Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Pimpin Pengembangan Rapid Test Lokal Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Rapid tes covid-19
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan mandat dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjadi koordinator percepatan pengembangan produk dalam negeri guna mengatasi wabah Covid-19.

Produk yang menjadi fokus utama dari mandat tersebut adalah pembuatan Rapid Diagnostic Test (RDT Kit) yang khusus dirancang untuk warga Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hammam Riza mengatakan, pihaknya siap mengerahkan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19).

“TFRIC19 tengah berupaya mengembangkan kit Deteksi Corona buatan lokal,” kata dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, adanya produk buatan luar negeri saat ini menjadi tantangan bagi peneliti dan perekayasa dalam negeri untuk bisa segera menghasilkan produk Kit Deteksi Covid-19 buatan lokal.

Baca juga: Kondisi Membaik, Hasil Spesimen Pertama dari 2 Pasien Covid-19 di Merauke Negatif

Hammam mengatakan, beberapa produk Kit Deteksi Corona virus dari luar negeri yang akan digunakan untuk melakukan percepatan skrining pada PDP dan ODP, merupakan salah satu subtansi yang memang tengah menjadi perhatian serius TFRIC19.

Menurut dia, teknologi clearing diperlukan untuk memastikan produk kit deteksi virus corona dari luar negeri tersebut untuk memastikan apakah memenuhi persyaratan dan sesuai kondisi wabah di Indonesia.

“Kit deteksi virus corona buatan luar perlu dipastikan apa sesuai dengan kondisi wabah di tempat kita (Indonesia),” ujar Hammam.

Baca juga: 180 Kamar Rusunawa Rejosari Jadi Tempat Karantina TKI Malaysia

Gunakan sampel orang Indonesia positif Covid-19

Adapun terkait upaya pengembangan test kit rencananya akan menggunakan strain virus berasal dari orang Indonesia yang terdeteksi Covid-19 dengan status penyebarannya transmisi lokal.

Menurutnya RDT kit yang dikembangkan secara lokal sangat penting karena menggunakan sampel-sampel penderita di dalam negeri.

“Virus cenderung cepat bermutasi, hasil mutasi berbeda-beda di setiap negara. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam pengembangan RDT Kit. Selain cepat, RDT Kit juga harus sesuai, sensitif dan spesifik,” ucap dia.

Karena itulah ia menyampaikan, rencana aksi pengembangan Kit Deteksi Covid-19 menjadi prioritas pertama untuk segera dilaksanakan.

Baca juga: Kemendes Sebut Dana Desa Bisa Digunakan untuk Bikin Hand Sanitizer dan Disinfektan

“Non PCR Diagnostic Test yang akan dikembangkan yaitu Rapid Diagnostic Test berbasis antibodi IgG/IgM (late detection) dan Rapid Diagnostic Test berbasis antigen (early detection), keduanya dikembangkan menggunakan virus yang ada di Indonesia” ungkap Hammam.

“Kami kembangkan kit ini dalam bentuk Dip Stick dan Micro-chip” ujarnya.

Hammam menyebut saat ini TRFIC19 telah melakukan akselerasi dalam memperkuat laboratorium uji dalam kapasitasnya melakukan analisis gold standar PCR berdasarkan data kondisi virus di Indonesia saat ini.

Nantinya juga akan dilengkapi dengan Whole Genome Sequencing untuk keperluan pembuatan vaksin, deteksi dan epidemiologi COVID-19 Indonesia.

TFRIC19 terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, sebagai koordinator adalah BPPT, dan mendapatkan dukungan dari perwakilan Institusi Litbang (LIPI, Badan Litbang Kesehatan, Lembaga Biologi Molekular Eijkman).

Baca juga: Wali Kota Tasikmalaya Bentuk Tim Covid-19 Tingkat RW dan Alihkan Dana Rp 1 M Per Kelurahan untuk Tangani Corona

Selain itu, sejumlah perguruan tinggi juga terlibat di antaranya ITB, UGM, UNAIR, YARSI, UNHAN, Unika Atma Jaya, UNDIP, UNTAG Surabaya, dan Universitas Islam Bandung). 

Sementara dari sektor industri yang terlibat adalah PT Biofarma dan PT Hepatika Mataram. Lalu, terdapat rumah sakit yakni rumah sakit FKUI, RSCM, RSUD Tangerang, dan RSUD Koja.

Asosiasi Profesi (PB IDI, PAPDI, IAIS, APIC, Asosiasi Bio Resiko, Asosiasi Biosafety Indonesia, World Bio Haztec).

Serta start-up Nusantara Genetics dan Healtech.id.

TFRIC19 juga melibatkan pendanaan dari berbagai pemangku kepentingan antara lain melalui East Ventures, dan asosiasi seperti Indonesia AI Society, IA-ITB, Kagama, IABIE, IATI, KADIN serta masyarakat luas dalam penggalangan dana.

Penggalangan dana ini dibutuhkan untuk kebutuhan scale up production melengkapi dana APBN pemerintah yang bersumber dari Kementerian Ristek/BRIN, Litbangkes, BPPT, Eijkman, dan lainnya.

Baca juga: Jalan Utama di Balikpapan Ditutup, Warga Dipastikan Masih Bisa Belanja Kebutuhan Pokok

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi