Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap Hadapi Gelombang Tiga Infeksi Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pemerintah Malaysia...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GOH CHAI HIN
Petugas di McDonalds di Penang mengecek suhu tubuh pengunjung yang ingin membeli makanan pada hari pertama lockdown di Malaysia, Rabu (18/3/2020). Pemerintah Malaysia mengumumkan keputusan melakukan lockdown selama dua pekan untuk memerangi virus corona.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia memutuskan memperpanjang masa penguncian atau lockdown hingga 14 April 2020.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, perpanjangan masa penguncian ini untuk mencegah gelombang ketiga infeksi virus corona dan mengurangi laju infeksi.

Selain itu, mencegah lonjakan kasus ketika kebijakan lockdown dicabut.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr. Noor Hisham Abdullah mengatakan, harapannya, tindakan tersebut juga dapat mencegah pertumbuhan kasus hingga mencapai angka 6.000.

"Dengan kontrol gerakan ini, kami berharap dapat melacak dan mengidentifikasi kasus-kasus positif, dan pasien tersebut akan diisolasi dan diberikan perawatan," ujar Dr. Noor pada Rabu (25/3/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami berharap dengan tindakan kami, Insya Allah kami dapat mengurangi jumlah kasus. Sehingga tidak mencapai 6.000. Itu target kami, kami mencoba untuk meratakan kurva eksponensial," lanjut dia.

Baca juga: 80 Petugas Kesehatan Malaysia Terkonfirmasi Positif Covid-19

Gelombang infeksi virus corona di Malaysia

Gelombang pertama infeksi terjadi ketika ada imported case atau kasus infeksi virus corona dari China.

Gelombang kedua, ketika Pemerintah Malaysia berupaya melacak peserta acara Tabligh Akbar di pinggiran Kuala Lumpur yang diperkirakan dihadiri sekitar 16.000 orang dari seluruh Asia Tenggara.

Pasca acara itu, lebih dari 1.000 orang yang menghadiri Tabligh Akbar dikonfirmasi positif virus corona.

Pihak berwenang khawatir jika jumlah pasien terinfeksi terus bertambah.

Alasannya, karena 2.700 hasil tes masih tertunda dan ribuan peserta masih dilacak.

Adapun Otoritas Kesehatan Malaysia khawatir para peserta yang belum terlacak akan terus menyebarkan virus.

Kekhawatiran tersebut muncul lantaran ada 47 kasus petugas kesehatan yang diduga telah tertular virus ketika mereka menghadiri dua resepsi pernikahan yang juga dihadiri oleh orang-orang yang ikut dalam Tabligh Akbar.

Baca juga: Pasien Keempat Positif Covid-19 di Kalbar Pernah Ikut Tabligh Akbar di Malaysia

Pemerintah Malaysia melakukan berbagai upaya agar ada pemerataan kurva angka infeksi.

Tujuannya, untuk mencegah gelombang ketiga infeksi virus corona.

Meski demikian, para pekerja medis berpandangan, perang melawan virus corona dipersulit oleh pasien-pasien yang berbohong soal riwayat perjalanan mereka dan mengeluhkan imbauan karantina.

Hambatan lainnya, tenaga medis mengalami kekurangan peralatan medis dan perlindungan diri.

Bahkan, ada dokter yang membuat masker sendiri dari plastik yang ia beli di toko alat tulis.

Beberapa dokter senior mengingatkan eksodus yang disebabkan oleh lockdown, saat warga Malaysia kembali ke kampung halaman mereka.

Hal ini dianggap menjadi salah satu faktor penyebaran virus makin meluas.

Hingga Jumat (27/3/2020), Malaysia telah megonfirmasi 2.031 kasus dan tercatat sebanyak 23 pasien meninggal dunia.

Baca juga: Usaha Intan Cegah Corona, Jahit Masker Kain dan Dibagikan kepada Warga

Gelombang tiga infeksi

Seorang dokter di negara bagian Kelantan mengungkapkan, gelombang ketiga infeksi virus corona telah tiba.

Beberapa peserta yang pernah mengikuti acara tabligh akbar dianggap telah membuat penyebaran virus semakin meluas. 

"Kami sangat dekat wabah skala besar di sini, di Kelantan. Kami mengalami infeksi tingkat lima dari acara massal tersebut," ujar dokter yang mengepalai pusat respons Covid-19 di Kota Baru, ibu kota Provinsi Kelantan.

Adapun infeksi tingkat lima artinya virus dari seorang peserta tabligh akbar telah menular kepada lima orang lainnya yang tidak menghadiri acara tersebut.

Pendapat lain disampaikan oleh dokter anak konsultan senior, dr. Amar Singh.

Amar mengatakan, mereka yang datang ke acara tabligh akbar dan terinfeksi terus menambah angka kasus di Malaysia.

Sama halnya mereka yang pulang ke kampung halaman sebelum pemberlakuan lockdown pada 18 Maret 2020. 

"Gelombang ketiga adalah penyebaran komunitas. Orang-orang yang telah kembali ke kampung halaman dan desa mereka justru akan menyebarkan virus ke orangtua, anak, dan nenek mereka," ujar dr. Amar.

Menurut dia, perpanjangan karantina wilayah dalam jangka panjang akan sangat penting untuk menghetikan pandemi.

Selain itu, ia memperkirakan infeksi akan menurun dalam waktu dua hingga empat minggu mendatang.

Kabar baiknya, gelombang infeksi ketiga dapat dihindari sepenuhnya jika warga Malaysia berhati-hati.

Baca juga: Malaysia Lockdown, Pekerja Migran Indonesia di Ambang Kelaparan, Minta Bantuan Sembako

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi