejala demam dan flu, setelah pemerintah memperluas kategori pengujian.

Seperti dikutip dari Bussiness Insider, Provinsi Guangdong bahkan saat ini telah melakukan tes sebanyak 320.000 kali.

Baca juga: Pertama Kalinya China Laporkan Tak Ada Kasus Positif Covid-19 melalui Transmisi Lokal

Jerman

Belum lama ini, Jerman juga mengikuti langkah Korea Selatan untuk melakukan pengujian secara massal.

Para dokter di sejumlah rumah sakit Jerman meluncurkan layanan drive-thru sebagai cara cepat dan kreatif untuk melakukan pengujian terhadap masyarakat.

"Masalah luar biasa membutuhkan solusi luar biasa," kata Dr Roxana Sauer, seorang dokter di Rumah Sakit Gross-Gerau, dilansir dari New York Post.

Setiap orang diberi waktu untuk parkir di luar, kemudian dokter yang mengenakan alat pelindung diri akan mendatangi mereka untuk melakukan tes.

Pengemudi kemudian diizinkan untuk pergi dan akan menerima hasil tes mereka melalui sambungan telepon dalam waktu 24 jam.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Jerman Larang Warga Berlibur dan Tutup Bar

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab sejauh ini telah melakukan sekitar 125.000 rapid test secara massal untuk mendeteksi Covid-19.

Dilansir dari Gulf News, masyarakat yang ingin diuji, dapat menghubungi nomor Departemen Kesehatan dan Pencegahan serta Pusat Komando Medis.

Semua nomor tersebut dapat dihubungi secara cuma-cuma atau bebas pulsa.

Baca juga: Perbatasan RI-Timor Leste Ditutup Dampak Corona, 20 WNI Tertahan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi