Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Cara Membuat Cairan Disinfektan | Penularan Virus Corona dari Orang Tanpa Gejala

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat mulai melakukan berbagai upaya pencegahan dari tertular virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah membersihkan lingkungan atau rumah tempat tinggalnya dengan menyemprotkan cairan disinfektan.

Penyemprotan dilakukan terhadap perabot atau barang-barang di rumah yang kerap diakses bersama.

Cairan disinfektan bisa dibuat sendiri. Berita mengenai pembuatan cairan disinfektan menjadi salah satu berita yang banyak dibaca pada laman Tren sepanjang Sabtu (21/3/2020) hingga Minggu (22/3/2020).

Berita lainnya, masih seputar perkembangan virus corona di berbagai negara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selengkapnya, berikut berita populer Tren pada Sabtu hingga Minggu pagi ini:

1. Cara membuat cairan disinfektan

Peneliti Kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Joddy Arya Laksmono mengatakan, cairan disinfektan bisa dibuat dengan campuran cairan pemutih pakaian atau pembersih lantai.

Ia menyebutkan, berdasarkan anjuran WHO, bahwa bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai disinfektan adalah etanol dan sodium hipoklorit (pemutih).

Joddy menyebutkan, cairan pemutih pakaian merupakan bahan yang paling kuat dan efektif. Bagaimana cara membuatnya?

Simak selengkapnya dalam berita berikut ini:

Bagaimana Cara Membuat Cairan Disinfektan Sendiri?

2. Sifat virus corona dan penyebarannya yang ekstrem

Belum banyak pengetahuan tentang wabah virus corona menjadi salah satu penyebab penyebaran yang ekstrem di dunia.

Kabar baiknya, virus corona bisa dihancurkan oleh sabun dengan pencucian tangan selama 20 detik.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa virus corona bisa bertahan di udara selama beberapa waktu, bergantung pada panas dan kelembabannya.

Selain itu, virus tersebut juga bisa bertahan selama satu hari di permukaan kertas karton serta dua hingga tiga hari pada permukaan baja dan plastik.

Bagaimana penjelasan ahli soal ini? Baca selengkapnya di sini:

Penjelasan Para Ilmuwan soal Sifat Virus Corona dan Penyebarannya yang Ekstrem

3. Korsel gunakan bilik telepon untuk tes corona

Korea Selatan terus mencari cara untuk melakukan tes virus corona. Yang terbaru, untuk melacak virus corona, para staf medis menggunakan sebuah tempat bergaya bilik telepon.

Rumah sakit tersebut dijuluki "Safe Assessment and Fast Evaluation Technical booths of Yangji hospital" atau disingkat SAFETY.

Bagaimana cara kerjanya? Baca selengkapnya dalam berita ini:

Cara Baru Korea Selatan Tes Corona, Gunakan Bilik Telepon

4. Cerita pasien sembuh

Sejumlah warga Singapura yang sembuh dari infeksi virus corona mulai berbagi cerita. Salah satunya Julie.

Kepada BBC, ia membagikan kisah hari-hari yang dijalaninya di ruang isolasi. Bagaimana cerita Julie?

Simak dalam berita berikut ini:

Cerita Julie, Jalani Hari-hari Isolasi hingga Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona...

5. Pengujian corona bisa menular dari orang tanpa gejala

Di AS, ada 82 kasus tanpa gejala ditemukan di sebuah klaster virus corona di Massachusetts.

Penularan tanpa gejala atau disebut asimptomatik dapat terjadi meski bukan faktor yang signifikan.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar pada 1 Maret 2020.

Peneliti dari AS, Perancis, China, dan Hong Kong secara khusus meneliti seberapa cepat SARS-CoV-2 menyebar.

Salah satunya mengenai transmisi senyap atau silent transmission. Transmisi senyap terjadi ketika seseorang yang tertular virus tidak menunjukkan gejala, tetapi menularkan virus ke orang lain.

Bagaimana pengujian yang dilakukan? Baca selengkapnya di sini:

Corona Bisa Menular dari Orang Tanpa Gejala, Bagaimana Mengujinya?

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Wabah Virus Corona, Siapa yang Perlu Periksa ke Rumah Sakit?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi