Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti China: Virus Corona Bisa Menginfeksi Lebih Cepat dan Lebih Lama dari SARS

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Serangkaian penelitian yang dilakukan terkait virus corona menunjukkan bahwa virus penyebab Covid-19 bisa menular dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan patogen keluarga yang sama, seperti SARS.

Hal tersebut memunculkan tantangan tambahan untuk menahan penyebarannya.

Para peneliti menemukan bahwa rata-rata orang dengan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19, dapat mengeluarkan atau menumpahkan partikel virus dari tubuh mereka untuk jangka waktu 20 hari.

Durasi yang relatif lama menyebarkannya bahkan sebelum gejala muncul.

Virus corona juga diketahui menetap di feses anak-anak, di mana menunjukkan bahwa virus ini dapat ditularkan melalui rute transmisi feses-oral, yang berarti feses yang terkontaminasi dari anak yang terinfeksi entah bagaimana ditelan oleh orang lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut sebuah studi oleh tim Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, ini menunjukkan bahwa periode karantina yang lebih lama mungkin diperlukan untuk pasien.

Sifat virus

Sifat virus yang lebih menular seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini tercermin dari meningkatnya jumlah kasus secara global, di mana Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 245.000 orang di lebih dari 172 negara dan wilayah.

Virus SARS-CoV-2 juga telah menewaskan lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia. 

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 191 pasien di Wuhan, dengan 137 pasien di antaranya dipulangkan dan 54 pasien telah meninggal di rumah sakit pada 31 Januari 2020 lalu.

Bagi pasien yang menerima pengobatan antivirus, obat tidak mengurangi durasi penumpahan atau pengeluaran virus.

"Jangka waktu 20 hari benar-benar melebihi durasi penularan virus untuk infeksi virus pernapasan akut," kata pakar Komisi Kesehatan Nasional China Cao Bin dikutip dari South China Morning Post, (20/3/2020).

"Durasi penularan virus yang relatif lebih lama berarti diperlukan lebih lama waktu perawatan antivirus dan masa karantina," lanjutnya.

Lebih lanjut, terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, meskipun yang dilaporkan merupakan analisis retrospektif terbesar pada pasien Covid-19 yang telah mengalami hasil yang pasti.

Penelitian lain mengamati viral load tertinggi pada usap tenggorokan pada tanda gejala awal, menyimpulkan bahwa infeksi menular pada atau sebelum timbulnya gejala.

Penularan

Para peneliti juga memperkirakan bahwa 44 persen dari penularan dapat terjadi sebelum orang yang terinfeksi menunjukkan gejala.

Pola ini memiliki kemiripan yang lebih besar dengan penularan influenza dibandingkan SARS.

Penelitian yang melibatkan 94 pasien di Guangzhou menjelaskan, menangani virus menjadi lebih sulit dengan tingginya tingkat penularan yang terjadi sebelum gejala muncul.

Langkah mitigasi seperti jarak sosial atau social distancing dinilai menjadi salah satu cara yang paling efektif saat ini.

"Pelacakan kontak dan isolasi saja kurang, mungkin berhasil jika lebih dari 30 persen penularan terjadi sebelum timbulnya gejala," tulis sebuah penelitian pracetak yang dilansir oleh SCMP.

"Dengan proporsi substansial penularan pra-gejala, langkah-langkah seperti peningkatan kebersihan pribadi di antara populasi umum dan jarak sosial kemungkinan akan menjadi instrumen kunci untuk pengendalian penyakit di masyarakat," bunyi lanjut penelitian itu.

Saluran pencernaan

Dalam jurnal Nature Medicine, para peneliti Guangzhou mempelajari sepuluh anak berusia 2 bulan hingga 15 tahun.

Penelitian menemukan bahwa delapan dari mereka secara terus-menerus dites positif untuk virus pada penyeka rektum setelah sampel hidung telah memberikan hasil negatif.

"Hal ini menujukkan bahwa saluran pencernaan mungkin melepaskan virus dan feses, transmisi oral mungkin terjadi," ujar penelitian tersebut.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa tes swab dubur mungkin lebih berguna daripada tes swab nasofaring (di daerah di belakang hidung dan mulut yang terhubung ke kerongkongan) dalam menilai efektivitas perawatan dan menentukan waktu penghentian karantina.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi