Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hand Sanitizer hingga Direkomendasikan WHO dan CDC

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ELIZAVETA GALITCKAIA
Ilustrasi seseorang mengaplikasikan hand sanitizer.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hand sanitizer menjadi salah satu barang yang paling diburu saat pandemi virus corona seperti saat ini.

Ketika H5N1 mewabah beberapa tahun lalu, hal yang sama juga terjadi.

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, hand sanitizer dapat membantu mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Jika sabun dan air tidak tersedia, CDC merekomendasikan penggunaan pembersih tangan atau hand sanitizer yang mengandung minimal 60 persen alkohol.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian besar pembersih tangan mengandung 60 persen hingga 95 persen isopropil atau etil alkohol yang dicampur dengan air dan gel (seperti glikol dan gliserin) untuk mencegah kulit penggunanya menjadi kering.

Hand sanitizer yang dijual di pasaran berbentuk gel atau cairan semprot.

Baca juga: Cegah Corona, Cuci Tangan dengan Sabun Lebih Baik dari Hand Sanitizer

Bagaimana sejarah hand sanitizer? Sejak kapan dipercaya dapat membunuh kuman, bakteri, dan virus?

Beberapa versi sejarah hand sanitizer

Melansir CNBC (27/3/2020), alkohol telah digunakan sebagai antiseptik sejak akhir 1800-an.

Akan tetapi, asal-usul yang tepat mengenai hand sanitizer masih diperdebatkan.

Salah satu versi menyebutkan, penggunaan pertama hand sanitizer pada 1966.

Saat itu, seorang mahasiswa keperawatan di Bakersfield, California, Lupe Hernandez, menggabungkan alkohol dan gel.

Campuran itu digunakan para dokter sebelum merawat pasien ketika mereka tidak dapat mencuci tangan dengan sabun.

Akan tetapi, penelusuran yang baru-baru ini dilakukan oleh sejarawan Lembaga Smithsonian, Joyce Bedi, tidak menemukan jejak hand sanitizer buatan Hernandez karena tidak dipatenkan.

Selain itu, ada Sterillium yang menurut perusahaan Jerman Hartmann adalah “desinfektan tangan berbasis alkohol pertama di dunia” dengan gliserin dan alkohol 75 persen.

Ada juga yang menemukan hand sanitizer untuk pekerja pabrik karet yang dikembangkan pasangan Goldie dan Jerry Lippman pada 1946.

Produk yang disebut Gojo itu dibuat dari campuran petroleum jelly, minyak mineral, dan kurang dari 5 persen alkohol.

Awalnya, digunakan oleh pekerja pabrik karet untuk menghilangkan grafit dan karbon hitam dari tangan mereka.

Sebelumnya, mereka menggunakan bahan kimia keras seperti minyak tanah dan benzena.

Gojo terus dijual sebagai pembersih industri selama beberapa dekade. Pada 1988, perusahaan menemukan gel tangan Purell.

Bahan utama Purell terdiri dari 70 persen etil alkohol, sisanya propilen glikol.

Gojo tidak merilis Purell ke pasar konsumen hingga 1977. Saat ini, Purell merupakan hand sanitizer terlaris di Amerika.

Pada 1977 pula, Vi-Jon Industries mengikuti jejak Gojo dengan memperkenalkan GermX yang sekarang merupakan hand sanitizer terlaris kedua di Amerika setelah Purell.

Baca juga: Jangan di Dekat Api, Perhatikan Beberapa Hal Ini Saat Gunakan Hand Sanitizer

Rekomendasi CDC

Hand sanitizer mulai direkomendasikan oleh Centers for Disease Control (CDC) pada 2002.

Saat itu CDC menyebutkan, "Alcohol-based hand rubs take less time to use than traditional hand washing (pembersih tangan berbasis alkohol membutuhkan lebih sedikit waktu daripada pembersih tangan tradisional)."

CDC berpandangan, hand sanitizer petugas medis di ICU bisa menghemat waktu 1 jam dari shift 8 jam kerja di rumah sakit.

Selanjutnya, hand sanitizer mulai diterapkan luas di rumah sakit seluruh dunia.

World Health Organization (WHO) mengikuti jejak CDC pada 2009.

Hand sanitizer dimasukkan dalam pedoman WHO oleh ahli epidemologi dan penyakit menular Swiss Dr. Didier Pittet.

Melalui pedoman itu, WHO merekomendasikan penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol di kalangan profesional, terutama yang ada di negara miskin sumber daya dengan akses terbatas pada air bersih.

Sementara itu, meskipun petugas medis telah mendapatkan manfaat dari pembersih tangan berbasis alkohol selama 2 dekade terakhir, mereka tetap bersikeras cuci tangan dengan sabun adalah yang terbaik.

Untuk menghindari kuman adalah dengan mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air.

Baca juga: Bagaimana Sabun, Hand Sanitizer, dan Air Hangat Mampu Melawan Covid-19?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membuat Hand Sanitizer Versi WHO

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi