Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Bunga Sakura yang 'Layu' di Jepang karena Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
KIMIMASA MAYAMA
Seorang perempuan mengambil foto Prunus pendula atau Shidarezakura yang sedang mekar penuh di Taman Rikugien di Tokyo, Jepang, 27 Maret 2016. Sekitar 30.000 orang mengunjungi taman untuk melihat bunga sakura, kata manajemen kebun. EPA/KIMIMASA MAYAMA
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Orang-orang Jepang dan jutaan turis mancanegara semestinya dapat menikmati awal dari mekarnya bunga sakura, atau musim hanami tahun ini.

Hari-hari ini sampai April harusnya adalah waktu yang sangat penting bagi Jepang, baik secara ekonomi maupun budaya.

Secara tradisional saat mekarnya bunga sakura, menjadi momen orang-orang Jepan berkumpul bersama teman dan keluarga. Kemudian untuk generasi Z, ini adalah kesempatan mengisi postingan Instagram yang sempurna.

Tapi tahun ini pandemi virus corona menyebabkan banyak peristiwa telah dibatalkan dan pengunjung asing atau wisatawan tidak ada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak ekonomi

Katsuhiro Miyamoto dari Universitas Kansai menyoroti dampak ekonomi dari hanami yang bakalan sangat sepi.

"Musim bunga sakura di Jepang memiliki dampak ekonomi yang sangat besar setiap tahun," katanya dilansir BBC, Minggu (22/3/2020).

Dia memperkirakan bahwa hampir 8,5 juta wisatawan mengunjungi Jepang selama musim bunga sakura antara Maret dan Mei tahun lalu, menghasilkan sekitar 650 miliar yen setara dengan 6 miliar dollar AS.

Baca juga: JStor Gratiskan E-Book dan Jurnal Ilmiah Selama Pandemi Corona, Berikut Linknya...

Melihat bunga sakura, atau hanami, memiliki makna budaya yang mendalam di Jepang.

Seijiro Takeshita dari Universitas Shizuoka menggarisbawahi mengapa pertemuan itu, di mana orang makan dan minum dan bersenang-senang, sangat penting bagi ekonomi dan budaya Jepang.

"Kami menggunakan ungkapan 'dompet menjadi longgar', artinya orang cenderung memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk dibelanjakan," kata dia.

"Kami memiliki begitu banyak ikatan emosional dengan bunga ini dan musim baru ... Ia memiliki banyak faktor budaya, banyak faktor historis di baliknya," ujar dia menambahkan ketika menjelaskan arti yang lebih luas dari musim bunga sakura.

Dibatalkan

Tahun ini acara hanami dibatalkan di seluruh negeri karena pihak berwenang berusaha untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Pekan lalu Gubernur Tokyo Yuriko Koike mendesak orang untuk tidak mengadakan pesta tradisional mereka.

Pada saat yang sama istri Koike merujuk pada pentingnya budaya hanami ketika dia mengatakan bahwa hal itu seperti "mengambil pelukan dari orang Italia."

Musim bunga sakura juga sangat populer di media sosial.

Baca juga: Penjelasan Para Ilmuwan soal Sifat Virus Corona dan Penyebarannya yang Ekstrem

Profesor Miyamoto mengharapkan langkah-langkah dari pemerintah untuk mengatasi pandemi virus corona.

Meskipun dia menyadari bahwa sepinya hanami akan memukul angka pariwisata musim ini, dengan pendapatan turun lebih dari sepertiga menjadi kurang dari 400 miliar yen.

Seperti juga orang Jepang yang selalu optimistis dan melihat masa depan masih bisa lebih baik, dia menilai tidak semua kondisi saat ini kesuraman dan malapetaka.

"Setelah wabah virus corona selesai, saya percaya bahwa musim bunga sakura di Jepang akan hidup kembali," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi