Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Turunkan Risiko Terinfeksi Virus Corona? Ini Cara Jaga Kualitas Udara di Ruangan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Tingkat risiko infeksi virus corona Covid-19 dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik kondisi diri maupun lingkungannya. 

Salah satu faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko adalah menghirup polusi udara.

Melansir New York Times, ada dua alasan. Pertama, polusi udara dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit pernapasan seperti asma dan penyakit-penyakit lain yang membuat seseorang lebih rentan terhadap paparan virus corona. 

Kedua, paparan polusi udara diketahui dapat meningkatkan kemungkinan tertular virus terlepas dari riwayat kesehatan seseorang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Meningkatnya polusi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi," kata juru bicara American Lung Association Dr Meredith McCormack.

Baca juga: Ramai soal Pengusiran ODP, Bagaimana Seharusnya Memperlakukan ODP dan PDP di Sekitar Kita?

Menurut Meredith, kondisinya akan sama, bagi seseorang yang terpapar polusi udara akan mengalami kondisi yang lebih buruk saat terinfeksi virus corona.

Untuk seseorang yang hidup dengan paparan polusi setiap harinya, kerusakan terjadi pada sistem pernapasan dan sistem kekebalan.

Saat ini, lebih banyak orang yang tinggal di rumah sehingga kualitas udara di dalam ruangan sangat penting.

Namun, bagaimana cara menjaga paru-paru dan kualitas udara di dalam ruangan?

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Korea Utara Masih Lakukan Uji Coba Rudal

1. Menghindari asap rokok

Dr Meredith yang merawat pasien dengan Covid-19 menekankan pentingnya menghindari asap rokok di dalam ruangan. 

"Jika Anda merokok, cobalah untuk berhenti. Jika tidak bisa berhenti, lakukan apapun untuk menghindarkan paparan rokok anda ke orang lain. Berlaku juga untuk vape," kata Dr Meredith.

2. Ventilasi yang baik

Memasak tanpa adanya ventilasi yang baik juga dapat meningkatkan polusi udara di ruangan. Nitrogen dioksida dari kompor gas dikenal sebagai zat yang dapat mengiritasi pernapasan.

Anda harus menyalakan kap ventilasi di atas kompor dan membuka jendela jika bisa.

Baca juga: Aiptu Edi Mujais, Polisi yang Gendong Pengeras Suara dan Beri Penyuluhan Bahaya Corona Gugur karena Kecelakaan

3. Alergen

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan alergen atau zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

"Jika Anda mencium bau apek di sekitar rumah, Anda harus memeriksanya. Misalnya, jamur dapat memperburuk asma. Untuk itu, mungkin sudah waktunya untuk mengatasi masalah kerusakan air," kata Dr Meredith.

Selain itu, memeriksa hama di rumah seperti tikus dan kecoa juga penting dilakukan. Keduanya juga memicu asma.

Dr Meredith menyarankan untuk mengisi celah-celah di rumah yang mungkin menjadi tempat tinggal hewan-hewan ini dan menyimpan makanan dengan benar.

4. Menggunakan obat perawatan

Jika Anda memiliki gangguan pernapasan, jangan lupa menggunakan obat perawatan seperti inhaler untuk penderita asma.

"Ingat untuk menggunakan obat-obat ini meskipun sulit dilakukan dalam rutinitas yang berubah. Tetapi, ini adalah langkah penting untuk melindungi diri Anda di kondisi seperti ini," tambah Dr Meredith.

Polusi di dalam ruangan dapat dikendalikan oleh penghuni ruangan tersebut.

"Selain sumber risiko, ini adalah sumber peluang. Ini adalah saat yang tepat untuk mengubah kebiasaan," pungkas Dr Meredith.

Baca juga: Jenazah Pasien PDP Covid-19 yang Ditolak Warga Akhirnya Dimakamkan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi