Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya di Indonesia, Berikut Dilema Tenaga Medis Kekurangan APD di Tengah Wabah Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Para tenaga medis mulai kekurangan alat pelindungan diri (APD) di tengah peningkatan infeksi virus corona yang masih terus terjadi dan harus segera ditangani. 

Pemerintah di berbagai negara pun mulai melakukan aksi untuk memperoleh lebih banyak APD dan mengirimkannya ke tempat-tempat dan rumah sakit yang terdampak oleh Covid-19. 

Namun, menurut ahli, seharusnya pemerintah telah mempersiapkan hal-hal seperti ini dalam waktu yang lama, tetapi tidak. 

Apa yang terjadi saat ini merupakan dampak dari ketidaksiapan tersebut. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penjual Udang di Pasar Seafood Wuhan Mungkin adalah Pasien Nol Virus Corona

Kurangnya APD di berbagai negara

Para pekerja kesehatan di negara-negara di dunia berhak mendapatkan perlindungan yang sama.

Melansir Business Insider, pada 24 Maret lalu, pihak rumah sakit di California telah memanfaatkan jasa penjahit dan dokter di New York menggunakan kembali masker yang telah digunakan karena kekurangan masker N95.

Petugas kesehatan AS juga telah menyuarakan masalah ini di media sosial dengan tagar #GetMePPE. Kampanye ini dilakukan untuk memohon kepada anggota kongres dan wakil presiden agar memberikan APD yang mereka butuhkan.

Di Inggris, dokter mengancam berhenti jika mereka tidak diberikan peralatan perlindungan yang efektif.

"Semakin lama epidemi ini berlangsung, jika dokter merasa ada kekurangan APD, maka beberapa dokter mungkin merasa mereka tidak punya pilihan selain meninggalkan profesi yang mereka cintai," kata Ketua Asosiasi Dokter Inggris Dr Rinesh Parmar sebagaimana dikutip The Guardian.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Tahlilan 40 Hari Meninggalnya Ashraf Sinclair Ditiadakan

Bukan hanya masalah tenaga medis

Para ahli menyebut perlunya dilakukan upaya untuk mendatarkan kurva, yaitu melalui social distancing, pengujian, penelusuran kontak, dan tindakan perlindungan lain untuk mencegah terjadinya kebanjiran kasus.

Kurangnya APD membuat tujuan tersebut menjadi sulit tercapai, yaitu jika dokter dan perawat turut sakit. 

Terlepas dari upaya pemerintah yang mulai dilakukan, para ahli dan profesional medis menyebut bahwa kekurangan APD masih jauh dari penyelesaian. 

MelansirVOX, beberapa rumah sakit bahkan tidak menerima pasien Covid-19 dengan kondisi sangat parah karena takut. Sebab, harus dilakukan prosedur yang intensif dan kontak dekat sehingga tanpa APD yang memadai, petugas kesehatan dapat terinfeksi virus.

Masalah kekurangan APD adalah tentang permintaan dan penawaran. Pasalnya, sebelum wabah virus corona, China membuat setengah dari pasokan masker wajah dunia.

Saat wabah terjadi, China pun mulai menyimpan pasokan masker dan menggunakannya sendiri. Saat pandemi semakin menyebar, negara yang memiliki pasokan medis juga menyimpannya. 

Baca juga: Donat Dr. Fauci, Rakyat AS Apresiasi Dr. Anthony Fauci Terkait Fakta Obat Virus Corona

Bahkan, ada beberapa negara seperti Jerman yang melarang ekspor APD. 

Dalam perkembangannya, masyarakat yang semakin takut terinfeksi Covid-19 pun mulai membeli lebih banyak APD yang tersedia sehingga pasokan pun semakin berkurang. 

Untuk mengurangi permintaan publik terhadap APD seperti masker, para pejabat kesehatan dan ahli pun menyebut bahwa masker wajah tidak akan membantu menghindari infeksi. 

Namun, ada sejumlah bukti yang menyebut bahwa masker tetap membantu menghindari infeksi, terutama jika berinteraksi dengan orang yang terinfeksi tanpa gejala. 

Permintaan tenaga kesehaatan atas masker yang lebih banyak juga memicu ketidakpercayaan publik atas pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya sehingga orang-orang tetap membeli masker. 

Konsekuensinya, kekurangan APD tidak hanya mengancam para tenaga kesehatan, tetapi menempatkan masyarakat umum terhadap risiko yang seirus. 

Sebab, tenaga kesehatan adalah pihak yang diandalkan dalam penyelamatan dari wabah ini. Jika petugas kesehatan sakit dan tidak mampu merawat orang, lebih banyak pasien yang kemungkinan akan sakit dan tidak dapat diselamatkan.

Baca juga: Selama Isolasi di Rumah, Perbanyak Ngobrol di Telepon

Respons WHO

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesusthe mengatakan, kekurangan alat pelindung diri (APD) di dunia menjadi ancaman paling mendesak dalam kemampuan kolektif untuk menangani penyakit Covid-19.

Hal tersebut menjadi salah satu bahasan dalam pertemuannya dengan 50 Kementerian Kesehatan dari negara-negara di dunia, termasuk China dan Singapura pada Jumat (27/3/2020). 

Beberapa tema muncul dan dibahas terkait dengan pengendalian virus seperti perlunya deteksi dini dan isolasi dari kasus yang dikonfirmasi, kebutuhan identifikasi, penelusuran, hingga membangun kepercayaan masyarakat. 

Menurut Tedros, permasalahan ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya kerjasama dan solidaritas internasional. 

Baca juga: 10 Fim Rekomendasi Film Netflix untuk Menemani Social Distancing Anda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi