Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Corona, Bagaimana Singapura dan Korea Selatan Lakukan Karantina?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona di Singapura
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Selain China yang mengunci pusat awal penyebaran virus corona di Hubei pada akhir Januari lalu, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah tiga negara yang sering dibicarakan keberhasilannya dalam menekan penyebaran wabah.

Taiwan bergerak lebih awal dengan melarang penerbangan dari China. Sementara, Singapura juga melarang penerbangan dari China.

Sebelumnya, Singapura merupakan negara yang paling terdampak kondisi ekonominya dengan penyebaran virus corona baru yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 ini.

Semua orang yang terbang ke Singapura wajib menjalani pemeriksaan kesehatan dan karantina, baik untuk urusan bisnis maupun pariwisata.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per Jumat (27/3/2020), Singapura mengonfirmasi 683 kasus dari wabah ini dan hanya dua orang yang dilaporkan meninggal dunia karena komplikasi pernapasan dari Covid-19 ini.

Tingkat kematian Covid-19 di Singapura disebut sebagai yang terbaik, yaitu hanya 0,3 persen.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Tommy Kurniawan Ogah Panic Buying

Apa yang dilakukan Singapura?

Melansir Forbes, Kementerian Kesehatan dan pihak Kepolisian Singapura bekerja sama mengidentifikasi kasus Covid-19 sedini mungkin dan mengarantina individu tersebut beserta anggota keluarganya.

Kementerian Perhubungan dijadikan sebagai titik tunggal untuk seluruh permintaan pasokan medis seperti masker bedah. Sementara itu, Kementerian Komunikasi menyebarkan informasi yang terpusat dan cepat kepada publik melalui papan iklan, TV, dan iklan media sosial.

Kementerian Pendidikan Singapura juga telah siap dengan pendidikan secara online pada waktu seperti ini untuk berjaga-jaga.

Mereka tidak menutup sekolah, tetapi siswa terus diingatkan untuk melakukan social distancing dan diberlakukan pemeriksaan kesehatan secara acak.

Orang-orang pun diizinkan untuk pergi bekerja. Restoran tetap buka, meskipun tidak seramai biasanya.

"Orang-orang dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan social distancing di Singapura," kata Direktur Penyakit Menular di Kementerian Kesehatan Vernon Lee.

Baca juga: Pandemi Corona, Dua Kelompok Remaja Malah Tawuran di Palmerah

Selain itu, Singapura juga melakukan pengujian orang dengan gejala seperti flu.

Orang-orang yang dites positif SARS-CoV-2 di Singapura harus memberikan nama orang-orang yang dekat dengan mereka sehingga orang-orang tersebut juga akan diperiksa.

"Ke mana pun mereka pergi, kami mengikuti dan memeriksa orang-orang yang berhubungan dengan mereka agar mengisolasi diri di rumah," kata Lee sebagaimana dikutip Forbes.

Singapura juga memiliki klinik yang ditunjuk untuk menangani kasus Covid-19, terutama untuk kasus-kasus ringan.

"Setiap orang yang sakit demam harus tinggal di rumah selama lima hari. Kami juga menangguhkan pertemuan massal beberapa bulan lalu. Kami menangguhkan pertemuan keagamaan," tambah Lee. 

Upaya lebih awal melacak klaster penyebaran dan memaksa orang-orang untuk melakukan karantina bekerja dengan efektif di Singapura dan Korea Selatan.

Baca juga: Melihat Cara China Tangani Kasus Corona Berdasarkan Tingkat Keparahan Pasien

Bagaimana dengan Korea Selatan?

Korea Selatan mengetahui penyebaran virus ini karena sebuah kelompok agama yang melakukan perjalanan ke Wuhan telah terinfeksi. 

Pemerintah melacak mereka dan ketua kelompok tersebut pun meminta maaf sehingga pejabat kesehatan dapat mengendalikan dan mencegah penyebaran virus lebih luas. 

Saat melihat jumlah pasien terus meningkat, otoritas kesehatan juga menyiapkan rumah sakit untuk lonjakan yang terjadi.

Tidak seperti Wuhan, Seoul mengadopsi strategi dengan mengombinasikan kampanye peringatan kesehatan masyarakat dengan uji besar-besaran. 

Kerabat dari semua pasien yang terinfeksi pun dilacak dan diuji melalui swab tenggorokan dan hidung.

Setiap orang yang telah melakukan kontak dengan pasien Covid-19 dilacak melalui ponsel.

Baca juga: Prabowo Instruksikan Jajaran Kemenhan Tak Mudik demi Cegah Corona

Pesan teks dikirim ke orang-orang di kode area yang sama, memperingatkan mereka dengan kasus-kasus baru yang terdeteksi di dekat rumah atau pekerjaan mereka.

Model yang digunakan oleh Korea Selatan adalah pendekatan Big Brother invasif dan pendekatan pengujian penyakit, yang lebih mudah diterapkan di pusat penyebaran lokal daripada negara-negara besar dengan hanya beberapa kasus sporadis. 

Kesadaran masyarakat akan penyakit ini mendorong lebih banyak orang diperiksa. Jika mereka dinyatakan positif, tidak berarti mereka sakit, tetapi mereka tetap dilacak dan dikarantina agar tidak menulari orang lain meskipun tanpa gejala.

Korea Selatan melakukan lebih banyak pemeriksaan daripada negara lain, yaitu sekitar 10.000 orang per hari. 

"Langkah yang telah dilakukan di Korea Selatan, Singapura, dan China telah berhasil. Langkah tersebut menunjukkan bahwa mungkin untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus dalam waktu sekitar empat minggu," kata Lee.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Tommy Kurniawan Ogah Panic Buying

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi