Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Upaya Rumah Sakit di Eropa Saat Menangani Virus Corona...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/PAOLO MIRANDA
Sekelompok perawat yang mengenakan pakaian pelindung diri, berpose bersama sebelum bekerja untuk shift malam mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penyebaran wabah virus corona semakin masif dan menjadi perhatian dunia.

Saat semakin banyak rumah sakit di Eropa yang tertekuk di bawah tekanan puluhan ribu pasien virus corona, krisis ini mengungkap bahwa sistem kesehatan terbaik di dunia sangat kurang diperlengkapi untuk menangani pandemi.

Dilansir dari SCMP, para ahli wabah mengatakan, sistem rumah sakit pusat Eropa tengah berada di kondisi kurangnya pengalaman mengatasi epidemi dan kepuasan awal yang sebagian disalahkan atas kesedihan pandemi di seluruh dunia.

"Jika Anda menderita kanker, Anda ingin berada di rumah sakit di Eropa," ujar Kepala Operasi Covid-19 untuk Medecins Sans Frontiers di Belgia, Brice de le Vingne.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tapi, Eropa belum memiliki wabah besar dalam lebih dari 100 tahun, dan sekarang mereka tidak tahu harus berbuat apa," lanjut dia.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 1 April: 854.608 Kasus di 201 Negara, 176.908 Sembuh

Peringatan WHO

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat memperingatkan negara-negara karena menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk menghentikan virus.

Kesempatan yang dimaksud yakni negara-negara seharusnya bereaksi lebih agresif sejak dua bulan lalu, termasuk menerapkan pengujian yang lebih luas dan tindakan pengawasan yang lebih kuat.

Sementara itu, Brice dan lainnya mengatakan, pendekatan Eropa untuk memberantas virus corona jenis baru ini pada awalnya terlalu lemah dan sangat kurang dalam dasar-dasar epidemiologi.

Adapun salah satu dasar epidemiologi yang dimaksud, seperti pelacakan kontak.

Dengan pelacakan kontak, pemerintah dapat melacak orang-orang yang telah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi virus untuk memantau bagaimana dan di mana virus tersebut menyebar.

Baca juga: Kunci Mengapa Angka Kematian akibat Virus Corona di Jerman Rendah

Penanganan korban

Setelah virus SARS-CoV-2 muncul pada Desember 2019 lalu, China mengirim tim yang terdiri dari sekitar 9.000 petugas kesehatan untuk mengejar ribuan kontak potensial di Wuhan, China setiap harinya.

Tetapi, di Italia, pejabat dalam beberapa kasus menyerahkan pasien yang sakit untuk memberi tahu kontak potensial mereka bahwa mereka telah dites positif dan mereka memeriksa pasien hanya dengan percakapan di telepon saja.

Spanyol dan Inggris sama-sama menolak mengatakan berapa banyak petugas kesehatan yang melakukan pelacakan kontak atau berapa banyak kontak yang diidentifikasi pada tahap apa pun dalam wabah tersebut.

"Sebenarnya, kami benar-benar hebat dalam melacak kontak di Inggris, tetapi masalahnya adalah kami tidak cukup melakukannya," ujar dokter spesialis penyakit menular di University of Exeter, dr Bharat Pankhania.

Baca juga: Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona

Sementara itu, ketika kasus-kasus mulai meningkat dengan cepat di inggris pada awal Maret, Pankhania dan lainnya dengan putus asa memohon agar pusat-pusat panggilan diubah menjadi hubungan pelacakan kontak.

Dan hal itu tidak pernah terjadi.

Pankhania menambahkan, sementara ini Inggris memiliki keahlian yang signifikan dalam merawat pasien perawatan kritis dengan masalah pernapasan, seperti pneumonia yang parah, ada yang kekurangan tempat tidur guna mengatasi lonjakan pasien secara eksponensial selama pandemi.

"Kami sudah berjalan dengan kapasitas penuh, dan di atas itu, kami memiliki kedatangan virus corona di saat kami sepenuhnnya stres dan tidak ada pemberian dalam sistem," ujarnya dalam mencatat pengurangan kapaasitas tempat tidur dalam Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Baca juga: Soal Cairan Disinfektan, dari Penggunaan Bilik, Lama Penyemprotan hingga Bahayanya...

Pengalaman sedikit

Di tempat lain, fakta bahwa pekerja perawat kesehatan dan sistem rumah sakit memiliki sedikit pengalaman dengan penjatahan perawatan karena rumah sakit Eropa pada umumnya memiliki sumber daya yang begitu baik di mana sekarang terbukti bermasalah.

"Bagian dari masalah adalah, dokter Italia menjadi sangat tertekan untuk membuat keputusan tentang pasien mana yang bisa mendapatkan tempat tidur ICU karena biasanya tenaga medis bisa mendorong mereka," ujar seseorang yang telah mempelajari sistem kesehatan di seluruh Eropa, Robert Dingwall, dari Nottingham Trent University.

"Tidak memiliki pengalaman triase untuk melakukan itu dalam situasi pandemi sangat luar biasa," lanjutnya.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Penerima bantuan darurat

Dalam penyimpangan dari peran normal mereka sebagai donor yang mendanai respons wabah di negara-negara miskin, negara-negara termasuk Italia, Perancis, dan Spanyol semuanya sekarang berada di ujung penerima bantuan darurat.

Tetapi dr Chiara Lepora, yang mengepalai upaya Medecins Sans Frontieres di pusat hotspot Lodi di Italia utara, mengatakan, pandemi itu telah mengungkapkan beberapa masalah kritis di negara-negara maju.

"Wabah tidak bisa diperangi di rumah saki. Rumah sakit hanya bisa menangani konsekuensinya," kata dia.

Beberapa ahli wabah mengatakan negara-negara Eropa salah perhitungan kemampuan mereka untuk menghentikan virus corona baru.

"Tetapi saya pikir fakta bahwa ini adalah penyakit baru dan kecepatan perpindahannya mengejutkan semua orang," kata dr. Stacey Mearns dari Komite Penyelamatan Internasional.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Baca juga: Virus Corona, Korea Selatan, dan Bantuan Rp 13 Juta untuk Warganya...

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi