Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Cara Dekontaminasi Masker N95 sehingga Dapat Digunakan Kembali

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Masker N95
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Petugas medis sangat membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) saat menangani pasien virus corona.

APD ini sangat penting untuk melindungi para tenaga medis, yang melakukan kontak dekat dengan pasien, agar terhindar dari penularan virus corona.

Virus corona dapat menular melalui droplet atau tetesan pernapasan.

Salah satu APD yang digunakan para petugas medis adalah masker N95.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC merekomendasikan agar dokter membuang masker yang digunakannya setelah bertemu dengan pasien atau ketika respirator tidak membentuk segel yang efektif untuk menutup mulut dan hidung.

Akan tetapi, persediaan masker N95 di seluruh dunia berkurang seiring wabah virus corona.

Ada yang menggunakannya untuk kedua kali dan seterusnya. Hal ini dianggap mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri.

Merespons keterbatasan masker N95, para peneliti membuat terobosan dengan mencari metode untuk membersihkan masker N95 sehingga bisa digunakan berulang kali.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Dinkes DKI Sebut Tak Perlu Pakai Masker N95

Dekontaminasi masker N95

Melansir CNN, Jumat (27/3/2020), para peneliti Universitas Duke telah mengembangkan metode untuk membersihkan masker N95 sehingga dapat digunakan kembali dengan aman.

Langkah tersebut disebut dekontaminasi.

Dekontaminasi adalah menghilangkan kotoran dan mikroorganisme patogen dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya.

Tujuannya, mencegah penularan infeksi melalui alat kesehatan suatu permukaan benda.

Ini merupakan langkah awal dalam pengelolaan alat kesehatan bekas pakai atau pengelolaan pencemaran lingkungan.

Tim di Laboratorium Biocontainment Regional Duke telah mendekontaminasi ratusan respirator N95 tanpa merusaknya sehingga bisa dipakai kembali beberapa kali.

Mereka menggunakan hidrogen peroksida yang diuapkan. Dengan cara ini, para peneliti dapat membunuh kontaminan mikroba yang menempel pada masker setelah dipakai.

Direktur Emeritus Kantor Duke Occupational & Environmental Safety Wayne Thomann mengatakan, cara yang digunakan ini sebenarny adalah metode yang telah digunakan untuk mendekontaminasi peralatan selama beberapa dekade.

Akan tetapi, mereka tidak pernah berpikir akan membutuhkannya untuk mendekontaminasi masker.

Baca juga: Mengenal N95, Masker yang Dinilai Efektif Lindungi dari Paparan Kabut Asap

Cara melakukan dekontaminasi masker N95

Dekontaminasi membutuhkan peralatan khusus di fasilitas tertutup saat menggunakan hidrogen peroksida.

Tim peneliti Universitas Duke dapat membersihkan hingga 500 masker dalam sekali dekontaminasi. Masing-masing butuh waktu lebih dari 4 jam.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa respirator (alat bantu pernapasan) dapat didekontaminasi dan dipakai kembali antara 30 hingga 50 kali.

Thomann dan kru laboratorium biocontainment masih mengevaluasi seberapa sering masker N95 hasil dekontaminasi dapat digunakan kembali.

Tim tersebut juga mendistribusikan masker tersebut. Namun, sebelumnya mereka memeriksanya hingga akhirnya digunakan dengan baik.

Selain itu, mereka juga mengunggah protokol dekontaminasi mereka sehingga rumah sakit lain dapat mengikuti jejak mereka.

Protokol dekontaminasi dapat diakses di laman: Protokol Dekontaminasi Masker.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografis: Perlukah Penggunaan Masker?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi