Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helm Purwarupa dari UGM, Helm Pelindung untuk Tenaga Medis

Baca di App
Lihat Foto
Dok. UGM
Helm Purwarupa yang didesain oleh Fakultas Teknik UGM dan didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit untuk perlindungan diri para tenaga kesehatan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com -  Center for Innovation of Medical Equipments and Devices (CIMEDs) dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat helm pelindung wajah (face shield) untuk para tenaga medis.

Helm ini diciptakan sebagai bagian perlindungan diri para tenaga medis yang menangani pasien kasus infeksi virus corona.

Ketua Tim Peneliti CIMEDs, Dr. Suyitno, ST., M.Sc, mengungkapkan, pelindung wajah ini bisa digunakan untuk melindungi tenaga medis dari percikan cairan maupun embusan napas secara langsung dari pasien Covid-19.

"Kalau helm ini tahan lama. Namun berapa lama, pastinya kita lihat nanti di lapangan. Ini dipergunakan untuk tenaga medis, untuk (menangani) Covid-19," ujar Suyitno saat dikonfirmasi Kompas.com pada Jumat (27/3/2020).

Suyitno menjelaskan, helm pelindung wajah ini telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas yang membutuhkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 11 Rumah Sakit Rujukan Corona di NTT Kekurangan Alat Pelindung Diri

Hingga saat ini, kata Suyitno, CIMEDs UGM telah memproduksi sebanyak lebih dari 600 buah helm purwarupa.

Ratusan helm ini sudah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Sudah didistribusikan ke RSUP Dr. Sardjito, RSUD Sleman, RSUD Kota, RS Panembahan Senopati Bantul, RS Temanggung, RS Pemalang, dan beberapa puskesmas dan klinik-klinik pada Minggu (22/3/2020)," ujar Suyitno.

CIMEDs akan terus memproduksi helm pelindung wajah ini sampai permintaan berhenti.

Pembuatan helm pelindung wajah dilakukan oleh dua tim CIMEDs UGM.

Meski alat pelindung diri (APD) masih susah dicari, Suyitno menambahkan, helm pelindung wajah ini dapat dibersihkan dan dipakai kembali.

"Bisa dibersihkan dengan air atau alkohol. Lebih baik jika menggunakan alkohol 70 persen," ujar Suyitno.

Baca juga: Stok Alat Pelindung Diri RSPI Sulianti Saroso hingga Dua Minggu ke Depan

Coverall suit

Tak hanya memproduksi helm pelindung wajah, CIMEDs UGM juga telah memproduksi coverall suits atau pakaian untuk tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.

Suyitno mengungkapkan, pakaian pelindung diri itu kini tengah diuji di pusat penelitian dan pengembangan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.

Rencananya, pakaian yang mirip dengan baju hazmat ini juga akan didistribusikan secara massal jika sudah lolos uji.

"Ini sudah ada jaringan konveksi yang sanggup membuat 50 coverall suits per hari. Rencananya produksi massal, sedang pengadaan bahan baku," ujar Suyitno.

Coverall suits ini menggunakan bahan baku kain spunbond seperti baju hazmat.

Penggunaannya hanya untuk sekali pakai.

Hal ini sesuai dengan yang tercantum pada aturan Handbook of Covid-19 Prevention and Treatment, The First Affiliated Hospital, Zhejiang University School of Medicine halaman 5, oleh dr. Lelitasari, MKK.

Dalam buku tersebut, dijelaskan mengenai tingkat proteksi APD yang digunakan.

Berikut rinciannya:

  • Untuk proteksi tingkat I, APD yang digunakan yakni topi bedah sekali pakai, masker bedah sekali pakai, seragam kerja, sarung tangan latex sekali pakai dan/atau pakaian isolasi diposibel jika perlu
  • Untuk proteksi tingkat II, APD yang digunakan yakni topi bedah sekali pakai, masker proteksi medis (N95), seragam kerja, seragam pelindung medis sekali pakai, sarung tangan latex sekali pakai, dan googles
  • Untuk proteksi tingkat III, APD yang digunakan yakni topi bedah sekali pakai, masker pelindung medis (N95), seragam kerja, seragam pelindung medis sekali pakai, sarung tangan latex sekali pakai, alat pelindung pernapasan full face atau powered air purifying respirator.

Baca juga: Dilema Wartawan Meliput Wabah Corona, Antara Tuntutan Pekerjaan hingga Ganggu Psikis

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Wabah Virus Corona, Siapa yang Perlu Periksa ke Rumah Sakit?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi