Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Covid-19 di Italia Naik Signifikan dan Angka Kematiannya Lebih Besar dari China?

Baca di App
Lihat Foto
STEFANO CAVICCHI
Kehidupan sehari-hari di Nembro, salah satu kota yang paling terkena dampak virus, selama penguncian nasional Covid-19 Coronavirus, Italia, 15 Maret 2020 EPA-EFE/STEFANO CAVICCHI
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Per 19 Maret 2020, Italia telah melaporkan 3.405 kasus kematian akibat virus corona.

Angka kematian ini melebihi jumlah korban meninggal dunia di China.

Jumlah kasus di Italia mencapai 41.035 dari 35.713 pada sehari sebelumnya, 18 Maret 2020, atau mengalami kenaikan sebesar 14,9 persen.

Badan Perlindungan Sipil Italia menyebutkan, angka pertumbuhan itu menjadi yang tercepat dalam tiga hari terakhir.

Dengan data tersebut, Italia menjadi negara dengan kasus virus corona paling banyak kedua setelah China.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Peneliti China: Virus Corona Bisa Menginfeksi Lebih Cepat dan Lebih Lama dari SARS

Apa yang menyebabkan Italia mencatatkan kenaikan kasus dan tingkat kematian yang tinggi?

Populasi orang tua

Virus corona diketahui lebih rentan mengancam orang tua atau orang-orang dengan kondisi kesehatan yang lemah.

Berdasarkan data dari China, sekitar 80 persen orang dewasa yang meninggal berusia di atas 60 tahun.

Sebuah jurnal yang ditulis oleh para peneliti di Oxford University menyebutkan, Italia memiliki populasi tertua kedua di dunia.

Sekitar 23,3 persen orang Italia berusia di atas 65 tahun.

"Menjadi jelas bahwa perkembangan dan dampak pandemi tersebut mungkin sangat terkait dengan komposisi demografis populasi, khususnya struktur usia populasi," tulis para peneliti, dilansir dari Express.

Dalam hal ini, para lansia lebih rentan dan berisiko terkena virus karena sistem pernapasan yang lebih lemah.

Sementara, anak-anak lebih kebal karena mereka cenderung memiliki paru-paru yang masih baik.

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Rapid Test Virus Corona?

Meski demikian, suatu negara yang memiliki populasi orang tua tinggi tidak selalu menjamin angka infeksi dan kematian tinggi.

"Salah satu poin yang ingin kami sampaikan adalah bahwa itu tidak hanya tentang mengisolasi populasi yang lebih tua. Tetapi kami mengidentifikasi bahwa mereka yang paling rentan. Jarak sosial umum diperlukan untuk menekan kurva," kata Jennifer Beam Dowd, ahli demografi dan epidemiologi Oxford University.

Mobilitas tinggi

Warga Italia yang lebih muda cenderung memiliki interaksi tinggi dengan orang tua mereka.

Sebab, banyak dari mereka tinggal di rumah yang sama dengan orang tua dan kakek nenek mereka.

Data keluarga menunjukkan, banyak dari mereka yang tinggal bersama orang tua bepergianke kota-kota, seperti Milan.

Para peneliti Oxford tersebut juga bependapat bahwa seiring perjalanan antara kota-kota dan rumah-rumah di perdesaan mungkin telah memperburuk penyebaran virus.

"Orang-orang muda yang bekerja dan berinteraksi di kota-kota mungkin tertular virus corona di sana dan membawanya pulang ke orang tua mereka," jelas Beam.

Jika mereka tidak memiliki gejala, tak ada yang tahu jika mereka telah menginfeksi para orang tua.

Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Penjelasannya

Merokok

Seorang dokter penyakit menular di Hospital of Central Connecticut Dr Sarah Banks menyebutkan, faktor risiko lain yang mungkin berhubungan dengan tingginya angka infeksi di Italia adalah merokok.

Menurut dia, Covid-19 merupakan penyakit pernapasan yang menyebabkan pneumonia, kegagalan pernapasan, dan dalam kasus terburuk bisa menyebabkan kematian.

"Merokok dapat merusak fungsi paru-paru dan sistem kekebalan tubuh serta berkontribusi terhadap penyakit pernapasan yang lebih parah," kata Sarah, dilansir dari ABC News.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 21 persen warga Italia adalah perokok.

Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Dunia akibat Virus Corona di Italia Lampaui China

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Social Distancing

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi