Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Hirup Uap Panas Bisa Matikan Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar unggahan soal terapi uap yang disebut bisa bunuh virus
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Terapi menghirup uap air panas sebagaimana tersebar di media sosial dipastikan tidak benar dapat membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.

Sebelumnya, akun Facebook Dhiajeng Lestari mengunggah informasi manfaat terapi uap air panas yang disebut bisa membunuh virus yang sudah menempel di dalam tubuh.

Dalam unggahannya, pemilik akun mengunggah sebuah gambar kolase yang menunjukkan seorang laki-laki tua menempelkan wajahnya ke dalam wadah seperti toples yang berisi air panas.

Dia menyebut jika dalam posisi tersebut seseorang mengambil nafas dalam-dalam melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut, maka virus yang ada di rongga sinus dapat terbunuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan alasan uap panas yang terhirup, dikatakan virus akan mati jika terpapar suhu 50-52 derajat.

Berikut ini narasi lengkap yang dituliskan pengunggah:

Beaker Glass (Vol 2L) diisi air panas 90C sebanyak 800-900ml, terus kepala kita posisikan spt pada foto, hirup n afas panjang dg hidung, hembuskan dgn mulut. Lakukan selama 5 menit. Itu terapi mematikan virus yg mungkin sdh nempel di rongga sinus. Virus akan mati kena suhu 50-52C dalam dua menit.
Hirup dengan hidung, keluarkan lewat mulut. Jadi uap panasnya masuk ke ringga hidung dan rongga mulut.

 

Hingga Selasa (31/3/2020) sore, unggahan yang dibuat pada Jumat (27/3/2020) itu sudah dibagikan sebanyak hampir 300 kali.

Baca juga: Virus Corona: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Kapan Harus Segera ke Dokter

Penjelasan

Namun demikian, informasi yang disampaikan dalam unggahan itu dibantah oleh dokter spesialis paru dr. Eva Sri Diana, SpP.

"Wah jangan percaya ini. Ini terapi tradisional untuk pasien sinusitis," jawab Eva saat dihubungi Selasa (31/3/2020) sore.

Eva menjelaskan terapi semacam itu tidak bisa membunuh virus, karena virus hanya bisa dibunuh menggunakan ativirus dibantu dengan kekuatan imun tubuh.

"Virus hanya mati dengan antivirus dibantu dengan imun tubuh terutama," ujar dia.

Namun, saat ini memang belum ditemukan antivirus, obat, atau vaksin untuk virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. 

Proses panjang untuk menemukan sebuah vaksin disebutkan Eva membutuhkan penelitian ilmiah yang mendasar.

"Setiap terapi atau tindakan pengobatan untuk sebuah penyakit tidak bisa berdasar seremonial atau pendapat seseorang. Harus melalui penelitian yang berbasis Evidence Based Medicine (EBM) yang dilakukan multisenter di seluruh dunia," jelas Eva.

Baca juga: WHO Sebut Perokok Miliki Risiko Lebih Tinggi Tertular Covid-19, Berikut Penjelasannya...

Karena itu, hingga hari ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mengakui satu vaksin pun yang bisa menyembuhkan Covid-19, meski sejumlah perusahaan dan peneliti mengaku telah menemukannya dan berhasil menerapkannya pada pasien.

"Sekarang WHO sedang meneliti 4 obat di 10 negara untuk terapi Covid-19," sebut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi