Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perkembangan Positif soal Virus Corona, dari Uji Coba Pengobatan hingga Polusi Udara Turun

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Lebih dari dua minggu wabah virus corona dideklarasikan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Jumlah kasus positif terinfeksi virus corona di berbagai belahan dunia pun masih terus bertambah. 

Hingga kini, lebih dari 500.000 kasus telah dilaporkan terjadi di berbagai negara dengan lebih dari 20.000 kasus kematian. 

Meskipun kasus-kasus baru di China telah menurun secara drastis, tetapi kasus-kasus di negara-negara lain seperti Italia, Spanyol, Iran dan AS menjadi pusat perkembangan baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setidaknya ada tiga miliar penduduk dunia termasuk 1,3 miliar penduduk India telah diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah atau lockdown. 

Kecepatan penyebaran virus tersebut membuat pemerintah maupun organisasi internasional kesulitan. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, ada perkembangan baik yang mulai terlihat dan menawarkan alasan untuk tetap berharap.

Dihimpun oleh Al Jazzera, berikut beberapa perkembangan positif terkait virus corona ini:

Baca juga: Sebaran Pasien Meninggal akibat Covid-19, di DKI 51 Orang

1. WHO luncurkan uji coba global untuk pengobatan 

WHO meluncurkan uji coba global dengan cepat untuk menilai pengobatan paling menjanjikan dari virus ini serta penyakit yang disebabkannya.

Saat ini, WHO tengah mencari obat-obatan ataupun kombinasinya, yang dikembangkan untuk penyakit lain dan telah disetujui penggunaannya bagi manusia serta tersedia secara luas.

Studi yang disederhanakan ini akan bergantung pada data yang dihasilkan dari ribuan pasien di rumah sakit yang berpartisipasi di negara-negara seluruh dunia. 

Kumpulan data besar yang dihasilkan dapat dengan cepat mengindikasikan perawatan mana yang paling efektif.

"Kami melakukan ini dalam waktu singkat," kata petugas medis di Departemen Vaksin dan Biologi WHO Ana Maria Henao Restrepo. 

Baca juga: Dalam Semalam, Polisi Tangkap 887 Warga Jatim yang Nongkrong di Kafe dan Restoran

2. Jumlah relawan di Inggris melebihi ekspektasi

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memanggil 250.000 relawan pada Selasa (24/3/2020) lalu untuk membantu mengirimkan bahan makanan dan obat-obatan kepada warga yang paling rentan untuk mengisolasi diri.

Dalam 24 jam, lebih dari 400.000 orang telah mendaftar. Menurut BBC, jumlah tersebut pun naik menjadi lebih dari setengah juta.

Setiap orang dewasa yang sehat dapat mengajukan permohonan untuk membantu mengantarkan obat dari apotek, mengantarkan pasien untuk janji pertemuan, atau melakukan panggilan telepon secara rutin untuk mengecek orang. 

Baca juga: Pandemi Covid-19, Penumpang Tujuan Madura di Terminal Tanjung Priok Sedikit Meningkat

3. Polusi udara menurun

Wabah ini juga telah menurunkan jumlah penggunaan transportasi di sebagian besar wilayah dunia. Di samping itu, sebagian besar industri juga berhenti. Penurunan polusi udara pun menurun dengan drastis.

Citra satelit menunjukkan polusi di China menurun dengan drastis.

Badan Lingkungan Eropa (BEE) mengonfirmasi bahwa konsentrasi polutan khususnya nitrogen dioksida, yang sebagian besar disebabkan oleh transportasi jalan, baru-baru ini mengalami penurunan drastis di Eropa.

Di Milan, ibukota industri Italia, konsentrasi rata-rata nitrogen dioksida selama empat minggu terakhir setidaknya 24 persen lebih rendah dari empat minggu sebelumnya di tahun tersebut. 

Sementara di luar Italia, seperti Spanyol, rata-rata kadar nitrogen Barcelona mengalami penurunan sebanyak 40 persen dari satu minggu ke minggu berikutnya.

Baca juga: Detri Warmanto Sebut Hasil Tes Rapid Corona Negatif

4. Puncak virus corona di Italia diprediksi segera terjadi

Penyebaran virus corona yang cepat di Italia menjadikannya sebagai salah satu pusat wabah. 

Sejauh ini, Italia telah melaporkan lebih dari 8.000 kematian dan lebih dari 80.000 infeksi.

Italia sempat mencatat kematian harian tertinggi sebanyak 793 pada Sabtu (21/3/2020) lalu. Sejak saat itu, angka kematian tidak pernah lebih dari itu dan kasus baru terus menurun.

"Perlambatan yang terjadi dalam sebuah laju pertumbuhan adalah faktor yang sangat positif dan di beberapa daerah, saya percaya kita sudah dekat dengan titik turun dari kurva. Oleh karena itu, puncaknya dapat dicapai minggu ini dan setelahnya turun," kata Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Inisiatif Strategis Ranieri Guerra. 

Baca juga: Meski Hanya Gunakan Jas Hujan, 8 Perawat dan 2 Dokter Tetap Setia Rawat PDP Corona

5. RS di AS siapkan penggunaan plasma darah sebagai pengobatan

RS di AS bersiap untuk menguji pengobatan berusi asatu abad yang digunakan untuk melawan wabah flu dan campak sebelum adanya vaksin. 

Baru-baru ini, uji coba dilakukan untuk melawan Ebola dan SARS. Perawatan ini dinilai mungkin bekerja juga untuk Covid-19.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS mengatakan bahwa pihaknya tengah mempercepat persetujuan penggunaan plasma pasien pulih untuk mengobati pasien yang baru terinfeksi.

Saat seseorang terinfeksi virus tertentu, tubuh mulai membuat protein yang dirancang khusus dan disebut antibodi untuk melawan infeksi.

Setelah orang tersebut pulih, antibodi-antibodi ini mengapung dalam darah, khususnya dalam plasma.

Penyutikan  plasma ke pasien lain yang terinfeksi dapat mendukung kemampuan untuk melawan infeksi atau mengurangi keparahan penyakit.

Dokter di China juga berusaha melakukan pengobatan Covid-19 pertama menggunakan plasma yang diberikan dari pasien sembuh, tetapi penelitian baru menghasilkan studi awal.

Baca juga: Maia Estianty Ceritakan Peran Geng Tempe Galang Bantuan untuk Tangani Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi