Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Ada 20 Vaksin Virus Corona di Dunia yang Tengah Dikembangkan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vaksin
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah bekerja dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk mengembangkan setidaknya 20 vaksin virus corona yang berbeda.

Adapun beberapa vaksin dilaporkan sudah berada dalam tahap uji klinis dalam waktu yang terbilang singkat, yaitu 60 hari setelah pengurutan gen dilakukan.

"Akselerasi dari proses ini benar-benar dramatis, yaitu dalam hal apa yang kami lakukan, membangun pekerjaan yang dimulai dengan SARS, MERS, dan sekarang Covid-19," tutur pemimpin teknis untuk program kedaruratan WHO Dr Maria Van Kerkhove sebagaimana dikutip CNBC.

Upaya pengembangan vaksin

Sejumlah negara terus berpacu untuk mengembangkan vaksin dari virus corona baru ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelompok ilmuwan di Kanada berhasil mengisolasi dan menumbuhkan salinan dari virus corona yang membantu mempelajari patogen untuk mengembangkan uji coba, pengobatan, ataupun vaksin yang lebih baik.

Begitu pula China, yang tengah mengembangkan sembilan vaksin potensial untuk virus corona ini.

Sementara, di Amerika Serikat, vaksin virus corona yang sedang dikembangkan telah mulai pada tahapan uji coba. 

Upaya pengembangan vaksin juga dilakukan oleh ilmuwan dari Israel. Vaksin disebut akan siap dalam beberapa minggu dan tersedia dalam 90 hari. 

Baca juga: Update Link Informasi Perkembangan Covid-19 di Wilayah Indonesia

Selain itu, perusahaan biotek seperti Arcturus Therapeutics juga tengah bekerja sama dengan Duke University dan National University of Singapore untuk mengembangkan vaksin. 

Meskipun begitu banyak upaya pengembangan vaksin yang tengah dilakukan, WHO mengingatkan bahwa ketersediaan vaksin untuk penggunaan publik masih memerlukan waktu yang panjang.

Para ilmuwan terkemuka mengatakan, uji coba klinis dan pengujian keamanan yang diperlukan untuk mendapatkan vaksin hingga dapat didistribusikan ke masyarakat dapat memakan waktu hingga 18 bulan.

Menurut Direktur Eksekutif untuk program kedaruratan WHO Dr Mike Ryan mengatakan, meskipun vaksin virus corona sangat mendesak segera didapatkan, namun uji coba juga penting dilakukan.

"Hanya ada satu hal yang lebih berbahaya dari virus yang buruk dan itu adalah vaksin yang buruk," kata Ryan.

Ryan mengungkapkan bahwa perlu menjadi sangat hati-hati dalam mengembangkan produk apapun yang potensial akan diinjeksikan ke sebagian besar populasi dunia. 

Tantangan yang dihadapi

National Institutes of Health (NIH) telah bekerja sama dengan perusahaan biotek Moderna untuk mengembangkan vaksin menggunakan urutan genetik dari virus corona baru ini. 

Adapun uji coba dimulai Senin (23/2/2020) di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle.

Uji coba tahap awal atau fase 1, akan menguji vaksin pada 45 pria dan wanita yang tidak sedang hamil dan berusia antara 18 tahun hingga 55 tahun.

Setelah vaksin ditemukan, para pejabat WHO memperingatkan tentang rintangan logistik, keuangan, hingga etika lain yang akan dihadapi oleh para pemimpin dunia.

"Bahkan jika nantinya kita mendapatkan vaksin yang terbukti efektif, vaksin tersebut harus tersedia untuk semua orang. Harus ada akses yang adil dan merata," kata Ryan.

"Bagaimana kita memastikan untuk memperoleh vaksin yang cukup dengan tepat waktu, bagimana kita memastikan dapat mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia, dan bagaimana kita meyakinkan orang-orang untuk menggunakan vaksin tersebut," tambah Ryan.

Baca juga: Melihat Perbedaan Penanganan Wabah Virus Corona di Asia dan Eropa

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menghubungi para pemimpin dunia terkait masalah ini.

"Vaksin tidak boleh hanya untuk orang kaya, tetapi juga harus tersedia bagi mereka yang tidak mampu membelinya. Kita harus menjawab pertanyaan ini sedini mungkin," ujar Tedros.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi