Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawat Pasien Corona dengan APD Minim, Dokter AS: Kami Berperang Tanpa Amunisi

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Para dokter menggunakan kembali masker yang telah dipakai. Perawat pun akan tetap bekerja untuk menangani pasien, meski terpapar virus corona.

Di ruang gawat darurat Los Angeles, dokter diberikan sekotak masker kedaluwarsa, dan ketika mereka mencoba memakainya, ikat elastis itu patah.

Jika persediaan masker habis, para staf harus menggantinya dengan bandana atau syal.

Dengan kasus virus corona yang melonjak, dokter, perawat, dan pekerja medis garis depan lainnya di seluruh Amerika Serikat menghadapi kekurangan masker, baju perlindungan diri, dan kaca mata pelindung dari virus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itulah kondisi yang terjadi di rumah sakit Amerika Serikat saat ini: ada banyak pasien dan tidak cukup sumber daya untuk merawat mereka.

"Sama sekali tidak ada cara untuk melindungi diri saya sendiri," kata Dr. Faezah A. Bux, seorang ahli anestesi di Kentucky dikutip dari NYtimes.  

"Tidak hanya saya tidak bisa melindungi diri saya sendiri, saya tidak bisa melindungi pasien saya," lanjut dia.

"Virus itu benar-benar menghantam kami, dan kami sudah menghadapi proporsi krisis di rumah sakit," kata seorang ahli anestesi di Boston, dilansir dari CNN, Sabtu (21/3/2020).

Baca juga: JStor Gratiskan E-Book dan Jurnal Ilmiah Selama Pandemi Corona, Berikut Linknya...

Dokter mulai sakit

Ketakutan petugas kesehatan tidak bersifat abstrak. Dua dokter ruang gawat darurat di New Jersey dan Washington telah dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis.

Lusinan pekerja perawatan kesehatan lain di seluruh negeri telah jatuh sakit dan ratusan telah dipaksa melakukan karantina.

"Kami sedang berperang tanpa amunisi," kata seorang ahli bedah di Fresno, California.

Dia mengatakan tidak memiliki akses ke bahkan masker bedah paling dasar di klinik rawat jalan dan memiliki persediaan masker respirator ketat di ruang operasi.

Howard K. Mell, juru bicara American College of Emergency Physicians mengatakan krisis membutuhkan tindakan federal yang menentukan.

Dia mendesak Gedung Putih untuk meningkatkan produksi peralatan medis melalui kekuatan Undang-Undang Produksi Pertahanan.

"Jika ini adalah situasi masa perang, maka sekarang saatnya untuk bertindak," kata Dr. Mell, yang merupakan dokter ruang gawat darurat di Illinois.

Baca juga: Penjelasan Para Ilmuwan soal Sifat Virus Corona dan Penyebarannya yang Ekstrem

Masker kedaluwarsa

Selama krisis, CDC mengatakan bahwa penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan untuk menggunakan masker kedaluwarsa yang ditentukan dan menggunakannya kembali di antara banyak pasien.

"Rumah sakit kami mengumumkan bahwa kami harus menggunakan kembali APD kami, yang mana CDC telah merilis panduan untuk melakukan ini dan mencoba melakukannya dengan aman," kata ahli anestesi Boston itu tanpa menyebut namanya untuk alasan keamanan pekerjaan. 

"Saya tidak yakin itu bisa dilakukan dengan aman," sambungnya.

Kendati demikian, dia mengakui langkah itu terpaksa dilakukan dibandingkan harus kehabisan stok.

CEO Phoebe Putney Health Systems di Georgia Scott Steiner mengatakan, pihaknya telah menghabiskan stok penyimpanan APD untuk lima bulan.

Saat ini dia mungkin akan menghabiskan stok untuk enam bulan ke depan dalam waktu satu minggu.

Sebagai upaya terakhir, dia mengatakan bahwa penyedia layanan kesehatan dapat mempertimbangkan untuk penggunaan "masker" buatan sendiri, seperti bandana dan syal.

Menurut rekomendasi CDC, penyedia layanan kesehatan yang terkena virus corona juga disarankan untuk memakai masker wajah dan terus merawat pasien, termasuk petugas yang menunjukkan gejala ringan.

Baca juga: Korut Tembakkan Rudal di Tengah Wabah Corona, Korsel: Sangat Tidak Pantas

Alat tes kurang

Di New York City, pejabat kesehatan setempat belum mengambil langkah sejauh itu dan meminta petugas untuk tinggal di rumah ketika merasakan sakit.

Petugas kesehatan mengatakan kepada CNN bahwa mereka khawatir kekurangan peralatan pelindung dan kurangnya tes yang diperlukan untuk mengidentifikasi pasien yang terinfeksi.

"Sebagai dokter darurat, kami tahu risiko panggilan kami. Saya sangat sedih dengan berita ini, tetapi tidak terkejut," kata Dr. William Jaquis, presiden American College of Emergency Physicians

Menurutnya, terus merawat pasien adalah satu-satunya pilihan yang dimiliki oleh dokter, perawat, dan petugas layanan kesehatan.

Sejauh ini, AS telah melaporkan hampir 20.000 kasus virus corona dengan 236 kematian.

Baca juga: Ini Chatbot WhatsApp dari WHO untuk Akses Informasi Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi