Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter, Perawat dan Pramugari di India Ditolak Warga Karena Khawatir Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Para dokter, perawat, sopir pengiriman obat dan pekerja garis depan dalam memerangi virus corona di India harus mengalami perlakukan tidak menyenangkan. 

Beberapa disebutkan telah diserang dan diusir dari rumahnya oleh penduduk di India yang panik akan tertular virus corona. 

Beberapa raksasa e-commerce bahkan menghentikan pengiriman sebagian barangnya karena pelecehan yang diterima oleh stafnya dari warga. 

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, perlakuan buruk yang diterima pekerja rumah sakit telah menjadi masalah besar di negaranya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan serangan dan pelecehan petugas datang dari seluruh wilayah India dan mengalami peningkatan sejak berlakunya lockdown di negara itu.

Ditolak pulang

Dalam sebuah kasus, polisi India dituduh memukuli seorang sopir yang membawa obat-obatan.

Semenetara seorang dokter di Kota Surat, Sanjibani Panigrahi menggambarkan bagaimana dia ditolak ketika kembali ke rumah setelah seharian di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19.

Menurut dokter itu, tetangga memblokirnya di pintu masuk gedung apartemennya dan mengancam jika dia tetap terus bekerja.

"Mereka adalah orang yang sering berinteraksi dengan saya. Setiap kali mereka menghadapi masalah, saya telah membantu mereka," kata dokter laki-laki berusia 36 tahun itu kepada AFP.

"Ada rasa takut di antara orang-orang. Aku mengerti. Tapi sepertinya aku tiba-tiba menjadi korban," sambungnya.

Minggu ini, para dokter di semua Institusi Kedokteran India meminta bantuan pemerintah setelah petugas kesehatan diusir dari rumah dan ditolak oleh penduduk yang panik.

"Banyak dokter terdampar di jalanan dengan semua barang bawaan mereka," kata surat itu.

Perdana menteri turun tangan

Menanggapi kondisi itu, PM Modi pun meminta warganya agar berhenti memperlakukan pekerja medis sebagai paria (orang hina).

Menurut Modi, para pekerja medis yang berjuang melawan virus corona itu seperti "dewa".

"Hari ini mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan kita dari kematian dan menempatkan hidupnya dalam bahaya," kata Modi.

Petugas kesehatan bukan satu-satunya kelompok yang menghadapi perlakuan itu, para staf maskapai dan bandara pun banyak mendapat ancaman serta penolakan.

Indigo dan Air India mengutuk ancaman yang diterima oleh para stafnya.

Seorang pramugari Air India mengatakan kepada AFP bahwa tetangganya mengancam akan mengusirnya dari apartemen saat dia pergi ke Amerika Serikat.

"Aku tak bisa tidur malam. Aku takut bahkan jika aku pulang, seseorang akan mendobrak pintu atau memanggil orang untuk mengusirku," katanya.

Diusir

Seorang pramugari lain juga mengaku telah dipaksa keluar dari rumahnya dan sekarang harus tinggal bersama orang tuanya.

"Dengan semua berita palsu di WhatsApp, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ada paranoia yang membuat mereka berperilaku seperti ini," katanya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pilot Komersial India (IPCA) T Praveen Keerthi mengatakan, mereka telah menerima lebih dari 50 keluhan dari awak pesawat.

"Staf maskapai dihentikan ketika memasuki tempat tinggal mereka sendiri oleh penjaga keamanan," katanya.

Pekerja bandara yang terlibat dalam memindahkan pasokan penting juga menghadapi serangan seperti pekerja pengiriman yang membawa obat-obatan dan bahan makanan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi