Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter China Ingatkan Eropa: Lindungi Para Petugas Medis!

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi petugas medis yang menangani pasien virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ketika jumlah kasus baru virus corona di Eropa tak kunjung dikendalikan, sejumlah dokter China khawatir Eropa membuat kesalahan seperti di Wuhan.

Di Wuhan, saat awal wabah virus corona merebak, masih kurang pemahaman tentang penyakit dan peralatan pelindung yang tak memadai.

Hal ini menyebabkan ribuan petugas kesehatan terinfeksi saat merawat pasien positif Covid-19.

"Rekan-rekan Eropa kami tertular penyakit saat bertugas dan proporsinya sangat mirip dengan situasi sebelumnya di Wuhan," kata Wu Dong, seorang profesor di Rumah Sakit Peking Union Medical College Hospital, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/3/2020).

"Kita perlu melindungi staf medis," kata Wu, yang berbicara kepada para jurnalis di Beijing, Senin (16/3/2020), bersama tiga dokter top China lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Dunia akibat Virus Corona di Italia Lampaui China

Banyaknya petugas medis yang terinfeksi kini menjadi krisis baru bagi negara-negara Barat di tengah melonjaknya kasus infeksi.

Di Italia, maupun di Benua Amerika, Amerika Serikat, serta negara-negara lainnya melaporkan kekurangan pasokan alat pelindung.

Sementara, banyak pasien yang membutuhkan perawatan mereka.

Sifat virus yang sangat menular menunjukkan tanda-tanda penularan yang tidak biasa.

Direktur Unit Perawatan Intensif di Peking Union Medical College Hospital Du Bin menyebutkan, dokter THT di Wuhan memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan lainnya di rumah sakit yang sama.

"Interpretasi pribadi saya adalah dokter-dokter ini memiliki kotak yang sangat dekat dengan pasien. Itulah alasan utama mereka mudah terinfeksi," kata Du.

"Sangat penting untuk mendidik dan melatih dokter tentang cara melindungi diri mereka sendiri," lanjut dia.

Baca juga: WHO Minta Eropa Bertindak Berani Seperti China dalam Menangani Wabah Virus Corona

Pemimpin Asosiasi Medis di Lombardy, Italia, Roberto Stella meninggal dunia pekan lalu.

Ia merupakan salah satu dokter pertama di Italia yang terinfeksi saat bertugas.

Sementara itu, seorang perawat di salah satu rumah sakit di Madrid merasa terpukul dengan kurangnya alat pelindung diri.

"Tak ada cukup masker ganti setiap kali pergi menemui pasien yang terisolasi. Kami juga menggunakan kembali kacamata yang telah digunakan rekan kerja lain, mencucinya dan mendisinfeksinya," kata Coral Merino kepada Bussiness Insider.

Tak seperti SARS, virus corona hanya menyebabkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tubuh pasien.

Artinya, pasien tersebut secara tak sadar bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Menurut para dokter, pemberian tes asam nukleat yang mengidentifikasi urutan genetik virus dalam sampel pasien merupakan hal yang sangat penting.

"Uji, uji, dan uji," kata Du.

Pengujian telah menjadi barometer penting bagi pemerintah berbagai negara di dunia dan sistem perawatan kesehatan.

Pemerintah AS menghadapi kemarahan publik karena lambatnya peluncuran tes.

Sementara, negara-negara seperti Indonesia dan India dikritik karena tidak melakukan pengujian massal.

Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua di Asia, telah mengendalikan wabahnya sebagian besar melalui pengujian puluhan ribu orang setiap hari.

Baca juga: Virus Corona di Indonesia, Ini 6 Layanan Informasi yang Bisa Diakses

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi