KOMPAS.com - Total keseluruhan korban jiwa akibat virus corona di Italia mencapai 3.405 orang.
Angka tersebut melampui jumlah korban di China, sekitar 3.200 orang, sejak wabah tersebut pertama kali diketahui dan muncul di Kota Wuhan, China pada Desember 2019.
Bahkan akibat penyebaran virus corona, Serie A Italia resmi dihentikan.
Baca juga: Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?
Sejumlah pesepak bola pun dikabarkan positif terinfeksi virus corona. Salah satunya yakni Alessandro Favalli.
Bek asal klub Serie C Italia Reggio Audace ini menceritakan perjuangannya melawan virus corona.
Hal pertama yang dirasakannya yakni merasa tidak nyaman saat bangun dari tidurnya pada 2 Maret 2020.
"Aku bangun pada hari Senin, 2 Maret merasa tidak nyaman," kata Favalli seperti dikutip BBC.
"Saya demam, sakit kepala dan mata saya perih. Saya sudah merasakan gejala pada malam hari, menggigil kedinginan," imbuh dia.
Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana
Terserang flu
Ia sebelumnya pada bulan Jauari, sudah merasa curiga karena telah terserang flu.
Karena saat itu virus corona telah ramai di media, dan wilayah tempat tinggalnya di Italia bagian utara sudah terinfeksi, ia langsung menduga dirinya tertular.
Terlebih, keluarganya mengeluhkan gejala yang sama setelah makan malam bersama.
Untungnya, Favalli tidak pernah merasakan gejala seburuk dari beberapa kasus yang pernah ia lihat di televisi dan media.
"Demam tidak pernah melampaui 37,8 derajat celcius, saya sudah mengalaminya selama tiga hari dan pada saat saya diambil swab pada hari Jumat saya sudah merasa baik," katanya.
Selain itu, Favalli juga mengalami sakit kepala yang menyakitkan, namun hal itu tidak berlangsung lama.
Favalli mengaku bahwa dirinya tidak mengkhawatirkan keadaannya sendiri, justru ia khawatir tentang kerabat-kerabatnya, yang mengalami gejala lebih buruk.
"Mungkin karena usia dan level kebugarannya," kata Favalli.
Baca juga: Mengenal Obat Flu Avigan yang Diklaim Efektif Lawan Virus Corona
Lakukan isolasi
Favalli mengungkapkan, bagian terberat yang ia alami yakni saat menjalani isolasi.
Setelah sebelumnya berunding dengan keluarganya, ia memutuskan untuk mengisolasi diri di sebuah ruangan.
"Isolasi secara mental cukup sulit. Saya terbiasa dengan kehidupan sosial yang lebih. Saya tinggal bersama istri saya, memiliki keluarga dan teman-teman di sini. Saya berlatih setiap hari dengan rekan satu tim," kata Favalli.
"Saya akan melakukan tes swab dalam dua hari, dua minggu setelah diuji positif: Jika saya negatif, saya harus mengulanginya lagi dalam beberapa hari lagi dan mengonfirmasi hasilnya," imbuh dia.
Favalli mengatakan, selama minggu-minggu terakhir ini, dirinya merasakan banyak kasih sayang dari rekan-rekan setim, teman, manajer dan penggemar.
Di sisi lain, imbuhnya, banyak orang juga yang mengkhawatirkan keadaannya dan keluarganya.
"Senang melihat banyak orang yang merawat kami. Jika kami benar-benar ingin melihat beberapa hal positif dalam virus ini, itu telah mengajari saya betapa pentingnya orang di sekitar Anda," jelas Favalli.
Baca juga: Kisah Warga Italia Saat Lockdown, dari Interaksi Sosial menjadi Virtual